BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Investor Respons Negatif Efek Pengaturan Harga Batu Bara ke PLN?

Bareksa22 September 2017
Tags:
Investor Respons Negatif Efek Pengaturan Harga Batu Bara ke PLN?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan (kiri) bersama Direktur Utama PLN Sofyan Basir (kanan) meninjau Pusat Pengatur Beban (P2B) Listrik Jawa-Bali di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Pertumbuhan indeks sektor tambang hanya 6,38 persen

Bareksa.com – Ada yang menarik dari pergerakkan indek sektor tambang jelang tutup kuartal III tahun ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks sektor tambang mulai mengalami tekanan secara year to date.

Hingga 20 September 2017, indeks sektor tambang naik 6,38 persen menjadi 1.473,1 dari 1.384,71 pada akhir Desember 2016. Padahal, indeks yag berisi 44 saham ini sempat tumbuh 8,73 persen pada akhir Agustus 2017 ke level 1.505,53.

Dari beberapa saham yang ada, saham-saham tambang milik pemerintah alias BUMN menjadi yang paling mendapat sorotan. Bagaimana tidak, saham seperti PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS) sedang memberikan return negatif.

Promo Terbaru di Bareksa

Misalnya saja ANTM. Sepanjang September ini, saham ANTM turun 8,11 persen dari Rp 740 pada akhir Agustus 2017 menjadi Rp 680 per 20 September 2017. Catatan itu pun membuat saham ANTM sudah turun 24,02 persen secara year to date. (Baca : Menteri Rini Putuskan Inalum akan Akuisisi 41,64 Persen Saham Freeport Indonesia)

Penurunan saham PTBA lebih dalam. Dalam periode 31 Agustus 2017 hingga 20 September 2017, harga saham PTBA turun 15,76 persen dari Rp 12.375 menjadi Rp 10.425. Sementara secara year to date turun 16,6 persen dari Rp 12.500.

Sementara TINS yang turun 6,81 persen sepanjang September ini, secara year to date sudah turun 17,21 persen dari Rp 1.075 menjadi Rp 890.

Grafik: Return Saham ANTM, PTBA, dan TINS

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Apa sebenarnya yang terjadi pada saham-saham tambang pelat merah ini? Analis Ciptadana Sekuritas Achmad Sudjatmiko, menuturkan penurunan saham-saham tambang karena ada wacana dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. (Lihat : Usai Catatkan Tahap I, KIK EBA PLN Tahap II Berpeluang Listing di Luar Negeri)

“Supaya harga batu bara ke PLN dijual dengan formula cost 15 persen hingga 25 persen margin,” ungkap Achmad kepada Bareksa, Jumat, 22 September 2017.

Analis Recapital Sekuritas Kiswoyo Adi Joe juga mencermati wacana tersebut. “Itu riskan. Jika ada pengaturan harga,” katanya singkat.

Masih Ada Harapan

Secara umum, Kiswoyo menilai ada aksi profit taking yang membuat indeks saham tambang mulai mengalami tekanan. Di sisi lain, katalis positif untuk saham tambang muncul dari kebijakan Cina yang menjaga harga batu bara agar tetap tinggi.

Kiswoyo menuturkan, kebijakan Cina menjaga harga batu bara tetap tinggi terkait dengan eksposur perbankan di sana. “Karena banyak bank di Cina memberikan utang ke tambang batu bara. Kalau harga batu bara rendah, maka kredit bermasalah (NPL) akan tinggi,” ujar Kiswoyo. (Baca : BUMI Melonjak 10,8 Persen Jelang Jualan Saham Treasury, Diborong Broker Ini)

Melihat pergerakkan sebagian besar saham tambang saat ini, Achmad pun berpendapat, waktu yang tepat untuk membeli alias time to buy. “Saya lihat peluang untuk diterapkan peraturan harga itu (PLN) masih lama, jadi saatnya membeli saham tambang,” tutur dia.

Namun Achmad menegaskan, tidak semua saham tambang berprospek bagus. “Harus dilihat lebih dalam lagi fundamentalnya,” tambah Achmad. (Baca : Harga Batu Bara Kelistrikan akan Diatur, Ini Imbas ke PTBA, ADRO, ITMG, dan DOID)

Grafik: Pergerakkan Indeks Sektor Tambang

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.770,88

Up0,60%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,21%
Up44,78%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.317,39

Up0,21%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,59%
Up18,30%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,76

Down- 0,87%
Up2,76%
Up0,01%
Up3,87%
Up18,27%
Up46,70%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,68

Up0,01%
Up2,06%
Up0,02%
Up3,07%
Down- 2,20%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,51

Up0,51%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua