BeritaArrow iconBareksa NavigatorArrow iconArtikel

Investor Khawatir Perkembangan Omicron Jelang Nataru, Reksadana Ini Tetap Mantul

Abdul Malik21 Desember 2021
Tags:
Investor Khawatir Perkembangan Omicron Jelang Nataru, Reksadana Ini Tetap Mantul
Ilustrasi perkembangan kasus baru Covid-19 akibat varian Omicron yang jadi perhatian pelaku pasar dan memengaruhi pasar keuangan, termasuk kinerja IHSG, reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Investor global masih terus memantau perkembangan kasus Covid-19 akibat varian Omicron yang membayangi libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 yang biasanya diikuti dengan mobilitas tinggi masyarakat

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada perdagangan hari ini mengikuti pergerakan bursa saham regional yang dibuka menguat tadi pagi, setelah kemarin indeks saham Tanah Air terkoreksi cukup signifikan. IHSG pada 20 Desember 2021 turun 0,83 persen ke level 6.547,11.

Menurut analisis Bareksa, investor global masih terus memantau perkembangan kasus Covid-19 akibat varian Omicron yang membayangi libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) yang biasanya diikuti dengan mobilitas tinggi masyarakat.

Di kawasan Eropa beberapa negara terpaksa kembali menerapkan lockdown (penguncian wilayah) untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron.

Promo Terbaru di Bareksa

Di sisi lain, dari pasar obligasi, suku bunga obligasi acuan Pemerintah Amerika Serikat (AS) masih berhasil menguat kemarin di tengah peningkatan kasus varian Omicron. Tercatat jumlah kasus varian Omicron mencapai 73 persen dari total kasus Covid-19 baru, dan sudah ditemukan menyebar di 43 negara bagian AS.

Analisis Bareksa memperkirakan pemulihan ekonomi global masih akan dibayangi sentimen penyebaran varian Omicron hingga beberapa bulan ke depan, yang dikhawatirkan akan kembali mengganggu rantai pasokan global, akibat kurangnya mobilitas masyarakat dan ditutupnya perbatasan. beberapa negara.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan diprediksi akan kembali bergerak terbatas. Kondisi itu didorong oleh terjaganya kasus Covid-19 di Indonesia yang bisa menjadi sentimen positif, mengingat di negara lain sudah mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 20/12/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 6,5 persen, pada 20 Desember 2021.

Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood

Di tengah kekhawatiran pelaku pasar atas penyebaran varian Covid-19 Omicron, investor dengan profil risiko risiko agresif dan moderat bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap yang masih mampu berkinerja mantul berikut ini :

Imbal Hasil 1 Tahun (per 20 Desember 2021)

Reksadana Saham

Manulife Saham Andalan : 22,49 persen
TRIM Kapital : 9,68 persen

Reksadana Campuran

Jarvis Balanced Fund : 55,47 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 24,1 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 20 Desember 2021)

Reksadana Pendapatan Tetap

Sucorinvest Bond Fund : 39,59 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 32,81 persen

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Fresh From The Press

Peristiwa penting yang dipantau investor dan diperkirakan bisa memengaruhi pergerakan pasar di antaranya :

- Perkembangan Vaksinasi Covid-19

Tingkat vaksinasi dosis pertama hingga Senin 20 Desember 2021 sudah mencapai 72,88 persen dari target yang diterapkan oleh pemerintah dan untuk penerima dosis kedua sudah mencapai 51,46 persen.

Analisis Bareksa menilai dengan vaksinasi yang terus ditingkatkan, serta dosis pertama sudah mencapai 72,88 persen diharapkan Indonesia tidak mengalami lonjakan kasus yang signifikan seperti pada bulan Juni-Juli lalu.

Analisis Bareksa memperkirakan hingga akhir 2021, realisasi penerima dosis pertama vaksin Covid-19 bisa mencapai 75 persen, dan dosis kedua bisa mencapai 55 persen dari target yang diterapkan pemerintah.

Dengan kekebalan komunal yang tinggi akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi nasional, yang juga bisa mendorong kinerja reksadana.

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua