Ekonom: Target Pajak 2016 Tidak Realistis, Bisa Jadi Bumerang
Tingginya target penerimaan pajak mengkhawatirkan karena penerimaan pajak selama 5 tahun tidak pernah capai 100 persen
Tingginya target penerimaan pajak mengkhawatirkan karena penerimaan pajak selama 5 tahun tidak pernah capai 100 persen
Bareksa.com - Sejumlah ekonom menilai target pajak tahun anggaran 2016 terlalu optimistis dan tidak realistis. Pasalnya, kondisi perekonomian tahun depan diperkirakan tidak jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Padahal, untuk separuh tahun ini saja, pemerintah baru bisa mengumpulkan pajak sekitar 41,03 persen dari target 2015 sebesar Rp1.294 triliun.
Penilaian itu antara lain diutarakan Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra. Menurutnya pemerintah terlalu ambisius dalam menyusun anggaran tahun depan, terutama untuk pos penerimaan pajak. Dalam laporan risetnya, Aldian menilai hal ini malah bisa jadi bumerang yang akan memukul balik pertumbuhan ekonomi jika ternyata pemerintah tidak bisa mencapainya. Anggaran belanja niscaya akan dipotong.
Dan impaknya akan jadi semakin negatif jika anggaran yang dipotong adalah yang terkait proyek-proyek infrastruktur.
Promo Terbaru di Bareksa
Keprihatinan senada diungkapkan Dr. Ari Kuncoro, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. "Seharusnya pemerintah membuat anggaran lebih realistis, terlebih saat pertumbuhan melambat," ungkap Ari kepada Bareksa.
Tak kurang dari Darmin Nasution sendiri, sebelum diangkat sebagai Menko Perekonomian, juga meragukan kesanggupan pemerintah mencapai target penerimaan pajak yang dipatok begitu tinggi. Dia mengingatkan harus ada tahapan yang dilalui dalam mengejar target pajak, tidak bisa terburu-buru. “Target penerimaan pajak tinggi, sementara waktu untuk merealisasikan terhitung sebentar. Ya akan sulit jika seperti itu. Harus ada tahapannya, tidak bisa terburu-buru agar tepat sasaran,” ujarnya. (Baca juga: Darmin Nasution: Target Pendapatan Pajak APBNP Terlalu Tinggi)
Grafik: Perbandingan Realisasi dan Target Penerimaan Pajak 2011-2015*
Sumber: Bareksa.com
Segala kekhawatiran itu jelas beralasan. Realisasi penerimaan pajak selama 5 tahun terakhir tidak pernah mencapai angka 100 persen. Yang paling mendekati target adalah pada tahun 2011. Realisasi penerimaan saat itu sebesar 99,45 persen, didorong penerimaan PPh migas, PBB, dan Cukai yang nilainya melebihi target.
Namun, capaian itu tidak dapat dipertahankan di tahun-tahun selanjutnya karena kenaikan target penerimaan pajak tidak sejalan dengan pertumbuhan konsumsi dalam negeri yang melambat.
Grafik: % Realisasi Penerimaan Pajak 2011-2014
Sumber: Bareksa.com
Grafik: Perbandingan Pertumbuhan Konsumsi dengan Target Pajak 2011-2014
Sumber: Bareksa.com
Selama empat tahun ini, target penerimaan pajak terus mengalami kenaikan rata-rata 10,63 persen. Sementara, rata-rata pertumbuhan konsumsi Indonesia hanya 5,27 persen pada periode yang sama. Adapun, konsumsi dalam negeri banyak menyumbang ke pos PPh non-migas, PPN dan PPnBM.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,29 | 0,31% | 4,11% | 7,69% | 8,53% | 19,61% | 38,45% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,65 | 0,41% | 4,25% | 7,12% | 7,48% | 3,39% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.082,41 | 0,58% | 3,99% | 7,33% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,99 | 0,52% | 3,87% | 6,90% | 7,37% | 17,90% | 40,64% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.278,99 | 0,82% | 3,98% | 6,92% | 7,34% | 20,33% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.