BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: ANTM, MYRX, HMSP Masuk LQ-45; AKRA Siapkan Capex Rp600 Miliar

26 Januari 2016
Tags:
MARKET FLASH: ANTM, MYRX, HMSP Masuk LQ-45; AKRA Siapkan Capex Rp600 Miliar
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Konsorsium BUMN bangun pabrik gerbong; UNTR proyeksi penurunan 10% produksi batu bara

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Indeks LQ-45

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Hanson Internasional Tbk (MYRX) masuk ke dalam jajaran Indeks Likuiditas Bursa Efek Jakarta (BEI) alias LQ45 periode perdagangan Februari - Juli 2016. Seleksi anggota indeks LQ45 lebih mempertimbangkan soal likuiditas ketimbang fundamental.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan rilis resmi Bursa Efek Indonesia, Senin (25/1), tiga emiten yang terdepak adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). Sementara itu, BEI akan menerbitkan indeks LQ45 Futures pada Februari, diiringi penambahan 10 anggota bursa yang menjadi penggerak likuiditas (liquidity provider).

Proyek Kereta Cepat

Konsorsium BUMN yang dipimpin oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan konsorsium China berencana segera membangun pabrik gerbong untuk keperluan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung. Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo mengatakan telah membahas rencana ini dengan investor China. Nilainya investasi pabrik sekitar Rp500 miliar.

Menurut dia, salah satu kemungkinan lokasi pabrik adalah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat di mana konsorsium telah membahasnya dengan Bupati Purwarkata. Pabrik tersebut akan dibangun oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), perusahaan yang dibentuk oleh empat BUMN untuk menggarap proyek kereta cepat Jakarta - Bandung. PSBI akan menggandeng PT Industri Kereta Api (Persero) untuk menggarap pabrik tersebut.

PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)

AKRA menyiapkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp600 miliar untuk ekspansi bisnis transportasi, perluasan tangki, dan penambahan stasiun pengisian bahan bakar. Suresh Vembu, Direktur & Corporate Secretary AKRA, mengatakan dana tersebut berasal dari kas internal perseroan dan belum berniat menerbitkan obligasi.

AKRA berencana meningkatkan kapasitas tangki menjadi 450.800 kiloliter dari kapasitas terpasang tahun lalu sebesar 250.800 kiloliter. Di samping itu, AKRA juga berniat memperluas kapasitas tangki di Tanjung Perak, Surabaya menjadi 248.790 kiloliter dari kapasitas terpasang 60.790 kiloliter. AKRA juga akan menambah sekitar 40 stasiun pengisian bahan bakar menjadi 169 stasiun pada akhir 2016.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

TPIA mengincar pendapatan bersih sekitar US$2 miliar pada tahun ini atau masih berada di bawah capaian pada 2014 senilai US$2,4 miliar. Pencapaian pendapatan pada 2014 menjadi patokan karena pada tahun lalu emiten petrokimia itu melakukan turn around maintenance (TAM) atau pemeliharaan mesin pabrik sejak September hingga awal Desember, yang menyebabkan penghentian produksi sementara.

Menurut Suryandi, Direktur HRD dan Sekretaris Perusahaan TPIA, pendapatan bersih sepanjang 2015 masih diaudit. Akan tetapi, perseroan optimistis membukukan penjualan bersih menyamai raihan pada 2014 seiring dengan ditambahnya kapasitas produksi saat TAM pada akhir tahun lalu. Kapasitas produksi bertambah hingga 43 persen dan penjualan produk petrokimia bisa naik sekitar 40 persen tahun ini.

Harga BBM

Kendati harga minyak mentah dunia telah menyentuh di bawah US$30 per barel, pemerintah belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak pada saat ini karena harus menunggu hasil evaluasi pada 5 April 2016. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, dasar hukum untuk menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) telah tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 4/2015 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM.

Dalam beleid itu ada pilihan penyesuaian harga BBM dengan harga minyak dunia dalam waktu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan. Namun, pemerintah telah menetapkan evaluasi harga bahan bakar minyak dilakukan setiap 3 bulan. Harga BBM ditetapkan pada 5 Januari, sehingga akan dievaluasi kembali pada 5 April.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Anak usaha Grup Astra ini memproyeksikan penurunan 10 persen produksi batu bara dan penurunan 15 persen overburden anak usaha PT Pamapersada Nusantara. Manajemen UNTR memutuskan memangkas target, setelah berdiskusi dengan para klien dan pemilik tambang.

Saat ini, semua klien UNTR lebih berhati-hati dalam mencermati penurunan harga batu bara. UNTR juga menurunkan target penjualan alat berat dari 2.100 unit pada tahun lalu menjadi 2.000 unit pada tahun ini. Hal itu dikarenakan prospek bisnis batu bara belum menunjukkan perbaikan. Selain itu, perseroan masih melanjutkan program efisiensi untuk menahan dampak penurunan tarif kontrak. Salah satu langkah efisiensi adalah menggelar program pensiun dini untuk 1.500 karyawan dari total keseluruhan 23.000 karyawan.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)

Sepanjang 2016, anak usaha Grup Lippo itu siap mengoperasikan tujuh rumah sakit baru. Pada awal tahun ini, SILO telah mengoperasikan satu rumah sakit baru di Labuhan Bajo Nusa tenggara Timur.

Ekspansi di Labuhan Bajo ini menjadi rumah sakit ke-21 SILO. Sementara rumah sakit lain yang dijadwalkan beroperasi pada tahun ini adalah Siloam Yogyakarta dan Siloam Buton (Bau-bau). Kedua rumah sakit itu tengah menunggu perizinan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,44

Down- 0,03%
Up3,58%
Up0,02%
Up5,41%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,01

Up0,58%
Up3,44%
Up0,02%
Up6,85%
Up17,33%
Up43,60%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,85

Down- 0,85%
Up3,36%
Up0,01%
Up3,90%
Up18,29%
Up46,71%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,77

Down- 0,44%
Up1,58%
Up0,01%
Up2,66%
Down- 2,22%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,97

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua