BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Meski Benchmark Negatif di 2018, Reksa Dana Majoris Masih Positif

Bareksa03 Juli 2018
Tags:
Meski Benchmark Negatif di 2018, Reksa Dana Majoris Masih Positif
FOTO MAJORIS Ilustrasi seorang investor trader pialang memegang tablet senang melihat hasil investasi di saham, reksadana, obligasi memberikan keuntungan.

Berinvestasi di Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia bisa dimulai dengan modal hanya Rp10.000 saja

Bareksa.com ­– Kondisi pasar saham dan obligasi akhir-akhir ini tertekan hingga membuat sejumlah investor khawatir. Meskipun demikian, hal ini bisa menjadi kesempatan bagi investor Reksa Dana dengan horizon jangka panjang untuk masuk di harga yang murah.

Pasar obligasi dalam negeri sedang tertekan seiring banyaknya sentimen yang datang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Dari luar negeri, angka inflasi Amerika Serikat mencapai 2,8 persen (lebih tinggi dari perkiraan konsensus di 2,7 persen), atau tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS sudah mencapai 3,8 persen atau terendah dalam 18 tahun terakhir. Dua dari sekian banyak variabel tersebut tentu menjadi gambaran bagi perekonomian AS untuk terus membaik.

Promo Terbaru di Bareksa

Keadaan tersebut diperkirakan para pelaku pasar dijadikan momentum The Fed untuk menaikkan suku bunga hingga 4 kali pada tahun ini. Hal ini memaksa Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan hingga 50bps menjadi 4,75 persen. Akibatnya, harga obligasi pun ikut tertekan.

Pelemahan pasar obligasi tergambarkan oleh pergerakan yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun yang bergerak naik dari 6,28 persen di awal 2018 menjadi berada di level 7,56 persen hingga 25 Juni 2018. Sebagai informasi, peningkatan yield ini berbanding terbalik dengan harga di pasar terkait permintaan (demand), sehingga yield tinggi mengindikasikan harga turun akibat permintaan lesu.

Tekanan juga terjadi di pasar saham sejak awal tahun 2018, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah melemah 8,94 persen menjadi 5.787 (per 25 Juni 2018). Pelemahan ini diiringi dengan arus keluarnya dana asing yang mencapai kisaran Rp 47 triliun secara year to date (YTD).

Reksa Dana Pilihan

Meskipun pasar saham dan obligasi sedang dalam tekanan, ternyata masih ada produk investasi Reksa Dana yang bertahan dan dapat memberikan keuntungan lebih baik dibandingkan dengan acuannya (benchmark).

Menurut analisis Bareksa, grafik berikut ini menggambarkan berapa banyak produk yang tersedia di Bareksa bisa mengalahkan benchmark (acuannya).

Grafik Persentase Produk di Bareksa yang Mengalahkan Indeks Acuan per Jenis

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Hingga bulan Mei 2018, tiga dari empat jenis produk Reksa Dana syariah di Bareksa mampu mencatatkan pertumbuhan outperformed atau mampu mengalahkan masing-masing acuannya, dengan lebih dari 50 persen Reksa Dana tumbuh di atas rata-rata indeks.

Sebagai contoh, 100 persen Reksa Dana pendapatan tetap syariah yang tersedia di Bareksa mampu mengalahkan rata-rata produk sejenis yang tercermin dari Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.

Reksa Dana Majoris Terus Tumbuh di saat Benchmark Sedang Menurun

Penurunan di pasar obligasi menjadi kesempatan bagi investor untuk memiliki produk Reksa Dana pendapatan tetap dengan harga diskon. Salah satu produk Reksa Dana pendapatan tetap unggulan di Bareksa adalah Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia.

Berdasarkan data Bareksa per 25 Juni 2018, Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia yang baru diluncurkan pada tanggal 8 November 2017 telah mencatatkan kinerja outperformed secara year to date dengan kenaikan +1,46 persen dibandingkan benchmark (Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah) yang justru mengalami penurunan sebesar -2,8 persen di tengah kondisi pasar yang bergerak dalam tren melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Perbandingan Return Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia dengan Benchmark

Illustration

Sumber : Bareksa.com

Sebagai informasi, hingga akhir Mei 2018, total AUM Majoris Sukuk Negara Indonesia mencapai Rp 368,5 miliar, sementara dana kelolaan Majoris Asset Management per akhir Mei 2018, baik dalam bentuk dolar AS maupun rupiah, mencapai kurang lebih Rp 1,4 triliun. Hal ini menunjukkan total AUM Majoris Sukuk Negara Indonesia merefleksikan 26,3 persen terhadap keseluruhan dana kelolaan Majoris Asset Management.

Melihat keunggulan-keunggulan tersebut di atas, Majoris Sukuk Negara Indonesia bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor dengan tujuan jangka waktu investasi yang panjang. Namun demikian, perlu juga diingat, sesuai dengan kategori produknya, Reksa Dana pendapatan tetap disarankan untuk investor yang bisa menerima risiko dari fluktuasi harga Reksa Dana.

Tertarik dengan produk ini? Kamu bisa membeli di Bareksa dengan pembelian investasi awal minimal Rp10.000 pada tautan berikut ini.

(ADV)

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli Reksa Dana, klik tautan ini
- Pilih Reksa Dana, klik tautan ini
- Belajar Reksa Dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu Efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu Efek di masa mendatang. Investasi melalui Reksa Dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami Prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui Reksa Dana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua