MARKET BRIEF: DOID Refinancing Utang US$454 Juta; MYRX Targetkan Rp50T
Produksi nikel matte Vale Indonesia turun 4,43 persen tahun lalu
Produksi nikel matte Vale Indonesia turun 4,43 persen tahun lalu
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sepanjang tahun lalu melambat 4,43 persen menjadi 77.581 metrik ton dari 81.178 metrik ton pada tahun 2015. CEO dan Presiden Direktur INCO Nico Kanter mengatakan, produksi pada kuartal IV 2016 memang di bawah target yang direncanakan.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada kuartal tersebut, produksi nikel matte mencapai 19.581 metrik ton, atau 12,2 persen lebih rendah dari realisasi produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22.302 metrik ton.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
UNVR mampu mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 9,2 persen sepanjang 2016 dari Rp5,8 triliun menjadi Rp6,4 triliun. Raihan laba emiten barang konsumsi ini didorong oleh peningkatan penjualan. Pada Desember 2016, nilai penjualan bersih mencapai Rp40 triliun, tumbuh 9,58 persen dari posisi Rp36,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan UNVR Tevilyan Yudhistira Rusli mengatakan, kinerja UNVR tahun 2016 ditopang oleh segmen home and personal care yang berkontribusi pada penjualan hingga 69 persen sedangkan food and refreshments mencapai 31 persen.
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
DOID melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma), melunasi utang sebesar US$454 juta pada 14 Febuari 2017. Perseroan menggunakan dana hasil penerbitan senior notes dan pinjaman bank untuk refinancing utang tersebut.
Adapun pinjaman yang dilunasi berasal dari sisa pinjaman sindikasi SMBC, yang totalnya mencapai US$ 603 juta dan sisa pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sebesar US$15 juta.
PT Hanson International Tbk (MYRX)
MYRX menargetkan penjualan senilai Rp50 triliun dari pengembangan proyek properti di Maja dan Serpong dalam lima tahun mendatang. Nilai tersebut didasarkan pada target penjualan 200.000 rumah sampai 2021.
Presiden Direktur MYRX Benny Tjokrosaputro mengatakan, perseroan bakal menjual properti dalam berbagai tipe, seperti rumah murah dan real estate. Jika rata-rata harga penjualan rumah Rp250 juta, nilai penjualan propertinya bisa mencapai Rp50 triliun.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.314,44 | 0,08% | 3,33% | 0,02% | 5,55% | 18,27% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.769,29 | 0,54% | 3,38% | 0,02% | 6,86% | 17,32% | 43,94% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.748,07 | - 0,93% | 3,17% | 0,01% | 3,84% | 18,21% | 46,65% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.036,37 | - 0,18% | 1,84% | 0,01% | 2,73% | - 2,13% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.034,65 | 0,48% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.