ADHI Bakal Spin Off Unit Bisnis TOD Awal 2018 dan IPO di 2019
Saat ini perseroan mengelola lima proyek transit oriented development di Jabodebek
Saat ini perseroan mengelola lima proyek transit oriented development di Jabodebek
Bareksa.com - Badan usaha milik negara di bidang konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) bakal memisahkan (spin off) unit usahanya di bidang pengembangan transit oriented development (TOD) kereta ringan (light rail transit/ LRT) pada Januari 2018.
Rencananya perseroan akan segera melepas sebagian saham anak usahanya itu melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Direktur Operasi II Adhi Karya, Bambang Saddewo Soediro, mengungkapkan saat ini perseroan tengah memperbesar aset unit usaha di sektor TOD itu. Menurut dia, aset unit usaha TODnya sekitar Rp1,5 triliun, perseroan akan menyuntik modal hingga asetnya mencapai Rp3 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
"Sesuai peraturan, satu tahun setelah spin off anak usaha baru itu harus IPO," kata Bambang di Jakarta, Kamis, 15 November 2017. Rencananya anak usaha TOD akan IPO secepatnya atau menunggu hingga 2019. (Baca : November, KAI Bakal Dapat Pinjaman Rp19 Triliun untuk LRT)
Perseroan akan menggunakan skema inbreng untuk menyuntik modal unit usaha TOD tersebut. Perseroan memiliki dana Rp1,3 triliun hasil penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang akan didedikasikan seluruhnya untuk pengembangan bisnis TOD.
Bambang melanjutkan, perseroan memilih langkah spin off terhadap unit usahanya itu, sehingga perseroan harus melepas sebagian sahamnya ke publik pada 2019. Meski begitu, perseroan memiliki opsi perpanjangan waktu satu tahun lagi jika IPO saham belum terealisasi pada 2019.
Saat ini perseroan mengelola lima proyek TOD di Jabodetabek. Total, nantinya bakal ada 19 proyek TOD LRT di Jabodebek. (Lihat : Pemerintahan Jokowi Kaji Blended Finance untuk Biayai Infrastruktur)
IPO Adhi Persada Gedung
Tahun depan, Adhi Karya berencana melepas sebagian saham anak usahanya, PT Adhi Persada Gedung (APG) melalui IPO saham. Rencana IPO saham APG mundur dari proyeksi awal, yakni tahun ini.
Adhi Karya membidik kontrak baru pada 2018 sebanyak Rp 26 triliun hingga Rp 27,1 triliun, atau meningkat sekitar 20-25 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp21,7 triliun. Target kontrak baru itu di luar dari perolehan kontrak LRT.
Target pertumbuhan kontrak baru 2018 lebih rendah dari target pertumbuhan kontrak baru tahun ini 31,5 persen. Direktur Keuangan Adhi Karya, Haris Gunawan, menjelaskan bahwa tahun depan perseroan tidak hanya akan mengandalkan kontrak dari pemerintah.
“Kita berharap growth kontrak baru 20-25 persen,” ujarnya. (Baca : Saham 4 BUMN Kontruksi Ini Longsor Padahal Kinerja Cemerlang, Mana Lebih Unggul?)
Tiga Proyek Investasi Perseroan
Haris berharap pertumbuhan kontrak baru tahun depan didorong oleh kontrak dari proyek investasi perseroan. Adhi memang berencana melakukan investasi di beberapa proyek agar mendapatkan kontrak pembangunan proyek tersebut.
Dia menyebutkan, ada tiga proyek investasi Adhi Karya yang diharapkan mulai tahun depan. Proyek tersebut adalah pengolahan air bersih (water treatment), reklamasi dan jalan tol. (Lihat : Adhi Karya Bidik Proyek Reklamasi Jawa Timur Rp 2,8 Triliun)
Dalam proyek-proyek tersebut, sebagian besar Adhi Karya tidak menjadi pemegang saham mayoritas. Adhi lebih membidik perolehan kontrak pembangunannya.
Hingga kuartal III 2017 perseroan memperoleh laba bersih Rp205,07 miliar, atau naik 78 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp115,18 miliar.
Sementara pendapatan perseroan tercatat Rp8,7 triliun, melonjak 53 persen dibandingkan kuartal III tahun lalu Rp5,69 triliun. (AM) (Baca : Adhi Karya Targetkan Kontrak Baru 2018 Tumbuh 25 Persen)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,29 | 0,31% | 4,11% | 7,69% | 8,53% | 19,61% | 38,45% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,65 | 0,41% | 4,25% | 7,12% | 7,48% | 3,39% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.082,41 | 0,58% | 3,99% | 7,33% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,66 | 0,52% | 3,87% | 6,90% | 7,37% | 17,90% | 40,64% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.278,99 | 0,82% | 3,98% | 6,92% | 7,34% | 20,33% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.