BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

BUMI Kembali Bergerak, Utang Mana Akan Dikonversi Saham?

12 Oktober 2015
Tags:
BUMI Kembali Bergerak, Utang Mana Akan Dikonversi Saham?
Ilustrasi pekerja memindahkan batu bara di sebuah situs pertambangan. REUTERS/Sheng Li

Manajemen prediksi harga saham ke Rp1000-2000 agar mampu lunasi utang

Bareksa.com - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bergerak lagi setelah sempat beberapa lama mandek di level terendah Rp50. Pada pembukaan perdagangan hari ini (Senin, 12 Oktober 2015) saham BUMI sempat melonjak 30 persen. Pergerakan saham BUMI sejak akhir pekan lalu seiring dengan rencana manajemen untuk mengkonversi sebagian utangnya dengan saham.

Harga saham perusahaan batu bara ini sempat menyentuh level tertinggi Rp88 pada perdagangan pagi ini. Hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini saham BUMI naik 25,4 persen ke Rp84. Tetapi, peningkatan harga sudah mencapai 68 persen bila dihitung sejak akhir pekan lalu ketika BUMI bangkit dari mati suri di Rp50.

Perusahaan yang terafiliasi Grup Bakrie ini -- meski sekitar 70 persen sahamnya beredar di pasar (floating shares) -- mengatakan akan melakukan restrukturisasi sebagian dari utangnya, yang saat ini sudah dalam status gagal bayar. Penataan ulang utang yang per Agustus jumlah totalnya US$3,98 miliar itu akan dilakukan dengan memperpanjang tenor, konversi utang menjadi saham, dan penjualan aset. Bahkan, manajemen BUMI optimistis dapat melunasi utang-utangnya dalam jangka waktu 2 tahun asalkan harga batu bara kembali naik.

Promo Terbaru di Bareksa

"Prediksi kami apabila harga batubara naik, dalam waktu satu atau dua tahun ke depan, semua utang Perseroan akan lunas. Intinya, apabila Perseroan berhasil menurunkan jumlah utang dan harga saham kembali ke level Rp1.000-Rp2.000, sebagaimana diharapkan, maka Perseroan akan mampu melunasi sisa utang dalam waktu satu atau dua tahun ke depan," kata manajemen seperti dikutip dari berita acara public expose 2 Oktober 2015.

Namun, pertanyaan yang muncul di benak para investor publik adalah, bagaimana harga saham bisa kembali ke level Rp1.000-Rp2.000?

Dasar perhitungan manajemen tersebut adalah dari nilai perusahaan (enterprise value/EV), yaitu jumlah dari kapitalisasi pasar ditambah utang, kepemilikan minoritas dan saham preferensi dikurangi total kas dan setara kas. EV perseroan saat ini sebesar US$4,1 miliar yang setara dengan Rp53 - 56 triliun.

Nilai perusahaan sebesar itu hampir seluruhnya terdiri atas utang. Padahal, kapitalisasi pasar perseroan saat ini ini hanya di kisaran Rp2,8 triliun. Oleh sebab itu, manajemen mengasumsikan nanti saat utang dibayar, nilai intrinsik per unit saham akan bertambah secara semestinya, berdasarkan nilai utang yang dibayar.

"Harga saham BUMI sekarang ini sedang terpuruk disebabkan kondisi pasar batu bara yang lemah dan menurunnya harga batu bara secara tajam. Apabila tercapai kesepakatan, maka diharapkan dapat meningkatkan nilai saham dan sentimen terhadap Perseroan," kata manajemen.

Grafik Harga Batu Bara Global

Illustration

Sumber: Indexmundi.com

Harga batu bara saat ini memang sedang terpuruk, sehingga mencapai level terendah sejak empat tahun terakhir. Harga batu bara thermal FOB Newcastle per September berada di US$58,03 per metrik ton, turun 60 persen dari titik tertinggi US$141,94 per metrik ton pada Januari 2011. Sejak awal tahun ini saja, harga batu bara sudah merosot 13 persen.

Proposal Restrukturisasi

BUMI, yang mengoperasikan tambang batu bara terbesar nasional melalui dua anak usahanya, yaitu KPC dan Arutmin, mengajukan proposal restrukturisasi kepada para kreditornya. Kreditor terbesar saat ini adalah China Investment Corporation (CIC) dengan nilai pinjaman US$1,187 miliar. Selain itu, perseroan juga memiliki dua surat utang senior jatuh tempo 2016 dan 2017 dengan total US$1,139 miliar. Utang lain adalah fasilitas CDB, pinjaman bank bilateral dan Castleford, serta obligasi konversi Enercoal.

Tabel Kreditur dan Nilai Utang BUMI per Agustus 2015

Illustration

Sumber: Bumi Resources

Dalam restrukturisasi itu, semua kreditor diperlakukan sama tanpa perlakuan khusus yang diberikan kepada pihak tertentu. perseroan akan menerbitkan obligasi senior baru senilai US$1,2 miliar dalam dua trance yang sama dan akan dilunasi dalam waktu 5 tahun. Untuk fasilitas CIC senilai US$150 juta akan dikonversi dengan saham BUMI seharga Rp250 per lembar, sesuai dengan transaksi rights issue perseroan September tahun lalu. Selain itu, fasilitas CIC/CDB senilai US$630 juta akan dikonversi menjadi saham di perusahaan tertentu Grup BUMI.

Obligasi konversi Enercoal US$410 juta akan diubah menjadi obligasi wajib konversi saham bumi dalam waktu 5 tahun. Selanjutnya, fasilitas AXIS Bank senilai US$141 juta akan dilunasi dengan penjualan anak usaha Fajar Bumi Sakti (FBS) senilai US$100 juta dan sisanya US$41 juta akan diperlakukan setara dengan fasilitas utang lain.

Adapun sisa utang US$1,49 miliar akan dikonversi menjadi 32,5 persen saham di BUMI dengan valuasi ekuitas tersirat sebesar US$4,6 miliar. Persentase itu dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan Common Secured Facility sebesar US$1,495 miliar (termasuk Fasilitas CIC/CDB sebesar US$407 juta dan Fasilitas Axis Bank sebesar US$41 juta) terhadap valuasi ekuitas bersih tersirat sebeasr S$4,6 miliar (setelah konversi fasilitas CIC/CDB ke dalam aset perusahaan tertutup ). Hal ini belum memperhitungkan dilusi dari potensi konversi ekuitas utang dagang dan kompensasi yang terutang kepada manajemen).

Tabel Proposal Restrukturisasi Utang BUMI

Illustration

Sumber: Bumi Resources

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,29

Up0,31%
Up4,11%
Up7,69%
Up8,53%
Up19,61%
Up38,45%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,65

Up0,41%
Up4,25%
Up7,12%
Up7,48%
Up3,39%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.082,41

Up0,58%
Up3,99%
Up7,33%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.848,99

Up0,52%
Up3,87%
Up6,90%
Up7,37%
Up17,90%
Up40,64%

Insight Renewable Energy Fund

2.278,99

Up0,82%
Up3,98%
Up6,92%
Up7,34%
Up20,33%
Up35,72%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua