BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Laba Kuartal I Anjlok, Semen Indonesia Masih Hadapi Tantangan di 2018

Bareksa02 Mei 2018
Tags:
Laba Kuartal I Anjlok, Semen Indonesia Masih Hadapi Tantangan di 2018
Pekerja memuat sak semen dari truk ke dalam kapal di Pelabuhan Rakyat Kalimas, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2). PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat, volume penjualan semen sebesar 28,96 juta ton sepanjang tahun 2017, meningkat 10,2 persen year on year (yoy) dari sebelumnya penjualannya sebanyak 26,28 juta ton pada 2016. (ANTARA FOTO/Didik S)

Laba bersih perseroan turun 44,8 persen menjadi Rp412 miliar sepanjang Januari-Maret 2018, meski pendapatan naik

Bareksa.com – PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih akan mendapatkan tekanan dari sisi keuangan dan industri tahun ini. Sepanjang kuartal I-2018, laba bersih perseroan turun 44,8 persen menjadi Rp412 miliar dari periode sama tahun lalu sebesar Rp747 miliar.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto mengatakan, pendapatan perseroan sepanjang kuartal pertama tahun ini naik menjadi Rp6,6 triliun dibandingkan kuartal I tahun lalu sebesar Rp6,3 triliun. Akan tetapi, beban pendapatan perseroan meningkat 10 persen menjadi Rp4,9 triliun dari sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun.

“Kenaikan beban pendapatan karena kenaikan harga batu bara,” ujarnya di Jakarta, Senin, 30 April 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain beban pendapatan, meningkatnya beban keuangan Semen Indonesia sepanjang kuartal I-2018 menekan marjin laba perseroan. Menurut Agung, Semen Indonesia perlu mulai membayar biaya pinjaman yang digunakan untuk proyek-proyek utamanya seperti pabrik Indarung dan Rembang.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, adanya depresiasi juga membuat laba bersih Semen Indonesia turun signifikan.

Di sisi lain, kondisi industri semen domestik masih tertekan akibat adanya kelebihan supply (oversupply). Hal itu terjadi karena sejumlah perusahaan mengalami kelebihan kapasitas.

Dia mencatat, setidaknya kapasitas terpasang pabrik semen domestik hingga sekitar 100 juta ton. Sementara, permintaan domestik tahun ini diperkirakan bakal mencapai 70-72 juta ton. “Jadi ada overkapasitas hampir 30 juta ton tahun ini,” terang Agung.

Menurut Agung, kondisi itu membuat tekanan harga di pasar. Tekanan harga juga terjadi karena banyak pemain-pemain baru di industri semen yang mencari pangsa pasar.

Dengan kondisi-kondisi yang telah digambarkan, Agung menilai kondisi keuangan Semen Indonesia masih akan tertekan hingga akhir 2018. Meski begitu, Semen Indonesia akan berupaya mempertahankan pangsa pasar (market share) di industri semen domestik.

Pada 2017, Semen Indonesia menguasai market share sekitar 40,83 persen dari total konsumsi semen nasional sebanyak 66,34 juta ton. Sementara Agung mengungkapkan bahwa perseroan tahun lalu memproduksi sebanyak 31 juta ton semen, atau 85 persen dari total kapasitas produksi perseroan sebanyak 34 juta ton.

“Secara utilisasi pabrik kami masih lebih baik dari perusahaan lain,” ujarnya.

Turun signifikannya kinerja keuangan Semen Indonesia pada kuartal I-2018 menurut dia tidak bisa disetahunkan (annualized). Sebab, kinerja industri semen biasanya akan lebih baik pada kuartal III dan IV.

Bagi Dividen

Sementara itu, Semen Indonesia telah melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Senin, 30 April 2018. Dalam RUPST tersebut, pemegang saham sepakat menggunakan 40 persen dari total laba bersih tahun lalu, atau sebesar Rp805,68 miliar sebagai dividen atau setara Rp135,83 per saham.

Sisanya, sebesar Rp1,2 triliun akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional. Pada 2017 perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,01 triliun.

RUPST perseroan juga menerima pengunduran diri Komisaris Independen, Djamari Chaniago serta memberhentikan Komisaris perseoran, Hambra. Pemegang saham juga memberhentikan Direktur Pemasaran dan Supply Chain, yakni Ahyanizzaman.

Sebagai gantinya, RUPS mengangkat Hendrika Nora Osloi Sinaga dan mantan Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk (WSKT), Mochamad Choliq, sebagai Komisaris. Selain itu, Adi Mundandir diangkat sebagai Direktur Pemasaran dan Supply Chain.

Pada perdagangan saham Senin, 30 April 2018, saham SMGR ditutu ppada harga Rp9.650 per saham, naik 2,12 persen dibandingkan harga penutupan pada harga Rp9.600 per saham. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua