Market Brief : KAEF Menganggarkan Capex Rp1,2 T, BJTM Merilis Laba Bersih Rp1 T
SMGR Juga Mencetak Laba Bersih Rp4 T

SMGR Juga Mencetak Laba Bersih Rp4 T
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF)
Menganggarkan belanja modal senilai Rp1,2 triliun pada tahun ini, yang akan digunakan untuk ekspansi perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu rencana investasi yang akan direalisasikan pada tahun ini adalah melanjutkan pembangunan pabrik di wilayah Banjaran, Jawa Barat. Pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp1,3 triliun melalui skema anggaran multiyears itu akan memproduksi obat kanker, injeksi, salep, dan krim obat.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain penyelesaian pabrik di Banjaran, Kimia Farma juga tengah menjajaki rencana kerja sama dengan investor asal India yang akan membangun pabrik di Indonesia. Kimia Farma berencana membentuk perusahaan joint venture dengan investor India tersebut untuk mengembangkan bisnis obat-obatan ethical.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)
BJTM Meraup laba bersih Rp1,03 triliun sepanjang 2016 atau tumbuh 16,25 persen secara tahunan, meskipun penyaluran kredit tumbuh satu digit di 4,45 persen dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat 4,28 persen dibanding 2015.
Bank Jatim tampak masih memiliki "pekerjaan rumah" di kualitas kredit mengingat pertumbuhan kredit yang satu digit dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang naik menjadi 4,77 persen (gross) dari 4,29 persen. Sementera NPL Nett Bank Jatim sebesar 0,65 persen pada 2016.
Soeroso, Direktur Utama Bank Jatim menuturkan, penyumbang NPL paling banyak dari segmen kredit komersial. NPL Bank Jatim untuk kredit komersial mencapai 12,27 persen pada 2016. Menurut Soeroso, banyak debitur di sektor infrastruktur yang terganggu arus kas keuangannya, karena beberapa proyek infrastruktur yang terhambat.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Pada 2016 SMGR telah membukukan laba bersih Rp4,01 triliun, atau turun dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,52 triliun, akibat ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional.
"Pertumbuhan semen nasional tahun ini minus 3 persen akibat hadirnya pemain baru di industri semen, dan diperkirakan pertumbuhan nasional untuk semen sampai dengan Desember minus 1,1 persen. Namun demikian, market share SMGR masih dapat bertahan di 41,6 persen," kata Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra.
Ia mengatakan, faktor ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional yang menurun otomatis memberikan imbas yang cukup signifikan pada kinerja emiten Semen Indonesia. Ia mencontohkan Pabrik Tuban yang mampu mencetak produksi sebesar 1.381.907 ton atau 5 persen di atas RKAP sebesar 1.304.400 ton, dan angka itu melampaui rekor produksi tahun 2015, yakni 1.355.795 ton atau meningkat 2 persen.
Rizkan berharap tahun 2017 beberapa pabrik semen berlabel Holding Semen Indonesia itu dapat menorehkan prestasi di setiap produksinya. "Kami akan menerapkan strategi transformasi dari sekadar produsen semen menjadi bisnis semen, hilirisasi produk (adjacent portofolio), pasar regional, dan cost transformation," katanya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.