BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : IHSG Makin Sakti Tembus 5.700, Asing Net Buy SBN Rp50 Triliun

Abdul Malik25 November 2020
Tags:
Berita Hari Ini : IHSG Makin Sakti Tembus 5.700, Asing Net Buy SBN Rp50 Triliun
Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham di Jakarta, Jumat (6/11/2020). IHSG ditutup menguat 75,203 poin atau 1,43 persen ke level 5.335 pada penutupan perdagangan saham Jumat (6/11). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

LPS pangkas bunga penjaminan, kelanjutan merger bank syariah dibahas, harga emas melemah, iuran BPJS Kesejatan bisa naik lagi

Bareksa.com - Berikut adalah perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 25 November 2020 :

IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa(24/11/20) ditutup di zona hijau naik 0,85 persen di 5.701. Dilansir CNBC Indonesia, IHSG berhasil ditutup menembus level psikologisnya 5.700 setelah investor optimis karena transisi presiden Amerika Serikat mulai menunjukkan jalan terang.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell Rp25 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp13,9 triliun. Tercatat 291 saham naik, 171 saham turun, sisanya 171 stagnan.

Promo Terbaru di Bareksa

Saham yang paling banyak dibeli asing pada perdagangan hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang diborong asing Rp203 miliar dan PT Telekomomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dikoleksi asing Rp114 miliar. Sedangkan saham yang paling banyak dijual asing pada adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp110 miliar dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Rp35 miliar.

Sentimen positif di Wall Street datang dari pembacaan awal Purchasing Managars' Index (PMI) periode November 2020. IHS Markit melaporkan, PMI manufaktur AS pada November 2020 diperkirakan 56,7, naik dibandingkan bulan sebelumnya 53,4. Sedangkan PMI sektor jasa naik menjadi 57,7 dari 56,9.

Sentimen positif lain datang dari perkembangan vaksin virus corona yang dibuat oleh perusahaan farmasi AS, Pfizer. Setelah sebelumnya diklaim efektif menanggulangi virus corona hingga 95 persen, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.

Selain perkembangan vaksin, Presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden, yang menunjuk mantan ketua The Federal Reserve (The Fed), Janet Yellen, sebagai menteri keuangan juga disambut baik oleh pelaku pasar. Pelaku pasar percaya wanita yang kini berusia 74 tahun tersebut akan fokus membenahi perekonomian, dan tidak terlibat masalah politik. Selain itu, Yellen juga diperkirakan tidak akan membuat regulasi baru untuk perbankan, yang sebelumnya membuat pelaku pasar cemas.Yellen merupakan ketua The Fed wanita pertama, dan juga akan menjadi menteri keuangan wanita pertama di AS.

SBN

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Ariawan menilai volatilitas di di pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada awal tahun 2020 terpantau cukup tinggi akibat pandemi covid-19. Saat itu terjadi net sell hingga April 2020, tetapi mulai mereda pada Mei hingga November terjadi net buy hingga Rp50 triliun.

Ariawan melihat kembalinya kepercayaan investor asing di pasar SBN ditopang oleh melimpahnya likuiditas global serta masih menariknya imbal hasil obligasi Indonesia, di mana yield spread antara SUN dengan US Treasury masih cukup lebar.

Daya tarik pasar SBN Indonesia masih sangat menarik terutama bagi investor asing, di mana dalam 2 bulan terakhir aksi beli asing masih sangat besar dengan total net buy mencapai Rp10 triliun. "Kondisi ini tidak lepas dari sentimen positif dari optimisme penemuan vaksin covid-19 hingga pemangkasan suku bunga acuan BI sehingga bisa dimanfaatkan bagi investor jangka pendek," ungkapnya dilansir CNBC Indonesia (24/11/2020).

Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menetapkan penurunan tingkat bunga penjaminan 50 basis poin (bps) untuk simpanan dalam rupiah, serta simpanan rupiah di BPR, sedangkan valuta asing di bank umum turun 25 basis poin.

Dengan demikian, tingkat bunga penjaminan LPS untuk simpanan berjangka bank umum rupiah menjadi 4,5 persen, dan valas menjadi 1 persen. Sementara itu, untuk bank perkreditan rakyat (BPR) menjadi 7 persen. Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku sejak tanggal 25 November 2020.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan kebijakan penurunan tingkat bunga penjaminan simpanan tersebut diambil didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain arah suku bunga simpanan perbankan yang masih menunjukkan tren penurunan, kondisi dan prospek likuiditas yang relatif stabil serta perkembangan terkini dari kondisi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.

Dia memaparkan suku bunga simpanan perbankan masing-masing telah terpantau turun dan masih berpotensi turun seiring dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia.

"Penurunan ini ditopang oleh kondisi likuiditas yang cukup memadai. Di sisi lain langkah penurunan ini juga mempertimbangkan kondisi stabilitas Sistem Keuangan (SSK) yang relatif stabil di tengah meningkatnya risiko penurunan kinerja perekonomian sebagai dampak dari pandemi Covid-19," sebutnya dalam konferensi pers LPS secara virtual, Selasa (24/11) dilansir Kontan.​

Merger Bank Syariah BUMN

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi guna membahas perkembangan rencana penggabungan (merger) tiga bank syariah, Senin (23/11/2020) siang. Seperti diketahui, rencana pengabungan tiga bank syariah dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yaitu Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri, terus dimatangkan oleh Kementerian BUMN.

"Jadi dibahas mengenai seperti apa pengembangan bank merger dari tiga bank yang akan dimerger yang Insya Allah pada bulan Februari (2021) yang akan datang itu diperkirakan sudah mulai beroperasi," ungkap Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi dalam keterangan persnya dilansir Bisnis.com.

Salah satu fokus yang dibicarakan, menurut Masduki, adalah orientasi bagaimana bank hasil merger tersebut bisa menjadi bank besar yang akan bermain di tingkat korporat."Strateginya antara lain bagaimana bank itu nanti bisa bergerak ke luar negeri, terutama di Timur Tengah, sehingga dengan demikian, bisa membawa dana-dana besar, yang berupa dana-dana yang cocok dengan agama Islam, syariah," ujarnya.

Adapun PT Bank BRIsyariah Tbk. resmi naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) III pada 23 November 2020. Direktur Utama BRIsyariah Ngatari menyatakan perseroan resmi menjadi BUKU III setelah ada penegasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor S-192/PB.34/2020 tentang Peningkatan Modal Inti PT Bank BRIsyariah Tbk.

BRIsyariah memperoleh penegasan peningkatan kelas tersebut setelah mencatatkan modal inti pada 30 September 2020 senilai Rp5,057 triliun. Ngatari menambahkan peningkatan kelas BRIsyariah akan berkontribusi positif terhadap perekonomian syariah nasional. Apalagi Indonesia baru saja mendapatkan peningkatan peringkat dalam Global Islamic Economy Indicator.

Harga Emas

Harga emas batangan 24 karat yang dijual di Pegadaian pada Selasa (24/11/2020) cenderung menurun dari harga perdagangan hari sebelumnya. Dilansir Bisnis.com, berdasarkan informasi yang ada pada laman resmi Pegadaian, emas 24 karat ukuran terkecil yakni 0,5 gram dan 1 gram hanya tersedia untuk cetakan UBS yakni Rp489.000 untuk ukuran 0,5 gram dan Rp931.000 untuk ukuran 1 gram.

Harga emas global kemarin juga melemah karena meningkatnya optimisme atas vaksin Covid-19 dan tanda-tanda peningkatan momentum dalam pertumbuhan ekonomi AS. Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 terpantau melemah 3 poin atau 0,16 persen ke level US$1.841,1 per troy ounce pada pukul 06.31 WIB.

BPJS Kesehatan

Pemerintah menyiapkan penyusunan besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk membuat program yang berbasis Kebutuhan Dasar Kesehatan atau KDK. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa pemerintah harus meninjau ulang manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar berbasis KDK dan menerapkan rawat inap kelas standar. Hal tersebut diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 64/2020 tentang Jaminan Kesehatan.

Menurut Terawan, amanat Pepres itu akan memengaruhi besaran iuran BPJS Kesehatan karena manfaat yang diberikan belum mengacu ke KDK dan masih terdapat pembagian kelas peserta. Alhasil, perlu terdapat penyesuaian iuran saat menerapkan KDK dan kelas standar.

"Adanya amanat dalam Perpres 64 tahun 2020 tentang peninjauan ulang manfaat JKN agar berbasis kebutuhan dasar kesehatan dan penerapan rawat inap kelas standar akan berkonsekuensi pada perubahan iuran JKN sehingga perlu adanya penyesuaian bersaran iuran," katanya dalam rapat Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (24/11/2020) dilansir Bisnis.com.

Dia menuturkan penyusunan iuran tersebut akan melibatkan sejumlah lembaga dan Kementerian. "Penyusunan iuran JKN dalam rangka penyesuaian iuran dikoordinir oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional [DJSN], dengan mempertimbangkan masukan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, dan BPJS Kesehatan," ujarnya.

(*)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua