BeritaArrow iconBelajar InvestasiArrow iconArtikel

Mau Investasi Tapi Penghasilan Tak Tetap? Kenali Strategi Lump Sum

Abdul Malik26 Januari 2021
Tags:
Mau Investasi Tapi Penghasilan Tak Tetap? Kenali Strategi Lump Sum
Ilustrasi seorang wanita yang merupakan seorang pekerja lepas (freelance) di kedai kopi nampak serius mengamati produk-produk reksadana karena ingin menjadi seorang investor lump sum. (Shutterstock)

Strategi investasi ini bisa digunakan antara lain oleh freelance dan pemilik toko

Bareksa.com

- Siapa bilang investasi hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri atau pekerja kantoran? Investasi juga bisa dilakukan oleh seorang pekerja lepas atau freelance sekalipun.

Ada strategi investasi yang bisa digunakan oleh mereka yang menerima penghasilan tidak tetap setiap bulan, seperti freelancer ataupun pemilik toko. Strategi lump sum atau menyetor sekaligus, inilah yang dapat dimanfaatkan bagi yang merasa berpenghasilan tidak tetap.

Promo Terbaru di Bareksa

Investasi lump sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.

Pilihan strategi ini efektif memberikan hasil investasi yang baik, jika dilakukan dengan timing yang tepat yaitu saat harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun pada posisi terendah sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah.

Nah, karena sedang turun, secara logika investasi akan naik kembali (swing) lagi ke posisi sebelumnya bahkan lebih tinggi sehingga memberi hasil yang lebih maksimal. Akan tetapi, posisi terendah tidak selalu dapat diprediksi dengan baik.

Selain itu, investasi dengan model lump sum memerlukan modal yang cukup besar sehingga bisa menyulitkan sebagian calon investor, terutama yang memiliki alokasi investasi pas-pasan.

Sementara itu kelemahan investasi dengan cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk melakukan investasi kurang tepat dan investor tidak berorientasi jangka panjang. Makanya, ketika harga reksadana mengalami penurunan, kerugian yang dialaminya bisa lebih besar.

Karena sulitnya mengetahui waktu yang tepat itu, manajer investasi (MI) yang sudah berpengalaman puluhan tahun sekalipun sulit melakukannya secara konsisten. Makanya, cara investasi ini sebaiknya dilakukan oleh investor yang berorientasi jangka menengah dan panjang serta siap menghadapi risiko penurunan harga.

Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda ya sebelum memilih strategi investasi pun jenis serta produk reksadana yang akan dipilih.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua