BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Inflasi Januari 2,82 Persen, Laba UNVR Melonjak 30,1 Persen

Bareksa04 Februari 2019
Tags:
Berita Hari Ini : Inflasi Januari 2,82 Persen, Laba UNVR Melonjak 30,1 Persen
Pabrik Produk Skin Care dari Unilever di Cikarang Bekasi

Laba INCO Rp612 miliar, merger BTPN-SMBCI rampung, tiga BUMN infrastruktur siap masuk holding

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 4 Februari 2019 :

PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan laba bersih sepanjang 2018 senilai AU$60,51 juta atau setara Rp612 miliar. Perseroan berhasil memperbaiki kinerja setelah membukukan rugi pada 2017 sebesar AU$15,27 juta atau Rp154,57 juta.

Perseroan membukukan EBITDA sebesar AU$235,7 juta yang didorong oleh peningkatan harga realisasi dan kemampuan menerapkan manajemen biaya yang hati-hati.

Harga realisasi rata-rata pada 2018 lebih tinggi 27 persen dibandingkan 2017.

"Kenaikan harga tentunya membawa dampak positif terhadap kinerja keuangan kami," kata Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur INCO.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencetak laba bersih sepanjang tahun lalu Rp9,11 triliun, melonjak 30,1 persen dari 2017 sebesar Rp7 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Jumat (1/2/2019), laba emiten consumer goods ini ditopang pendapatan yang naik 1,5 persen menjadi Rp41,8 triliun dari 2017 sebesar Rp 41,2 triliun.

Laba bersih UNVR utamanya ditopang aksi korporasi yang dilakukan pada kartal III 2018 ketika menjual aset kategori spreads. Dari aksi korporasi ini, Unilever membukukan keuntungan bersih setelah pajak Rp2,1 triliun.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)

Proses penggabungan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) rampung. Selesainya proses merger ini membuat BTPN baru menjadi salah satu dari 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Pada akhir Desember 2018, BTPN memiliki aset mencapai Rp101,9 triliun, tumbuh 7 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) senilai Rp95,5 triliun.

Total pembiayaan tercatat Rp68,1 triliun atau tumbuh 4 persen dan pendanaan (funding) Rp80,5 triliun, meningkat 5 persen. Adapun laba bersih BTPN pada 2018 mencapai Rp1,97 triliun, melonjak 61 persen dari periode yang sama di 2017 sebesar Rp1,22 triliun.

Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen Januari 2019. Selama bulan tersebut, terjadi inflasi 0,32 persen (month to month). Sementara secara tahunan atau year on year sebesar 2,82 persen tingkat inflasi di Januari 2019.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS dalam konferensi persnya, Jumat (01/02/2019). "Perkembangan harga komoditas Januari 2019 menunjukkan adanya kenaikkan,meskipun tipis. Dari hasil pemantauan BPS di 82 kota terjadi inflasi 0,32 persen. Angka ini berarti tingkat inflasi tahun kalender sama kalau yoy 2,82 persen. Capaiannya yang bagus," kata Suhariyanto.

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi umum tertinggi di bahan makanan 0,92 persen, sementara itu transportasi terjadi deflasi 0,16 persen.

"Sumbangan inflasi paling tinggi ikan segar 0,06 persen, beras 0,04 persen, tomat 0,03 persen, bawang merah 0,02 persen, dan lainnya kecil-kecil 0,01 persen," jelas Suhariyanto.

Holding BUMN Infrastruktur

Rencana pemerintah membuat holding badan usaha milik negara (BUMN) infrastruktur akan segera terlaksana. Pasalnya, perusahaan yang tergabung dalam anggota holding sudah mendapat restu dari para pemegang saham.

Pada Jumat (1/2), tiga emiten yang akan jadi anggota holding, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT), menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Hotel Pullman, Jakarta. Agendanya adalah persetujuan perubahan anggaran dasar dalam rangka pembentukan holding BUMN.

Perubahan anggaran dasar yang dimaksud adalah penghapusan status BUMN persero menjadi perusahaan non persero. Dari hasil RUPSLB tersebut, ketiga emiten tadi telah mendapat restu dari para pemegang saham untuk agenda tersebut.

Dengan begitu, ADHI, JSMR dan WSKT nantinya akan bergabung menjadi anak perusahaan BUMN ke perusahaan induk (holding) infrastruktur yang dipimpin oleh PT Hutama Karya sebagai lead holding. Selain ketiga emiten tersebut, ada perusahaan konstruksi lain yang menjadi anggota holding yakni PT Yodya Karya dan PT Indra Karya.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,62

Up0,74%
Up4,00%
Up0,02%
Up6,36%
Up19,84%
-

Capital Fixed Income Fund

1.760,38

Up0,56%
Up3,43%
Up0,02%
Up7,02%
Up18,00%
Up42,94%

STAR Stable Income Fund

1.911,44

Up0,52%
Up2,88%
Up0,02%
Up6,21%
Up31,34%
Up59,99%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.765,08

Up0,50%
Up3,61%
Up0,02%
Up5,37%
Up20,01%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,61

Up0,45%
Up2,06%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 0,64%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua