Bareksa.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya merilis resmi regulasi yang mengatur taksi online, yang sejauh ini dianggap telah menjadi pesaing bagi bisnis konvensional. Saham operator taksi seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) memiliki pergerakan berbeda menjelang diimplementasikannya aturan tersebut.

Peraturan Menteri (PM) Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek berlaku mulai 1 November 2017. Peraturan tersebut ditandatangani oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, pada Selasa (24 Oktober 2017). Untuk taksi online disebut sebagai angkutan sewa khusus dengan persyaratan antara lain beroperasi hanya di wilayah yang ditetapkan, tidak terjadwal, dari pintu ke pintu, tujuan perjalanan ditentukan oleh pengguna jasa, tarif tertera pada aplikasi, penggunaan harus melalui pemesanan dan menurunkan penumpang di tengah jalan, dan wajib memenuhi standar pelayanan minimum.

Kemudian aturan tentang kendaraan yang digunakan lainnya yakni wajib menggunakan pelat hitam, memiliki kode khusus sesuai penetapan dari Polri, dilengkapi dengan tanda khusus stiker di kaca depan dan belakang sebagai tanda wilayah operasi, dokumen perjalanan yang sah, mencantumkan nomor pengaduan, serta identitas pengemudi yang ditempatkan di dashboard.

Grafik : Performa Pergerakan Saham BIRD & TAXI year to date (%)

Sumber : Bareksa.com

Terbitnya aturan tersebut melegalkan operasi dari aplikasi transportasi online seperti Uber dan Go-Car, yang merupakan salah satu layanan dari Go-Jek. Maka dari itu, ke depannya ada kemungkinan perusahaan taksi konvensional tersaingi bila tidak dapat bersaing dengan keberadaan transportasi berbasis online.

Dengan latar belakang ini, Bareksa pun memantau pergerakan harga saham kedua operator taksi nasional yakni Blue Bird dan Express. Keadaan kinerja keuangan disinyalir menjadi faktor yang memengaruhi harga saham kedua operator taksi tersebut. Meski mengalami fenomena yang sama, yakni adanya dampak dari transportasi online, saham BIRD mampu bertumbuh 44,6 persen di tahun ini.

Berbeda dengan BIRD, saham TAXI justru mengalami penurunan hingga 62,35 persen year to date. Hal ini tidak terlepas dari dampak transportasi online yang membuat penerimaan dari armada terus mengalami penurunan. Selain itu, TAXI juga sedang mengalami beberapa masalah internal yang mengharuskan perusahaan menjual beberapa asset seperti PHK karyawan taxi, jual tanah serta ruko. (Baca Juga : Sudah PHK 250 Karyawan, Bagaimana Kesehatan Keuangan TAXI?) (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.