BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Chandra Asri Cari Mitra untuk Proyek Pabrik Petrokimia Senilai Rp68 Triliun

Bareksa15 Maret 2018
Tags:
Chandra Asri Cari Mitra untuk Proyek Pabrik Petrokimia Senilai Rp68 Triliun
Pabrik petrokimia PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan anak usaha PT Chandra Astri Petrochemical Tbk (TPIA). Sumber: dokumentasi perseroan

Jika pembangunan pabrik ini terealisasi, kapasitas produksi perseroan akan meningkat hampir dua kali lipat

Bareksa.com – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tengah menjajaki partner dari dalam dan luar negeri untuk membangun kompleks pabrik petrokimia berbasis cracker keduanya. Nilai investasi pembangunan pabrik kedua tersebut diperkirakan bakal menelan biaya hingga US$5 miliar, atau setara Rp68 triliun (kurs Rp13.745 per dolar AS).

Direktur Chandra Asri, Suryandi menuturkan bahwa saat ini keputusan bermitra belum mengerucut ke satu pihak. Opsi skema dan pihak yang akan bermitra dalam membangun pabrik Chandra Asri 2 masih terbuka.

“Mencari mitra dan menyiapkan pembangunan proyek dilakukan paralel,” katanya di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa proses persiapan proyek tersebut sudah dilakukan sejak tahun lalu. Pada 2017, perseroan telah membelanjakan dana sekitar US$77 juta untuk pembebasan lahan pabrik keduanya.

Tahun ini perseroan juga menganggarkan dana sebear Rp207 juta untuk membebaskan sejumlah lahan. Dana tersebut masuk ke dalam anggaran belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan 2018 sebesar US$568 juta.

Anak usaha dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini menargetkan keputusan investasi pembangunan komplek pabrik keduanya dilakukan pada kuartal I-2020. Setelah ada keputusan investasi, pembangunan pabrik diperkirakan bakal menghabiskan waktu selama tiga tahun sehingga bakal tuntas pada 2023.

Nantinya, pabrik kedua Chandra Asri bakal memproduksi ethylene hingga 1 juta ton per tahun, propylene 550.000 ton per tahun, py gas 450.000 ton dan mix c4 sebanyak 350.000 ton per tahun. Jika terealisasi, kapasitas produksi perseroan akan meningkat signifikan, hampir dua kali lipat saat ini.

“Produksi Chandra Asri setelah 2023 akan lebih dari 6 juta ton per tahun,” kata Suryandi.

Hingga akhir tahun ini, total produksi perseroan mencapai 3,3 juta ton per tahun. Kemudian, pada 2020 setelah seluruh ekspansi peningkatan kapasitas pabrik selesai maka kapasitas produksi Chandra Asri mencapai 4,2 juta ton per tahun.

Komplek pabrik kedua Chandra Asri bakal dikerjakan oleh anak usahanya, PT Chandra Asri Perkasa (CAP). Saat ini CAP merupakan pengelola komplek pabrik cracker perseroan yang telah ada saat ini.

Suryandi belum bisa mengungkapkan strategi penggalangan dana untuk mengerjakan proyek tersebut. Tetapi karena nilainya besar, dia mengatakan perlu partner untuk membangunnya.

Kinerja 2018

Sementara itu, kenaikan harga minyak dunia tahun ini diperkirakan bakal memberikan tekanan pada marjin keuntungan perseroan. Akan tetapi, Suryandi mengungkapkan bahwa perseroan telah memiliki strategi untuk mengantisipasinya.

Menurut dia, dengan meningkatnya kapasitas produksi maka perseroan bisa mengatur tingkat keuntungan dengan meningkatkan volume produksi. Selain itu, dengan kapasitas produksi tahun ini yang meningkat, hal tersebut akan meningkatkan pendapatan.

“Marjin walau terkoreksi masih akan manageble. Tidak akan sebesar 2017 tapi masih positif,” katanya.

Chandra Asri juga akan tetap menjaga utilitas produksinya tahun ini sebesar 90 persen.

Pendapatan perseroan diperkirakan masih akan sama seperti tahun lalu dengan peningkatan sekitar 7-8 persen. Hal itu terjadi karena pertumbuhan permintaan pasar terhadap produk petrokimia sekitar 7-8 persen per tahun.

Tahun ini sejumlah proyek yang tengah dan akan berjalan adalah peningkatan kapasitas butadine dari 100 kilo tons per annum (KTA) menjadi 137 KTA, pabrik polyethelyn baru berkapasitas 336 KTA menjadi 736 KTA dan debottlenecking PP yang akan ditingkatkan produksinya menjadi 590 KTA.

Sepanjang 2017, Chandra Asri membukukan laba besih US$319,2 juta, naik 6,3 persen dibandingkan dengan raihan tahun sebelumnya senilai US$300,1 juta. Kenaikan laba bersih tersebut dipicu oleh masih sehatnya marjin produk.

Pendapatan perseroan tercatat sebesar US$2,41 miliar atau meningkat 25,3 persen dibandingkan dengan perolehan pada 2016 senilai US$1,93 miliar. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua