BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Keuangan Masih Bermasalah, SIAP Cari Mitra untuk Bangun PLTU

Bareksa21 Januari 2016
Tags:
Keuangan Masih Bermasalah, SIAP Cari Mitra untuk Bangun PLTU
Ilustrasi pertambangan batu bara. (Peabody Energy, Inc/Wikimedia Commons)

"Kami tidak lagi akan memakai shareholder loan"

Bareksa.com - PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) sedang mencari mitra untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sementara produksi batu bara dihentikan akibat harga komoditas yang masih lemah. Manajemen baru perseroan akan mengubah strategi pencarian dana di saat kondisi keuangan masih bermasalah.

Direktur Utama SIAP Christian Victor Ponto, yang baru saja diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan hari ini (Rabu, 20 Januari 2016), mengatakan manajemen akan berhenti menggunakan dana pinjaman dari pemegang saham.

“Kami tidak lagi akan memakai shareholder loan. Kami akan mengutamakan pendanaan dari kerja sama dengan pihak lain,” ujarnya usai RUPSLB di Jakarta.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan perjanjian pinjaman dengan induk usaha Fundamental Resources pada 11 Agustus 2015, SIAP mendapat fasilitas pinjaman sebesar Rp200 miliar yang dapat digunakan secara bertahap selama dua tahun. Tujuan penggunaan dana itu untuk belanja modal dan modal kerja SIAP beserta anak usahanya.

Sementara itu, Corporate Secretary SIAP Herry Priambodo mengatakan sudah ada calon mitra dari Singapura yang tertarik untuk ikut membangun PLTU mulut tambang dan PLTU biomassa di dekat pertambangan batu bara perseroan. Menurutnya, pembangunan PLTU tersebut untuk memastikan produksi batu bara perseroan dapat diserap.

"Kami akan kerja sama dengan private equity dari Singapura untuk membangun PLTU. Bentuknya mungkin joint venture," ujarnya meski belum bisa memerinci pembagian porsi kepemilikan saham dalam kerja sama tersebut.

Herry mengatakan dalam perhitungan kasar, biaya pembangunan PLTU berkapasitas 1 megawatt butuh investasi sekitar US$1 juta. Maka, bila perseroan akan membangun 2x100 megawatt, dibutuhkan investasi sekitar US$200 juta. Bila 80 persen dana bisa bersumber dari pinjaman, maka kebutuhan ekuitas sekitar US$40 juta.

Namun, untuk saat ini Christian mengaku perseroan akan fokus untuk memperbaiki kondisi internal yang sedang kacau pasca diterpa masalah saham dan laporan keuangan. “Saat ini kami konsolidasi dulu. Yang penting internal sudah berbeda dan akan ada perbaikan. Lihat saja perkembangannya,” kata dia.

Christian menjelaskan masalah keuangan saat ini masih merupakan tanggung jawab dari manajemen lama. Oleh sebab itu, empat direksi yang sudah mengundurkan diri tidak mendapatkan status acquit et de charge (pembebasan tanggung jawab sepenuhnya) meski sudah digantikan oleh direksi baru. (Baca juga: Manajemen Baru SIAP Dipimpin Bekas Orang Bakrie)

Seperti diketahui, perdagangan saham SIAP masih dihentikan sementara (disuspen) oleh Bursa Efek Indonesia sejak 9 November 2015 akibat operasional perseroan yang mandek. Anak usaha perseroan, yaitu Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC) sejak 15 November 2015 menghentikan kegiatan pertambangan meski sudah melakukan pengupasan lapisan tanah (over burden). Hal itu terkait dengan izin clean and clear (CNC) dan eksportir terdaftar (ET) masih dalam proses sehingga belum boleh menambang batu bara (coal getting).

Di sisi lain, aksi korporasi perseroan pada Juli 2014 dianggap sebagai akuisisi terbalik (reverse acquisition), yang tujuannya memasukkan satu perusahaan tertutup ke sebuah perusahaan terbuka. Pada saat itu, perseroan melakukan rights issue senilai Rp4,7 triliun untuk mengakuisisi IWBMC dengan pembeli siaga Danareksa Sekuritas.

Akan tetapi, per akhir Juli 2014 Fundamental Resources menjadi pemilik saham SIAP. Artinya ada penjualan saham SIAP dari Danareksa kepada Fundamental Resources. Lantaran Fundamental Resources bukan pemegang saham lama SIAP dan tidak mempunyai hak atas right SIAP. Fundamental Resources juga tidak bisa menebus right milik pemegang saham lama karena dalam prospektus yang menjadi pembeli siaga adalah Danareksa.

Sebagai akibat akuisisi ini, nilai aset perseroan per September 2015 hanya Rp307,9 miliar, padahal dalam laporan keuangan per akhir Juni 2015 nilai aset masih tercatat Rp4,9 triliun. (Baca juga: Menguak Susutnya Aset SIAP Hingga Lebih Dari Rp4 Triliun)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menganggap Fundamental Resources dan Ridgetop Holding Ventures Ltd (pemegang saham IWBMC) sebagai pihak berafiliasi sehingga dianggap sebagai akuisisi terbalik. Oleh sebab itu, terjadi revisi untuk laporan per kuartal ketiga 2015 dan saat ini laporan keuangan SIAP tahun buku 2015 masih dalam proses audit.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua