BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

PTPP Jajaki Opsi Obligasi Meski Optimis PMN Rp2,25T Cair

11 November 2015
Tags:
PTPP Jajaki Opsi Obligasi Meski Optimis PMN Rp2,25T Cair
Pekerja menyelesaikan kontruksi pembangunan tower Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/9). Tower tersebut rencananya mempunyai 578 unit apartemen yang dilengkapi mall dan ruang terbuka hijau. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Dana PMN akan digunakan untuk 6 proyek utama perseroan

Bareksa.com - Perusahaan konstruksi pelat merah PT PP Tbk (PTPP) akan mempertimbangkan penerbitan obligasi untuk pendanaan tahun depan, meski tetap optimistis mendapatkan suntikan modal dari pemerintah. Usulan pemerintah dalam Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PTPP senilai Rp2,25 triliun dan sejumlah BUMN lain masih belum disetujui oleh parlemen.

Direktur Utama PTPP Bambang Triwibowo menyatakan perseroan optimistis suntikan modal dari negara akan disetujui dalam pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2016. PMN tersebut akan menjadi salah satu sumber pendanaan perseroan selain opsi obligasi dalam mengerjakan setidaknya enam proyek utama.

"Kami tetap optimistis PMN akan keluar di APBNP 2016. Kalau itu mundur, proyek kami mundur, mungkin akan jalan tahun depan pada Agustus September. Tapi kalapun tidak disetujui, tidak masalah karena kami masih punya ruang obligasi," ujarnya dalam paparan publik di acara Investor Summit 2015 di Jakarta (11/11).

Promo Terbaru di Bareksa

Dia menyebutkan sejumlah proyek yang diusulkan mendapat dana PMN adalah 6 ruas jalan tol di DKI Jakarta, Dermaga Kuala Tanjung, Kawasan Industri Kuala Tanjung, Jalan tol Medan-Kuala Namu, Jalan Tol Manado Bitung, Jalan Tol Samarinda-Balikpapan, serta proyek apartemen untuk kelas menengah.

Sebagai informasi, proyek Kawasan Industri Kuala Tanjung bernilai Rp8 triliun dan akan dikerjakan oleh sejumlah kontraktor. Demikian juga proyek Jalan Tol Manado Bitung senilai Rp3,3 triliun dan Jalan Tol Samarinda - Balikpapan senilai Rp8,39 triliun. Ketiga proyek infrastruktur besar tersebut juga dikerjakan oleh kontraktor BUMN lain, yaitu PT WIjaya Karya Tbk (WIKA).

Direktur Keuangan PTPP Tumiyana menambahkan PMN pemerintah akan dilakukan melalui penerbitan saham baru (rights issue). Selain itu, perseroan juga akan mencari kombinasi pendanaan yang paling efisien selain suntikan modal.

"Kami akan mencari kombinasi yang paling murah, bisa obligasi, commercial bank, atau MTN. Mana yang paling efisien akan mixed," ujarnya.

Apabila PMN disetujui, perseroan akan menerbitkan saham baru melalui rights issue senilai Rp4,5 triliun. Angka tersebut didapat dari porsi kepemilikan pemerintah sebesar 51 persen senilai PMN Rp2,25 triliun dan publik sisanya.

Ruang Pinjaman

Dengan penambahan modal itu, ekuitas perseroan juga akan meningkat cepat dan memungkinkan untuk mengambil pinjaman lebih besar sehingga dapat membiayai proyek-proyek infrastruktur. Perseroan memperkirakan ekuitas di akhir tahun ini mencapai Rp4,3 triliun dengan aset sebesar Rp20 triliun.

Adapun total liabilitas perseroan per akhir tahun diperkirakan mencapai Rp16 triliun, sehingga nilai rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) sekitar 3,7 kali.

Dengan penambahan modal melalui rights issue, nilai ekuitas bisa berganda menjadi Rp8,8 triliun. Sehingga, apabila perseroan ingin tetap mempertahankan DER di 3,7 kali, maka ruang utang yang bisa diambil mencapai Rp32,56 triliun.

Semakin besarnya ruang utang yang bisa diambil, nilai kontrak perseroan pun menjadi semakin besar. Nilai kapitalisasi (utang ditambah ekuitas) pun bisa meningkat dari Rp20 triliun menjadi Rp40 triliun, atau dua kali lipat dari saat ini.

Secara historis rata-rata kontrak yang bisa diraih PTPP sekitar dua kali kapitalisasi modal, maka besaran kontraknya bisa mencapai sekitar Rp80 triliun. Hal ini tentunya dapat mendukung target indikasi perseroan di tahun depan.

Seperti disebutkan oleh Bambang, perseroan yakin dapat mengerjakan sebanyak 125 - 130 proyek pada tahun depan. Nilai proyek yang dikerjakan (order book) dapat mencapai Rp66 triliun, yang didapat dari pemasaran dan carry over kontrak dari tahun ini.

"Nilai order book tahun depan ada dari carry over tahun ini sekitar Rp36 triliun dan pemasaran Rp30 triliun. Jadi totalnya bisa di atas Rp60 triliun," kata Bambang.

Grafik Perbandingan Order Book PTPP 2014 vs 2015

Illustration

Sumber: Presentasi Perseroan

Bambang juga mengungkapkan indikasi kinerja yang diharapkan perseroan pada tahun depan, seiring dengan performa yang diperkirakan pada tahun ini. Perseroan berharap dapat membukukan penjualan Rp20 triliun, pemasaran Rp30 triliun dan laba bersih Rp1 triliun. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan 30 persen bila dibanding target tahun ini, yaitu perdapatan Rp15,6 triliun, pemasaran Rp27 triliun, dan laba bersih Rp730 miliar.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.150,09

Up0,79%
Up4,43%
Up4,85%
Up8,64%
Up16,50%
Up10,68%

Syailendra Sharia Fixed Income Fund

1.109,73

Up0,54%
Up5,12%
Up5,51%
Up9,18%
--

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.137,79

Up1,03%
Up4,36%
Up4,69%
Up8,56%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.940,57

Up0,79%
Up4,17%
Up4,51%
Up8,21%
Up24,09%
Up40,69%

Capital Regular Income Fund

Dividen

1.052,14

Up0,77%
Up4,01%
Up4,37%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua