IHSG Melonjak 1 Persen di Level 6.144 pada Sesi I, Ditopang Faktor Ini
Kabar positif bagi bursa saham domestik datang dari penguatan rupiah yang membuat pelaku pasar bersorak-sorai
Kabar positif bagi bursa saham domestik datang dari penguatan rupiah yang membuat pelaku pasar bersorak-sorai
Bareksa.com - Menutup jeda sesi pertama perdagangan Rabu 19 Desember 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melonjak 1,02 persen di 6.144.
Sebanyak 223 saham menguat, 164 saham melemah, serta 124 saham tidak mengalami perubahan harga. Hingga siang ini, nilai transaksi di bursa tercatat senilai Rp3,78 triliun.
Kabar positif bagi bursa saham domestik datang dari penguatan rupiah yang membuat pelaku pasar saham tanah air bersorak-sorai.
Promo Terbaru di Bareksa
Hingga siang ini, rupiah terpantau menguat 0,86 persen di pasar spot ke level Rp14.370 per dolar AS. Mata uang Garuda mendapatkan berkah dari anjloknya harga minyak mentah dunia.
Pada perdagangan kemarin (18/12/2018), harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok 7,3 persen ke level US$46,24 per barel, sementara minyak Brent kontrak pengiriman Februari 2019 anjlok 5,62 persen ke level US$56,26 per barel.
Kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan (oversupply) menjadi hantu bagi si emas hitam. Mengutip Reuters, produksi minyak di Rusia sudah menembus rekor baru di 11,42 juta barel per hari.
Sementara total produksi minyak AS tahun ini diperkirakan mencapai 11,7 juta barel per hari, nomor 1 di dunia mengalahkan Rusia dan Arab Saudi.
Kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan terjadi kala perekonomian global diprediksi melambat. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini di kisaran 3,7 persen dan tahun depan melambat jadi 3,5 persen. Wajar jika harga minyak mentah anjlok.
Anjloknya harga minyak mentah tentu menjadi kabar yang menyenangkan bagi rupiah, lantaran memantik optimisme bahwa defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) bisa diredam pada kuartal terakhir di tahun ini.
Sumber : Bareksa
Review Perdagangan Kemarin
Setelah mengalami pelemahan cukup dalam di awal pekan, pasar saham Indonesia kembali berakhir di zona merah perdagangan Selasa (18/12/2018). Namun pelemahan bursa saham domestik kemarin tergolong cukup positif, karena hanya mengalami koreksi tipis setelah di awal pembukaan sempat melemah cukup dalam.
Pergerakan bursa saham Tanah Air senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin. Indeks Nikkei (Jepang) anjlok 1,82 persen, Indeks Shanghai (China) turun 0,82 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 1,05 persen, Indeks Strait Times (Singapura) ambrol 2,21 persen, dan Indeks Kospi (Korea) berkurang 0,43 persen.
Momen penting yang ditunggu-tunggu pelaku pasar ternyata malah membawa petaka, yakni terkait pidato Presiden China Xi Jinping dalam peringatan 40 tahun "Reform and Opening Up".
Pidato tersebut menjadi penting lantaran akan memberikan petunjuk terkait dengan arah kebijakan ekonomi China, apakah akan mengikuti tuntutan Amerika Serikat (AS) dengan membuka perekonomiannya lebih lanjut, atau justru mempertahankan sikap proteksionis dan merugikan negara-negara lainnya.
Ternyata, Xi mengatakan tidak ada pihak manapun yang bisa mendikte arah kebijakan China.
"Tidak ada pihak yang berada dalam posisi untuk mendikte warga negara China terkait apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan," tegas Xi, seperti dikutip dari CNBC International.
Ia menegaskan China harus tetap berada dalam jalur reformasi yang sedang dijalaninya sekarang.
"Kami akan dengan tegas mereformasi apa yang seharusnya dan bisa direformasi, dan tidak mengubah (kebijakan) yang memang sudah seharusnya dan tidak bisa direformasi," lanjut Xi.
Dengan sikap Xi yang keras tersebut, peluang tercapainya damai dagang Negeri Tirai Bambu dengan Negeri Paman Sam jadi memudar.
Sejatinya, ada sentimen positif bagi pasar saham Tanah Air yakni penguatan nilai tukar rupiah. Hingga akhir perdagangan kemarin, rupiah tercatat menguat 0,51 persen di pasar spot ke level Rp14.495 per dolar AS.
Namun sayang, derasnya sentimen negatif yang ada membuat IHSG tetap harus mengakhiri hari di zona merah. Menutup perdagangan Selasa, 18 Desember 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,12 persen dengan berakhir di level 6.081,867.
Aktivitas perdagangan terlihat ramai di mana tercatat 14,55 miliar saham ditransaksikan dengan total nilai transaksi mencapai Rp10,73 triliun.
Secara sektoral, penguatan dan pelemahan terbagi rata ke dalam masing-masing lima sektor. Tiga sektor yang mengalami penurunan terdalam yakni pertambangan (-1,16 persen), properti (-1,13 persen), dan keuangan (-0,4 persen).
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni aneka industri (0,76 persen), industri dasar (0,74 persen), dan manufaktur (0,31 persen).
Beberapa saham yang memberatkan IHSG kemarin :
1. Saham BBCA (-1,9 persen)
2. Saham HMSP (-0,5 persen)
3. Saham BMRI (-0,7 persen)
4. Saham PTBA (-3,6 persen)
5. Saham POOL (-11,9 persen)
Sebanyak 168 saham menguat, 216 saham melemah, dan 141 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) cukup signifikan pada perdagangan kemarin senilai Rp916,5 miliar.
Saham-saham yang paling banyak dilepas asing kemarin :
1. Saham BBCA (Rp388,23 miliar)
2. Saham BMRI (Rp204,63 miliar)
3. Saham BTPS (Rp84,97 miliar)
4. Saham ASII (Rp57,09 miliar)
5. Saham BBRI (Rp52,79 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk hammer. Kondisi tersebut menggambarkan pergerakan IHSG yang sebenarnya cukup baik karena mampu berbalik arah setelah di awal perdagangan melemah tajam, namun IHSG mampu rebound hingga berakhir di level tertingginya.\
Secara intraday, pergerakan IHSG sejatinya cukup positif pada perdagangan kemarin. Setelah dibuka melemah 0,54 persen dan sempat menyentuh level terendahnya dengan turun hingga 1,22 persen, IHSG secara perlahan berangsur mengalami kenaikan hingga akhirnya hanya menyisakan pelemahan 0,12 persen.
Pergerakan rebound IHSG kemarin terlihat berada di sekitar lower bollinger band, yang menandakan adanya titik support cukup kuat dan mulai mengindikasikan adanya potensi rebound lanjutan.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau bergerak datar, yang menandakan aksi tekanan yang mulai berkurang.
Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergeak mixed dengan kecenderungan menguat.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup serentak mengalami rebound meskipun belum terlalu besar pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang membantu IHSG keluar dari tekanan pada hari ini.
Indeks Dow Jones menguat 0,35 persen, kemudian S&P500 flat 0,01 persen, dan Nasdaq naik 0,45 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.383,98 | 0,33% | 4,11% | 7,65% | 8,53% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,17 | 0,43% | 4,30% | 7,08% | 7,44% | 3,35% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,97 | 0,62% | 3,99% | 7,30% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,33 | 0,56% | 3,87% | 6,86% | 7,41% | 17,86% | 40,92% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,74 | 0,82% | 3,98% | 6,89% | 7,33% | 20,30% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.