Saham BBHI Menguat 35%, Mahalkah Dibandingkan Bank BUKU I Lainnya?
Sebelumnya, Bank Harda diisukan akan menjadi target akuisisi BCA

Sebelumnya, Bank Harda diisukan akan menjadi target akuisisi BCA
Bareksa.com - Harga saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) melonjak 105 persen dalam 3 hari terakhir. Pada perdagangan 20 April 2017 harga saham BBHI dibuka pada level Rp92 dan hingga penutupan perdagangan hari ini, 25 April 2017, Harga saham BBHI ditutup di level Rp189 atau menguat hingga batas autorejection sebesar 35%.
Rencana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk mengakuisisi bank kembali menyeruak. Kali ini, incaran akuisisi bank berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia itu pun mengerucut. Satu nama yang muncul di pasar adalah Bank Harda. (Baca Juga : Bank Harda Jadi Target Akuisisi? Ini Kata BCA)
Per tahun 2016, Bank Harda tercatat memiliki total ekuitas Rp381,8 miliar, sementara jumlah rata-rata saham yang beredar sebanyak 3,65 miliar lembar. Sehingga apabila nilai ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar akan menghasilkan nilai buku atau book value sebesar Rp104,6. Sedangkan, harga saham BBHI pada saat ini diperdagangkan di level Rp189. Dengan kata lain, saham BBHI saat ini diperdagangkan di level 1,8 kali lebih mahal dibandingkan nilai bukunya.
Promo Terbaru di Bareksa
Sekedar informasi, Bank Harda masih digolongkan dalam bank BUKU I atau bank dengan modal inti kurang dari Rp1 triliun karena modal intinya (tier 1) per akhir 2016 hanya sebesar Rp338 miliar. Bareksa mencoba untuk menganalisis dan membandingkan bank-bank lainnya dengan kategori yang sejenis, yakni PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Grafik: Perbandingan PBV & DPK Bank BUKU I

Sumber: Laporan keuangan diolah Bareksa
Sepanjang tahun 2016, melejitnya beberapa harga saham bank di Indonesia turut berdampak pada rasio harga terhadap nilai buku atau PBV (Price to Book Value) bank BUKU I. Seperti terlihat pada grafik di atas, saham BINA yang telah melesat 363 persen year to date dan kini diperdagangkan di level Rp1.130 per lembar menjadikan BINA sebagai saham yang paling mahal di kategori bank BUKU I dengan PBV 5,62 kali. Kemudian, di posisi kedua ada BEKS yang mempunyai PBV 3,93 kali. Uniknya, apabila kita menilik kepemilikan Dana Pihak Ketiga (DPK), dana kelolaan BEKS Rp3,88 triliun justru lebih tinggi dibandingkan BINA yang hanya sebesar Rp1,63 triliun.
Sedangkan 3 bank lainnya yakni ARTO, BBHI, dan BBYB cenderung diperdagangkan hampir sama mahalnya. Begitupun dengan DPK yang dimiliki, di mana BBYB mempunyai DPK yang lebih tinggi sebesar Rp3,01 triliun. Sedangkan BBHI dan ARTO menyusul di bawahnya.
Sekedar tambahan informasi, DPK sangat penting menjadi tolak ukur kesehatan suatu perbankan, mengingat semakin banyak DPK dan dapat terserap atau disalurkan dengan baik menjadi biaya kredit kepada nasabah, maka semakin tinggi pula dampaknya terhadap pendapatan bunga suatu perbankan.
Grafik : Perbandingan Pendapatan & EPS Bank BUKU I di 2016

Sumber: Bareksa.com
Berdasarkan pendapatan, saham BEKS memimpin perolehan pendapatan senilai Rp476,9 miliar diikuti BINA, BBHI, BBYB, dan ARTO di posisi terakhir. Uniknya, apabila kita melihat beradasarkan laba per saham atau earning per share (EPS), BEKS justru berada di teritori negatif bersamaan dengan ARTO. Hal tersebut menggambarkan, bahwa laporan keuangan perusahaan membukukan rugi bersih, setelah pendapatan yang didapat dikurangi dengan beban-beban lainnya. Sedangkan BINA, BBYB, dan BBHI secara berturut-turut membukukan EPS yang positif. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.202,74 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,32 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,7 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,13 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.