BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Dalam lima tahun Perusahaan Amerika Investasi US$8,2 miliar di Indonesia

18 Februari 2016
Tags:
Dalam lima tahun Perusahaan Amerika Investasi  US$8,2 miliar di Indonesia
Kepala badan Koordinasi penanaman Modal, Franky Sibarani ketika diwawancarai secara khusus di ruang kerjanya, 3 Juli 2015. (Bareksa/Alfin Tofler)

Realisasi investasi ini mencapai 50 persen dari total komitmen investasi di Indonesia.

Bareksa.com - Investor asal Amerika Serikat merealisasikan separuh dari komitmen investasi mereka dalam periode 2010 - 2015. Persentase realisasi investasi ini lebih tinggi dibandingkan China yang hanya merealisasikan investasinya kurang dari 10 persen.

Walaupun demikian, persentasi ini masih kalah dibanding realisasi investasi oleh Korea Selatan dan juga Jepang. Realisasi investasi kedua negara tersebut mencapai 60 - 70 persen dari komitmen yang mereka berikan.

Promo Terbaru di Bareksa

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Franky Sibarani, mengatakan, komitmen investasi perusahaan Amerika Serikat melalui izin prinsip sejak 2010-2015 mencapai angka $16,4 miliar. Dari jumlah komitmen tersebut, investasi yang terealisasi adalah sebesar $8,2 miliar atau setara dengan 50 persen dari total komitmen.

“Rasio realisasi dan komitmen ini akan ditingkatkan lebih terutama untuk mendorong komitmen-komitmen yang jumlahnya mencapai US$ 8 miliar lebih tersebut untuk dapat segera direalisasikan,” katanya, Kamis 18 Februari 2016.

Franky menambahkaan, sektor yang mendominasi dalam komitmen investasi yang masuk di antaranya industri kimia dasar, refinery, perkebunan serta otomotif. Sementara untuk realisasi investasi sektornya didominasi oleh pertambangan, pembangkit listrik, otomotif, serta industri ban.

“Dalam setahun terakhir kami melihat terjadi diversifikasi sektor yang positif yang sebelumnya mayoritas didominasi pertambangan, kini investasi AS di Indonesia jauh lebih beragam,” jelasnya.

Franky mengatakan pihaknya akan mengawal agar komitmen investasi yang sudah masuk dapat segera direalisasikan. Ditambahkannya, dalam pertemuan dengan perwakilan 16 kelompok usaha AS kemarin diketahui yang menjadi perhatian utama adalah adalah persoalan impor bahan baku dan masalah kemudahan masuknya tenaga asing profesional untuk mendukung sektor tersebut.

Mantan Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman ini juga mengajak para investor untuk masuk ke sektor baru yang dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Sektor-sektor tersebut adalah perfilman, fasilitas pelabuhan, farmasi dan e-commerce.

Amerika Serikat merupakan salah satu negara prioritas pemasaran investasi. Data BKPM pada 2015, mengungkapkan nilai realisasi investasi AS mencapai US$ 893,2 juta. Investasi tersebut terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan.

BKPM, pada 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target 2015 atau mencapai Rp594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4

Dari sisi penyerapan tenaga kerja pada 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Penyerapan ini diharapkan datang dari 10 negara prioritas untuk investasi yakni Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,47

Up0,44%
Up5,47%
Up9,71%
Up9,85%
Up18,69%
Up8,66%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,49

Up0,46%
Up5,00%
Up8,81%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,86

Up0,42%
Up4,45%
Up9,61%
Up9,90%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,26

Up1,03%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua