BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

MARKET BRIEF: INDF Lanjut Divestasi China Minzhong; JSMR Kaji Obligasi Rp19 Tn

Bareksa07 September 2016
Tags:
MARKET BRIEF: INDF Lanjut Divestasi China Minzhong; JSMR Kaji Obligasi Rp19 Tn
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/7). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/16.

Right Issue KRAS disetujui pemegang saham, BTEK right issue jumbo

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)

KRAS segera menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Emiten baja ini telah mengantongi persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menerbitkan 4,9 miliar saham baru bernominal Rp 500 per saham. Estimasi dana hasil rights issue berkisar Rp 1,87 triliun. Dalam prospektus resmi yang terbit Selasa (6/9), KRAS menargetkan, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa keluar pada 28 Oktober 2016 mendatang.

Promo Terbaru di Bareksa

Dari total right issue, penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun dan dana yang ditargetkan dari investor publik Rp 375 miliar. Pemegang saham minoritas yang tak mengambil haknya akan berisiko terdilusi maksimal 24,04 persen.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Rencana INDF melepas sebagian besar saham di China Minzhong Food Corporation (CMFC) terus berjalan. CMFC sudah meminta otoritas bursa Singapura untuk menghentikan sementara perdagangan saham mereka akhir Agustus 2016 lalu. Permintaan suspensi ini menyusul posisi CMFC yang telah mengantongi informasi bahwa ada perkembangan terkait rencana transaksi seperti tertera pada nota kesepahaman tertanggal 14 Oktober 2015.

INDF dikabarkan telah menandatangani perjanjian untuk melepas CMFC kepada Marvellous Glory, yang 93 persen sahamnya dimiliki oleh Anthony Salim.

PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

JSMR berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp19 triliun di tahun 2017 untuk pelunasan obligasi yang sudah ada (refinancing) dan pendanaan proyek tol baru. Penerbitan obligasi tahap awal akan dimulai pada kuartal pertama 2016. Sekitar Rp2 triliun hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk refinancing.

PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK)

BTEK akan melakukan aksi korporasi right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan mengeluarkan 4,8 miliar saham di harga penawaran Rp1.000 per saham. Rights issue ini sekaligus sebagai pintu masuk investor asal British Virgin Island, Golden Harvest Cocoa Ltd (GHCL).

Atas right issue jumbo dengan total mencapai Rp 4,8 triliun ini, BTEK telah mendapat izin efektif pernyataan pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY)

MSKY melanjutkan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) tahap kedua yang akan dilaksanakan 13 September 2016, sebagai bagian dari rangkaian private placement maksimal 10 persen dari modal disetor atau 706,38 juta saham. Perseroan akan melepas 349,5 juta saham di harga Rp 1.095 per saham dengan total dana yang diraup mencapai Rp 382,7 miliar.

Pada Juli lalu, MSKY telah menerbitkan 356,16 juta saham non-HMETD dengan nominal Rp 100 per saham. Saham ini merupakan hasil penambahan modal oleh PT Sky Visions Networks. MSKY akan menggunakan modal tambahan untuk pengembangan konten dan peningkatan kapasitas kanal dari pihak ketiga.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,01

Up0,38%
Up5,34%
Up9,67%
Up9,80%
Up18,64%
Up8,72%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,67

Up0,46%
Up5,00%
Up8,82%
Up9,04%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.153,01

Up0,41%
Up4,45%
Up9,63%
Up9,89%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.044,45

Up1,10%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua