BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Reksadana Campuran Ini Melonjak Terdongkrak Saham ADRO dan UNTR

Bareksa13 Januari 2020
Tags:
Reksadana Campuran Ini Melonjak Terdongkrak Saham ADRO dan UNTR
Kapal Tongkang pembawa batu bara melintasi aliran Sungai Batanghari di Muarojambi, Jambi, Jumat (8/6). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Harga komoditas batu bara kontrak ICE Newcastle pada Jumat (09/01/2020) melesat hingga 6,18 persen secara mingguan

Bareksa.com - Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang terjadi sepanjang pekan lalu cukup membuat beberapa harga komoditas bergejolak.

Rata-rata harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO), batu bara dan emas mengalami kenaikan, hanya minyak mentah (crude oil) yang tertekan karena mengimbangi kenaikan tinggi pada minggu lalu.

Seperti diketahui Iran melakukan serangan balasan atas terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani, Iran melakukan tembakan peluru kendali (rudal) ke Bandara Ain al-Asad yang menjadi salah satu basis tentara AS di Irak pada Rabu pagi (08/01/2020).

Promo Terbaru di Bareksa

Ketegangan itu akhirnya mereda pada setelah Trump mengatakan lebih memilih pendekatan secara ekonomi dari pada militer pada Rabu (08/01/2020) waktu AS. Ia juga mengatakan "Segera menjatuhkan sanksi hukuman ekonomi tambahan pada rezim Iran."

Trump juga terbuka untuk melakukan negosiasi dengan Iran. "Kita semua harus bekerja sama untuk membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai," ucap Trump.

Harga Batu Bara Melesat

Mengutip barchart, Harga komoditas batu bara kontrak ICE Newcastle pada Jumat (09/01/2020) melesat hingga 6,18 persen secara mingguan ke level US$75,60 per ton dibandingkan dengan posisi Jumat pekan sebelumnya di level US$71,2. Kenaikan harga batu bara didorong penipisan stok batu bara di pelabuhan maupun unit pembangkit listrik di China.

Illustration
Sumber: Barchart

Berdasarkan data Refinitiv, persediaan batu bara di pelabuhan utama China bagian utara yaitu Caofeidian, Qinhuagndao dan Jingtang berada di posisi 15,41 juta ton per 3 Januari 2020. Jumlah itu jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu 16,57 juta ton.

Seiring peningkatan aktivitas industri manufaktur di China, konsumsi batu bara berpotensi naik di saat persediaan batu bara China mulai menipis. Data Industrial Production China November 2019 mampu 6,2 persen (yoy), jauh melebihi konsensus analis yang meramal kenaikan hanya 5 persen.

Indeks Sektor Pertambangan Ikut Terdorong

Lonjakan harga batu bara sepanjang pekan lalu, turut berdampak positif terhadap saham-saham dalam sektor pertambangangan, khususnya batu bara. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor pertambangan melesat 2,3 persen sepanjang pekan lalu.

Capaian tersebut menjadikan indeks sektor pertambangan menjadi satu dari dua indeks saham yang mencatatkan kinerja positif pada pekan lalu, di samping indeks sektor konsumer yang menguat 0,98 persen, sementara di saat yang sama IHSG terkoreksi 0,77 persen.

Reksadana Campuran Ini Punya Saham Pertambangan

Kenaikan saham-saham dalam sektor tambang, turut mendorong reksadana yang memiliki saham tersebut dalam portofolionya. Berdasarkan data reksadana campuran yang dijual di Bareksa, Setiabudi Dana Campuran menjadi reksadana campuran dengan imbal hasil (return) tertinggi sepanjang pekan lalu yang mencapai 1,3 persen.

Illustration
Sumber: Bareksa

Reksadana campuran yang dikelola oleh PT Setiabudi Investment Management ini, hingga Desember 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp29,3 miliar.

Mengacu pada fund fact sheet per November 2019, Setiabudi Dana Campuran tercatat memiliki salah satu saham dalam sektor pertambangan yakni saham ADRO yang melesat 5,8 persen sepanjang pekan lalu. Selain itu, reksadana tersebut juga memiliki saham UNTR yang menguat 4,58 persen dalam periode yang sama.

Setiabudi Dana Campuran bertujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang optimal dalam jangka menengah panjang dengan peningkatan modal dan penghasilan melalui investasi kedalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang serta dapat berinvestasi pada instrumen pasar uang dengan berpegang pada proses investasi yang sistematis dan memperhatikan risiko investasi.

Sebagai informasi, reksadana yang diluncurkan sejak 25 September 2017 ini, dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp1 juta.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua