BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Pasca Delapan Hari Rally Dekati 6.000, Mampukah IHSG Terus Melaju?

Bareksa09 November 2018
Tags:
Pasca Delapan Hari Rally Dekati 6.000, Mampukah IHSG Terus Melaju?
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada pembukaan Jumat pagi ini, IHSG juga kembali menghijau di level 5.994 pada pukul 09.01 WIB

Bareksa.com - Masih terus melaju, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan pergerakan positif pada perdagangan kemarin, sekaligus merupakan penguatan IHSG selama delapan hari perdagangan beruntun.

Sementara itu nilai tukar rupiah juga masih belum bosan menguat, sudah tiga hari beruntun berakhir di zona hijau. Kemarin, rupiah terapresiasi 0,27 persen terhadap dolar AS.
Kondisi eksternal memang mendukung positifnya pasar keuangan tanah air. Pertama, hasil Pemilu sela (mid term election) di Amerika Serikat (AS). Kini, posisi mayoritas di House of Representatives dipegang oleh Partai Demokrat setelah sebelumnya dipegang oleh Partai Republik. Sementara itu, Partai Republik mampu mempertahankan posisi mayoritasnya di Senat.

Dengan House yang dikuasai oleh Partai Demokrat, kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi seperti pemotongan tingkat pajak akan menjadi sulit untuk diloloskan.

Promo Terbaru di Bareksa

Pada akhirnya, perekonomian AS yang kini sedang panas bisa berubah menjadi dingin, sehingga bank sentral AS (The Fed) tidak perlu teralalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Hal tersebut tentu bukan kabar yang baik bagi dolar AS. Selama ini persepsi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif memang selalu menjadi faktor pemicu penguatan mata uang Negeri Adidaya.

Berikutnya, rilis data perdagangan internasional China. Sepanjang Oktober 2018, ekspor China tercatat tumbuh 15,6 persen secara tahunan (year on year/yoy), mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters 11 persen yoy. Sementara itu, impor tumbuh 21,4 persen yoy, juga mengalahkan konsensus 14 persen yoy.

Pelaku pasar lantas menilai bahwa ekonomi Negeri Panda ternyata tidak terlalu terluka akibat perang dagang dengan AS. Meski data-data ekonomi domestik melambat, seperti Purchasing Managers Index (PMI), tetapi kinerja eksternal China masih cukup meyakinkan.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif data cadangan devisa yang dirilis pada Rabu sore hari. BI mengumumkan cadangan devisa sampai akhir bulan Oktober US$115,16 miliar. Naik US$353 juta dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$114,85 miliar. Ini adalah pertama kalinya cadangan devisa membukukan kenaikan sepanjang tahun ini.

Naiknya cadangan devisa memberikan kekuatan tambahan bagi Bank Sentral Indonesia untuk meredam tekanan terhadap rupiah. Hal tersebut memberikan dukungan tambahan bagi penguatan mata uang Garuda pada perdagangan kemarin.

Pada perdagangan Kamis, 8 November 2018, IHSG ditutup menguat 0,62 persen dengan berakhir di level 5.976,81. Aktivitas perdagangan tergolong sangat ramai di mana tercatat 9,74 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,27 triliun.

Pada pembukaan Jumat pagi ini, IHSG juga kembali menghijau di level 5.994 pada pukul 09.01 WIB yang kemudian sedikit menurun di level 5.956 pada pukul 09,25 WIB.

Kemarin, sebanyak 231 saham mengalami kenaikan, sementara 164 saham mengalami penurunan, serta 122 saham tidak mengalami perubahan harga.

Selain itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) yang signifikan pada perdagangan kemarin senilai Rp1,1 triliun.

Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona positif pada perdagangan kemarin. Tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu perdagangan (1,63 persen), keuangan (0,93 persen), dan infrastruktur (0,63 persen).

Sementara itu, dua sektor yang berakhir melemah yaitu pertanian (-0,18 persen) dan aneka industri (-0,03 persen).

Saham - saham yang mendorong kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin :

• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : 2,4 persen
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) : 2 persen
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) : 1,3 persen
• PT United Tractors Tbk (UNTR) : 2,3 persen
• PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) : 4,4 persen

Analisis Teknikal IHSG

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk doji yang menggambarkan IHSG mengalami pergerakan yang bervariatif meskipun masih cenderung positif.

Secara intraday, pergerakan IHSG sebenarnya terpantau positif sejak awal pembukaan perdagangan dengan terus beranjak naik. Namun saat memasuki sesi kedua, penguatan IHSG terpantau sedikit mulai berkurang.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik mengindikasikan momentum IHSG yang masih positif. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari iniberpotensi bergerak mixed dengan kembali mencoba untuk menembus resisten pada level 5.982 yang kemarin sempat dilewati.

Namun di sisi lain, aksi profit taking tampaknya bisa membuat IHSG terkoreksi mengingat IHSG yang telah rally dalam delapan hari perdagangan beruntun.

Selain itu, kondisi bursa Amerika Serikat (AS) yang ditutup flat dengan kecenderungan melemah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi sentimen negatif yang menahan laju IHSG pada hari ini.

Indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0,04 persen, sedangkan S&P500 dan Nasdaq masing-masing melemah 0,25 persen dan 0,53 persen.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.772,8

Up0,71%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,91%
Up17,22%
Up44,84%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.319,73

Up0,39%
Up3,93%
Up0,03%
Up5,51%
Up18,29%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.751,39

Down- 0,78%
Up2,70%
Up0,01%
Up3,88%
Up18,31%
Up46,73%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.040,91

Up0,22%
Up2,28%
Up0,02%
Up2,79%
Down- 2,07%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.036,7

Up0,64%
Up3,62%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua