BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham INCO Turun Usai Naik Tajam pada Januari, Bagaimana Kinerja Vale Indonesia?

Bareksa09 Maret 2018
Tags:
Saham INCO Turun Usai Naik Tajam pada Januari, Bagaimana Kinerja Vale Indonesia?
Nikel, jenis logam serbaguna yang kuat, antikarat, dan mampu mempertahankan karakter fisik maupun mekanik meskipun terpapar temperatur ekstrem. Dengan produksi rata-rata 75.000 metrik ton nikel matte per tahun, PT Vale menyumbang 5% pasokan nikel dunia. (Akun Facebook @ptvaleindonesia)

Pada 2017 Vale Indonesia mencatatkan rugi bersih US$15 juta, meskipun pendapatan naik 7,7 persen

Bareksa.com - Sejak awal Februari 2018 hingga penutupan perdagangan Kamis, 8 Maret 2018, harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terus menurun, setelah mengalami kenaikan tajam sepanjang bulan Januari 2018.

Pada perdagangan hari ini, Jumat, 9 Maret 2018, hingga pukul 14.59 WIB, saham INCO tercatat masih melanjutkan pelemahan 2,02 persen menjadi Rp2.910 per saham dari pembukaan Rp2.970 per saham.

Padahal pada awal Februari 2018 lalu, saham INCO ada di level Rp3.800 per saham dan pada penutupan Kamis menjadi Rp 2970 per saham. Artinya penurunan saham ini sudah mencapai 21 persen dari awal Februari hingga 8 Maret. Atau jika Jumat pukul 14.59 WIB, maka saham INCO telah longsor 23,4 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Fundamental INCO

Penurunan harga saham INCO tersebut, diperparah oleh rilis kinerja INCO sepanjang 2017 yang membukukan rugi bersih. Pendapatan INCO sepanjang tahun lalu memang naik 7,7 persen menjadi US$629 juta dari US$584 juta di 2016.

Tetapi, hal ini juga diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan 13,2 persen menjadi US$629 juta dari US$550 juta di 2016, sehingga membuat laba kotor INCO turun anjlok 80,7 persen jadi US$ 6,5 juta dari US$ 34,1 juta di 2016.

Hal ini berdampak pada rugi bersih yang harus ditanggung INCO sepanjang 2017 sebesar US$15 juta, setelah pada tahun lalu dapat membukukan laba bersih sebesar US$ 1 juta.

Illustration

Performa PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memang sangat bergantung dengan pergerakan harga nikel dunia. Saat ini harga nikel dunia terus menunjukkan pelemahan sejak 2015 lalu hingga pertengahan 2017.

Hingga semester pertama 2017, INCO mengumumkan kerugian, sementara di kuartal tiga dan empat INCO mengumumkan laba, karena harga nikel dunia pada saat itu mengalami kenaikan dibandingkan posisi harga di kuartal satu dan dua 2017. Tetapi, secara keseluruhan tetap saja INCO membukukan kerugian bersih.

Harga Nikel 2018

Meski begitu, harga nikel global sepanjang 2018 terus menunjukkan kenaikan. Kenaikan ini didorong oleh masih tingginya permintaan dari pasar Cina dan penutupan sejumlah tambang akibat hasil audit lingkungan dari pemerintah Filipina, sehingga pasokan global berkurang. Mengingat Filipina adalah salah satu negara penghasil nikel terbesar dunia, termasuk Indonesia.

Terus berkembangnya produksi mobil listrik diperkirakan akan mendongkrak permintaan nikel. Sebab komponen terpenting dalam mobil listrik adalah penggunaan baterai. Sementara di dalam baterai, komponen terbesarnya adalah nikel. Dengan begitu, terus berkembangnya mobil listrik ini akan menjadi sentimen pendobrak permintaan nikel ke depannya.

Illustration

Sebagai informasi, sepanjang 2017, PT Vale Indonesia Tbk melakukan penjualan terbesar kepada Vale Canada Limited sebesar 80 persen dan selebihnya penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co, Ltd. Selain itu, INCO hanya beroperasi dalam satu segmen usaha, yaitu penambangan dan pengolahan nikel di Indonesia.

Berdasarkan laporan perusahaan, penurunan laba bersih ini juga diperparah dengan penurunan produksi nikel. Sepanjang 2017, produksi nikel INCO turun 1 persen menjadi 76.807 metrik ton dari 77.581 metrik ton pada 2016. (AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,46

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua