MARKET FLASH: AISA Akan Divestasi GOLL; WIKA & PTPP Menang Proyek Kertajati
BABP akan rights issue Rp600 miliar; Anak usaha ADRO dapat pinjaman $320 juta

BABP akan rights issue Rp600 miliar; Anak usaha ADRO dapat pinjaman $320 juta
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
AISA sedang mencari jalan melepas saham anak usahanya, PT Golden Plantation Tbk (GOLL) karena dianggap membebani kinerja usaha perseroan. Beberapa opsi pelepasan anak usaha itu termasuk membagikan dividen berupa 30 persen saham GOLL kepada pemegang saham AISA. Rencana itu sudah diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan butuh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahun depan.
Promo Terbaru di Bareksa
Skema pelepasan lain divestasi langsung saham GOLL kepada investor strategis. Saat ini, AISA menguasai 78,17 persen saham GOLL. Apabila AISA melepas 30 persen, porsi kepemilikan yang kurang dari 50 persen tidak akan terkonsolidasi pada laporan keuangan AISA.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT PP Tbk (PTPP)
Konsorsium WIKA dan PTPP memenangi tender proyek terminal penumpang Bandara Internasional Kertajati, Jawa barat. Di proyek senilai Rp 1,39 triliun ini, WIKA menjadi pemimpin konsorsium dengan porsi 55 persen dari total proyek. Dengan porsi tersebut, WIKA meraih kontrak senilai Rp 767,25 miliar, sedangkan PTPP mendapatkan Rp 627,75 miliar.
WIKA dan PTPP akan menggarap proyek bangunan utama penumpang atau Paket II Konstruksi Sisi Darat Tahap 1A Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati Majalengka. Pada 23 November 2015, PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), pemilik proyek, menunjuk WIKA-PTPP setelah melalui evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi dan verifikasi.
PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)
BABP bakal menerbitkan saham baru pada 2016 senilai Rp600 miliar untuk meningkatkan modal inti menjadi Rp5 triliun pada 2020. Rights issue merupakan satu opsi untuk menggemukkan modal, selain kemitraan dengan investor strategis.
Sebelumnya, bank milik Grup MNC yang dikendalikan Hary Tanoesoedibjo itu sudah melaksanakan rights issue (hak memesan efek terlebih dahulu/ HMETD) IV pada Oktober 2015 senilai Rp409,72 miliar. Dengan begitu, modal inti pada akhir tahun ini sekitar Rp1,4 - 1,5 triliun.
PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
BYAN melakukan restrukturisasi utang yang nilai pokoknya mencapai US$950 juta, di tengah terbatasnya likuiditas perusahaan dan turunnya kinerja. Berbagai fasilitas itu berasal dari sindikasi bank asing, bank lokal, serta perusahaan pembiayaan pada 10 April 2012.
Perjanjian atas perubahan ini diteken pada 22 Desember 2015. Direktur Utama BYAN Chin Wai Fong menerangkan amandemen tersebut mencakup perubahan jenis dan nilai fasilitas. Amandemen termasuk perpanjangan waktu jatuh tempo pembayaran utang yang dapat memperbaiki posisi keuangan perseroan. Per September 2015, posisi kas dan setara kas perseroan sekitar US$86,65 juta.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
ADRO melalui dua anak usahanya, yaitu PT Saptaindra Sejati dan PT Maritim Barito Perkasa mendapatkan fasilitas pinjaman dengan total nilai US$320 juta. Sapta indra Sejati mendapatkan pinjaman sekitar US$200 juta dan Maritim Barito senilai US$120 juta. Pinjaman itu diperoleh dari konsorsium, 12 bank untuk jangka 6 tahun. Kedua fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk pembiayaan kembali atau refinancing fasilitas pinjaman Saptaindra Sejati tertanggal 18 Februari 2011, serta fasilitas pinjaman Maritim Barito tertanggal 29 Mei 2012.
PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW)
FASW mengincar pertumbuhan penjualan bersih 20 persen menjadi Rp6 triliun pada 2016 setelah tahun ini turun akibat pelemahan konsumsi. Emiten produsen kertas itu meyakini daya beli masyarakat pulih pada tahun depan berbarengan dengan akselerasi proyek infrastruktur pemerintah yang ikut mengungkit konsumsi makanan dan minuman.
Perseroan mengalami penurunan penjualan bersih 12,29 persen dari Rp4,15 triliun pada Januari-September 2014 menjadi Rp3,64 triliun pada periode yang sama tahun ini. Pelemahan konsumsi membuat permintaan terhadap produk-produk kemasan turun, yang pada gilirannya mengurangi permintaan terhadap bahan baku kemasan kertas.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,01 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,67 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.153,01 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.044,45 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.