Kinerja Saham Sektor Apa yang Terbaik dan Terburuk di Kuartal I 2016?
Emiten-emiten di sektor konsumer mayoritas mengalami peningkatan kinerja, mencapai 81 persen dari 16 emiten .
Emiten-emiten di sektor konsumer mayoritas mengalami peningkatan kinerja, mencapai 81 persen dari 16 emiten .
Bareksa.com - Laporan keuangan kuartal I 2016 dari 151 emiten sudah dirilis ke publik. Sektor apa yang mengalami peningkatan kinerja paling tinggi dan paling rendah? Simak ringkasan kinerja mereka di bawah, yang terbagi dalam sembilan sektor.
Sektor Konsumer
Selama Kuartal I 2016 kinerja emiten dari sektor konsumer mengalami rata-rata mengalami kenaikan. Berdasarkan laporan keuangan, 81 persen dari 16 emiten yang telah dirilis ke publik mengalami kenaikan. Perusahaan bir PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) membukukan kenaikan tertinggi, mencapai 128 persen menjadi Rp244 miliar dibandingkan Kuartal I 2015. Sedangkan emiten yang kinerjanya merosot adalah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), masing-masing sebesar 5 persen. Selain dua emiten farmasi tersebut, performa PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga melorot 1 persen, dari Rp1.590 miliar pada Kuartal I 2015 menjadi Rp1.570 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Perbandingan Kenaikan Kinerja 9 Sektor Saham
Sumber: Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Sektor Keuangan
Kinerja sektor keuangan, berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan 22 emiten, 73 persen diantaranya juga mengalami peningkatan kinerja. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) membukukan laba sebesar Rp20,7 miliar atau melonjak sebesar 1.765 persen dibandingkan Kuartal I 2015. Sedangkan, yang merugi adalah PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar minus Rp376 miliar. Padahal, pada kuartal I tahun lalu, BNLI mencatatkan laba sebesar Rp567 miliar.
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
Sebanyak 29 emiten di sektor ini sudah mempublikasikan laporan keuangan mereka. Dari situ, 72 persen dari emiten di sektor ini tercatat mengalami peningkatan kinerja. PT MNC Land Tbk (KPIG) membukukan kenaikan laba tertinggi, yaitu 226 persen, dari Rp129 miliar di Kuartal I 2015 menjadi Rp420 pada Kuartal I 2016. Sedangkan emiten yang membukukan penurunan laba adalah PT United Tractors Tbk (UNTR), dari Rp1.640 miliar menjadi Rp730 miliar.
Sektor Industri Dasar dan Kimia
Sektor ini tercatat, emiten yang mengalami peningkatan performa mencapai 71 persen dari 14 emiten yang sudah mempublikasikan laporan keuangannya. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) meraup laba sebesar US$35,3 miliar atau naik sebesar 1.212 persen dibandingkan Kuartal I 2015. Penurunan laba terbesar dialami PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) sebesar 64 persen, menjadi Rp26,8 miliar pada Kuartal I 2016.
Sektor Aneka Industri
Kinerja sektor ini yang mengalami kenaikan di Kuartal I 2016 mencapai 67 persen dari sembilan emiten yang telah rilis laporan keuangan ke publik. Laba tertinggi dibukukan oleh PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) yang mencapai 53 persen menjadi Rp22,1 miliar. Sedangkan, produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengalami penurunan laba sebesar 25 persen. Pada Kuartal I 2015 laba masih sebesar Rp586 juta, lalu anjlok menjadi Rp442 juta pada Kuartal I 2016.
Sektor Properti dan Konstruksi
Berdasarkan laporan keuangan 28 emiten, 64 persen-nya mencatat kenaikan kinerja. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengalami lonjakan kinerja tertinggi, mencapai 967 persen, menjadi Rp127 miliar pada Kuartal I 2016. Sedangkan emiten yang mengalami kemerosotan laba terdalam adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK). Anjloknya laba DGIK mencapai 90 persen menjadi Rp1,06 miliar dibandingkan laba pada Kuartal I 2015.
Sektor Tambang dan Energi
Performa sektor tambang dan energi pun meningkat. 46 persen dari 13 emiten yang sudah mempublikasikan laporan keuangannya mengalami kenaikan. Hanya terdapat tujuh emiten yang mengalami penurunan laba. Kenaikan laba tertinggi, sebesar 76 persen, dibukukan oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), dengan laba pada Kuartal I 2016 sebesar US$2,5 juta. Sedangkan, laba PT Harum Energy Tbk (HRUM) merosot 24 persen menjadi US$1,3 juta.
Sektor Infrastruktur dan Transportasi
Hanya 36 persen dari 14 emiten yang sudah mempublikasikan laporan keuangannya yang mengalami kenaikan performa keuangan. Laba PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) naik sebesar 20 persen, dari semula Rp3,81 triliun menjadi Rp4,59 trilun. Sedangkan laba PT Indika Energy Tbk (INDY) ambrol 142 persen. INDY mencatatkan kerugian sebesar US$4,85 juta pada Kuartal I 2016.
Sektor Agrikultur
Sektor agrikultur pun hanya 33 persen dari enam emiten yang laporan keuangannya telah dirilis yang mengalami kenaikan. Dibandingkan sektor lain, sektor ini menunjukkan peningkatan kinerja paling rendah. Kenaikan laba tertinggi di sektor ini, mencapai 167 persen, dibukukan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp417 miiar. Sedangkan, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) membukukan kemerosotan laba terdalam, mencapai minus 67 persen, dari Rp153 miliar di Kuartal I 2015 menjadi Rp50,4 miliar pada Kuartal I tahun. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,32 | 0,89% | 3,92% | 6,19% | 7,83% | 18,57% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.068,64 | 0,76% | 3,75% | 5,99% | - | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.828,96 | 1,07% | 3,92% | 5,76% | 7,48% | 17,32% | 41,81% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.242,76 | 0,65% | 3,45% | 5,24% | 6,88% | 19,52% | 35,46% |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund limited | 1.030,47 | 0,43% | 2,51% | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.