BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

ADRO Geser HMSP dari Daftar Penggerak IHSG

08 September 2016
Tags:
ADRO Geser HMSP dari Daftar Penggerak IHSG
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir (tengah) berbincang dengan Wakil Presiden Direktur Dharma Djojonegoro (kiri) dan Presiden Direktur PT Adaro Power Mohammad Effendi. (Bareksa/Hanum K. Dewi)

ADRO menyumbang 21,9 poin terhadap pertumbuhan IHSG hingga 7 September 2016

Bareksa.com – Pasar saham Indonesia bergerak positif sejak awal tahun ini, yang ditandai dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 17,16 persen hingga Rabu, 7 September 2016. Pergerakan indeks ini didukung oleh sejumlah saham dengan bobot terbesar yang berkinerja terbaik sejak awal tahun (year to date/YTD).

Pada perdagangan Rabu, 7 September 2016, IHSG ditutup pada level 5.381,354 atau naik 9,258 poin (0,172 persen). Sepanjang hari itu, terjadi transaksi sebanyak 10,55 miliar saham dengan nilai Rp6,98 triliun. Meski tumbuh positif, investor asing mencatat net sell sebesar Rp237,5 miliar. Secara tahunan, IHSG pada 7 September itu sudah naik 17,16 persen dari 4.525,92 pada 4 Januari 2016.

Nah, memasuki bulan September, ada perubahan dari daftar 10 penggerak terbesar IHSG. Cara menghitung seberapa besar masing-masing saham menggerakkan IHSG adalah dengan mengalikan bobot (market capitalization) saham dengan perubahan harga (return) saham itu, maka didapatlah angka kontribusi saham ini terhadap IHSG

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam daftar 10 besar penggerak IHSG, nama baru yang muncul adalah saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Perusahaan tambang batu bara ini menggeser posisi saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang bertengger pada Agustus. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 7 September 2016, ADRO berada di posisi sembilan saham penggerak IHSG dengan menyumbang 21,9 poin terhadap pertumbuhan IHSG secara tahunan.

Saham ADRO yang berada pada level Rp515 pada akhir tahun 2015, harganya sudah naik menjadi Rp1.245 per saham per 7 September 2016. Artinya, saham ADRO sudah memberikan return 141,7 persen kepada para pemegang sahamnya secara year to date.

Tabel: Saham penggerak IHSG hingga 7 September 2016

Illustration

Sumber: BEI

Mari kita bandingkan kondisi terbaru ini dengan keadaan pada 31 Agustus 2016. Saat itu, IHSG juga sedang menguat ke level 5.386,082 atau naik 23,766 poin (0,443 persen) dan terjadi transaksi sebanyak 6,94 miliar saham bernilai Rp8,04 triliun.

Pada periode awal tahun hingga 31 Agustus 2016, di dalam daftar 10 penggerak terbesar IHSG, ada nama HMSP. Saham produsen rokok ini menyumbang 23,6 poin bagi IHSG yang telah naik 793,07 atau 17,27 persen secara tahunan. Sejak menjadi salah satu penggerak IHSG pada akhir Agustus itu, saham berkapitalisasi pasar Rp463 triliun ini hanya bertahan selama empat hari atau lebih tepatnya hingga 5 September 2016.

Tabel: Saham penggerak IHSG hingga 31 Agustus 2016

Illustration

Sumber: BEI

Menengok pergerakan ADRO dan HMSP pada periode 31 Agustus hingga 5 September, kedua saham itu bergerak berlawanan arah. Saham ADRO sejak 31 Agustus bergerak naik dari level Rp1.150 menjadi Rp1.220. Sementara, HMSP bergerak turun dari Rp3.980 menjadi Rp3.910.

Sentimen

Pergerakan kedua saham tersebut tidak terlepas dari sentimen yang membayangi mereka. Belum lama ini, HMSP mendapat beberapa sentimen penggerak. Salah satunya soal wacana penaikkan harga rokok menjadi Rp50.000 per bungkus, meski akhirnya dibantah oleh pemerintah.

Yang terbaru, produsen rokok terbesar di BEI ini mengumumkan perubahan susunan manajemen, dengan mengganti posisi Presiden Direktur Paul Norman Janelle yang telah memimpin HM Sampoerna sejak 12 Juli 2012.

Berbeda dengan HMSP, saham ADRO mendapat sentimen baik sejalan dengan saham-saham pertambangan lainnya. Mengalahkan IHSG, indeks sektor pertambangan (mining index) di Bursa Efek Indonesia mencatat return 48,10 persen sejak awal tahun hingga 7 September 2016. Bahkan, saham ADRO bisa jadi terus bertahan dalam daftar penggerak IHSG. Terutama dengan sentimen peningkatan harga batu bara acuan (HBA).

Harga acuan bulanan yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu mencapai rekor tertinggi tahun ini yakni di US$63,93 per metrik ton untuk September 2016. Angka tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak harga pada April 2015 sebesar US$64,48 per metrik ton. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua