BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Perusahaan Rugi Namun Harga Saham NIKL Meroket 610 Persen, Valuasi Telah Mahal?

Bareksa07 Agustus 2017
Tags:
Perusahaan Rugi Namun Harga Saham NIKL Meroket 610 Persen, Valuasi Telah Mahal?
Refleksi sejumlah pengunjung melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Kini saham NIKL berada di level Rp 3.940 dari sebelumnya hanya Rp 555

Bareksa.com – Dalam satu tahun terakhir, harga saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) melonjak hingga 610 persen. Pada pernutupan perdagangan Jumat, 4 Agustus 2017 pekan lalu, harga saham NIKL berada di level Rp 3.940 per saham, dari sebelumnya bertengger di harga Rp555 per saham pada tahun lalu. Padahal dalam satu tahun terakhir kinerja NIKL kurang menggembirakan hingga membukukan kerugian Rp 6,6 miliar dari sebelumnya untung Rp 9,7 miliar.

produsen tinplate yang sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) ini merugi karena beban bunga bank perusahaan yang melonjak hampir tiga kali lipat menjadi Rp 11,5 miliar dari sebelumnya hanya Rp 3,8 miliar. Sehingga mendorong biaya keuangan melonjak menjadi Rp 14,5 miliar dari sebelumnya Rp 6,16 miliar.

Grafik: Pergerakan Harga Saham NIKL Selama 1 Tahun

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Selain itu, harga timah di pasar global sejak awal tahun juga telah mulai menurun tipis 0,5 persen ke level US$ 19,6 ribu per metrik ton pada akhir Juni 2017 dari sebelumnya US$ 20,7 ribu per metrik ton.

Grafik: Harga Timah Selama 6 Bulan

Illustration

Sumber: Index mundi

Dari sisis transaksi saham, Mirae Asset Securities (YP) tercatat sebagai pembeli sekaligus penjual terbesar saham NIKL. Selama satu tahun ini YP membeli 6,7 juta lot saham pada harga rata-rata Rp 1.442,8 per saham senilai Rp 967,3 miliar dan telah menjual 5,3 juta saham pada harga rata-rata Rp 1.521,5 per saham senilai Rp 799,7 miliar.

Lantas apakah turunnya harga saham NIKL juga disebabkan telah mahalnya valuasi saham?

Untuk mengukur mahal atau murahnya harga saham, analis Bareksa mencoba menghitung menggunakan metode PER atau price to earning ratio. Metode ini adalah membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham yang mampu diraih perusahaan selama satu tahun. Semakin tinggi nilai PER maka semakin mahal harga saham, demikian sebaliknya. Lalu, PER masing-masing saham dibandingkan dengan PER rata-rata sektornya sehingga bisa diketahui apakah harga sahamnya wajar atau tidak.

Grafik: PER Saham-Saham Industri Dasar

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Setelah meroket tajam dalam satu tahun terakhir, PER saham NIKL kini berada di level 583,2 kali. Angka ini sangat premium jika dibandingkan PER rata-rata industrinya yang hanya 19,9 kali.

Sementara itu, saham lainnya dalam sektor ini seperti PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) memiliki PER 18,82 kali, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) hanya memiliki PER 19,02 kali dan PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) memiliki PER hanya sebesar 5,57 kali.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.774,72

Up0,56%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,75%
Up17,40%
Up44,96%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,29

Up0,83%
Up4,01%
Up0,03%
Up5,83%
Up18,67%
-

STAR Stable Income Fund

1.925,21

Up0,49%
Up2,96%
Up0,02%
Up6,02%
Up29,53%
Up64,62%

I-Hajj Syariah Fund

4.820,35

Up0,52%
Up3,04%
Up0,02%
Up6,16%
Up21,87%
Up40,55%

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.140,11

Up0,54%
Up2,80%
Up0,02%
Up4,94%
--

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua