BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ini Alasan Wika Gedung Tambah Jumlah Saham IPO Jadi 40 Persen

11 Oktober 2017
Tags:
Ini Alasan Wika Gedung Tambah Jumlah Saham IPO Jadi 40 Persen
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono (kiri), dan Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama meninjau proyek simpang susun Semanggi yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

WIKA bekerja sama dengan PT KAI kembangkan kawasan transit oriented development di Stasiun Pasar Senen

Bareksa.com - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung berencana menambah jumlah saham yang akan dilepas kepada publik melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham menjadi 40 persen, dari rencana awal 30 persen dari modal disetor.

Direktur Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung), Nur Al Fata, mengatakan pemegang saham perseroan telah menyetujui rencana jumlah saham maksimal yang akan dilepas ke publik. Nantinya, jumlah saham yang akan dilepas tergantung dengan kondisi pasar.

"Kita memiliki sensitifitas, apa akan menerbitkan 30 - 40 persen nanti," jelasnya di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. (Baca : 2 BUMN Rencana Terbitkan DIRE Tahun Depan)

Promo Terbaru di Bareksa

Dengan perkiraan jumlah saham yang dilepas tersebut, perseroan membidik dana sebesar Rp 2-3 triliun melalui IPO saham.

Nantinya, dana hasil IPO akan digunakan untuk mengembangkan sejumlah proyek, seperti menyediakan space di rumah sakit, transportasi massal dan space di Bandara.

Wika Gedung bakal menawarkan sahamnya kepada investor internasional. Rencananya perseroan akan menawarkan saham baru melalui IPO kepada investor di Asia Tenggara dan Hong Kong.

Perseroan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir November tahun ini. Sementara proses bookbuilding akan dilakukan pada akhir bulan ini. (Lihat : Saham WTON Naik 3 Hari Berturut-turut, Ini Prospek Bisnis dan Saham Wika Beton)

Perolehan Kontrak Baru

Hingga September 2017, Wika Gedung telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 5,1 triliun. Menurut Nur, Wika Gedung membidik perolehan kontrak baru tahun ini sebesar Rp 7,2 triliun, meningkat 67,4 persen dari realisasi tahun lalu Rp 4,3 triliun.

Untuk kinerja keuangan, perseroan menargetkan pendapatan tahun ini Rp 4 triliun dan laba bersih Rp 286 miliar. Proyeksi laba bersih perseroan tahun ini meningkat signifikan dibandingkan realisasi pada 2016 yang sebesar Rp 143 miliar.

Untuk tahun depan, Wika Gedung menargetkan perolehan kontrak baru Rp 8,8 triliun. Perseroan juga membidik pendapatan pada 2018 sebesar Rp 6,8 triliun dan laba bersih di atas Rp 450 miliar.

Menurut dia, kontribusi pendapatan Wika Gedung saat ini masih sangat didominasi oleh bisnsi konstruksi. Bisnis konstruksi high rise Wika Gedung berkontribusi sebesar 88 persen dari total pendapatan. "Sisanya dari bisnis properti," ungkap Nur.

Saat ini perseroan tengah menggarap lima proyek properti. Arah bisnis properti perseroan adalah membangun proyek yang sudah memiliki captive market, seperti proyek transit oriented development (TOD). (Baca : Saham 4 BUMN Kontruksi Ini Longsor Padahal Kinerja Cemerlang, Mana Lebih Unggul?)

TOD Senen

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengembangkan kawasan berkonsep transit oriented development (TOD) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Dalam proyek tersebut, Wika bakal membangun sebanyak 480 unit rusun untuk masyarakat berpenghasiian rendah (MBR), 882 unit apartemen untuk masyarakat menengah ke bawah dan kawasan komersil yang berada di atas lahan seluas 8.560 meter persegi milik PT KAI.

Direktur Utama Wijaya Karya, Bintang Perbowo, menjelaskan bahwa pengembangan kawasan dengan niiai investasi sekitar Rp 500 miiiar tersebut akan berlangsung selama empat tahun dengan jangka waktu kerja sama usaha selama 50 tahun. (Lihat : Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Beroperasi, Ini Dampaknya ke Saham WIKA)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,47

Up0,44%
Up5,47%
Up9,71%
Up9,85%
Up18,69%
Up8,66%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,49

Up0,46%
Up5,00%
Up8,81%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,86

Up0,42%
Up4,45%
Up9,61%
Up9,90%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,26

Up1,03%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua