BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Tren Suku Bunga Rendah, Reksadana Saham Potensi Cerah

Hanum Kusuma Dewi18 Maret 2021
Tags:
Tren Suku Bunga Rendah, Reksadana Saham Potensi Cerah
Ilustrasi kinerja investasi reksadana saham obligasi sukuk yang ditampilkan dengan grafik panah naik dan turun

Secara historis, rendahnya suku bunga membuat valuasi indeks saham relatif tinggi

Bareksa.com - Bank Indonesia dalam rapat Dewan Gubernur 17-18 Maret 2021, menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) di level 3,5 persen, terendah sepanjang sejarah. Tren suku bunga rendah secara global secara historis bisa menjadikan valuasi pasar saham relatif tinggi, dan mendorong reksadana saham.

Syailendra Capital dalam Market Insight 16 Maret 2021 memandang bahwa tahun 2021 merupakan kembalinya ke era suku bunga rendah, seperti yang pernah terjadi pasca krisis keuangan global (global financial crisis/GFC). Menurut Syailendra, rendahnya tingkat suku bunga secara global mengakibatkan valuasi indeks saham bertahan di level yang relatif tinggi. Hal ini terlihat dari tren rasio harga terhadap laba (PE Ratio) S&P 500 dan suku bunga Fed Rate sepanjang 2008.

Pasca krisis keuangan global, Indonesia mengalami manfaat dari penguatan rupiah yang terlihat di tahun 2009-2010. Saat itu, rupiah menguat dari Rp12.000 ke Rp8.000 per dolar di akhir 2012. Saat rupiah menguat, valuasi Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) terlihat melonjak.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut data historis di 2008-2010 yang memiliki beberapa faktor yang sama (suku bunga rendah, likuiditas melimpah), indeks IHSG, LQ45 dan harga emas mengalami apresiasi di tahun 2009-2010. Pergerakan ini juga dibantu dengan pemulihan ekonomi setelah GFC.

"Berdasarkan data-data tersebut, terdapat kemungkinan bahwa yang terjadi pada saat post-GFC (2009-2010) dapat terulang kembali mengingat kebijakan pemerintah relatif sama antara kasus pada global financial crisis dan covid-19 crisis," tulis Syailendra.

Illustration

Sementara itu, aset emas juga terdorong oleh era suku bunga rendah pasca krisis keuangan global. Hal ini bisa dilihat dari imbal hasil tahunan aset emas dan IHSG pasca GFC. Setelah mencetak imbal hasil negatif 50 persen pada 2008, IHSG naik 87 persen pada 2009 dan naik 46 persen pada 2010. Adapun emas yang naik hanya 4 persen di 2008, bisa melonjak 25 persen di 2009 dan 28 persen di 2010.

Syailendra menargetkan indeks saham IHSG akhir tahun 2021 berkisar di level 6.600-6.900, yang terangkum dalam skenario terbaik (bullish scenario) dan skenario terburuk (bearish scenario).

"Fakta-fakta yang sebelumnya selaras dengan pandangan kami pada IHSG dan rupiah, kami menargetkan IHSG menyentuh angka 6.900 di akhir tahun (bullish scenario) dengan potensi upside sebesar 10 persen dan downside sebesar 4 persen di 6.000 (bearish scenario) di akhir tahun 2021. Di saat bersamaan, kami melihat masih ada potensi penguatan (bullish scenario) ataupun pelemahan rupiah (bearish scenario)," kata Syailendra.

IHSG mencerminkan pasar saham yang bisa berpengaruh pada reksadana yang memiliki aset saham dalam portofolionya, termasuk reksadana saham. Reksadana saham memiliki risiko tinggi yang disarankan untuk investor agresif dan cocok untuk investasi jangka panjang.

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

* * *

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,03

Up0,23%
Up3,93%
Up7,65%
Up8,47%
Up19,26%
Up38,62%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,99

Up0,21%
Up4,04%
Up7,14%
Up7,66%
Up2,91%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.083,65

Up0,56%
Up3,99%
Up7,48%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.851,29

Up0,53%
Up3,86%
Up7,05%
Up7,37%
Up17,67%
Up41,38%

Insight Renewable Energy Fund

2.283,33

Up0,82%
Up4,05%
Up7,15%
Up7,44%
Up20,36%
Up35,78%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua