BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

MARKET FLASH: Investasi Januari-Februari Naik 147%; Pendapatan SMCB Turun 2,6%

17 Maret 2016
Tags:
MARKET FLASH: Investasi Januari-Februari Naik 147%;  Pendapatan SMCB Turun 2,6%
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani (kedua kiri) didampingi Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., (CAP) Erwin Ciputra (kiri) meninjau pengembangan sejumlah fasilitas di kawasan pabrik CAP, Cilegon,Banten, 12 Juni 2015. (Antara Foto/Muhammad Iqbal)

Presepsi risiko investasi di Indonesia yang dicerminkan melalui rasio credit default swap (CDS) cenderung menurun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Komitmen Investasi

Komitmen investasi ke Indonesia pada Januari - Februari 2016 menembus Rp561 triliun, naik 147,14 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Khusus Januari 2016, komitmen investasi sebesar Rp206 triliun atau naik 119 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pada Februari, komitmen naik ke angka Rp355 triliun atau naik 167 persen dari Februari 2015.

Promo Terbaru di Bareksa

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, dari komitmen investasi Februari sebesar Rp355 triliun, sebagian besar berasal dari izin prinsip penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp280 triliun, sementara sisanya dari izin prinsip penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp75 triliun. Dari asal negara PMA, Amerika Serikat menduduki peringkat teratas dengan komitmen investasi sebesar US$16,2 miliar, diikuti oleh China US$395 juta.

Credit Default Swap (CDS) Indonesia Turun

Presepsi risiko investasi di Indonesia yang dicerminkan melalui rasio credit default swap (CDS) cenderung menurun sejak akhir tahun lalu seiring dengan rendahnya nilai inflasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sepanjang tahun berjalan, CDS Indonesia untuk tenor 1 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun kompak menurun.

Hingga 15 Maret 2016, CDS 1 tahun turun 12,54 poin ke level 66,26 poin. Pada periode yang sama, CDS 5 tahun menyusut 28,77 poin ke level 201,15 poin. Adapun CDS 10 tahun turun paling tajam dari level 314,27 poin pada akhir 2015 menjadi 279,27 poin atau turun 35 poin. Penurunan CDS mengindikasikan berkurangnya risiko gagal bayar pemerintah Indonesia atas obligasi negara yang diterbitkan.

PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)

Perusahaan pengelola kawasan industri ini menargetkan pendapatan 2016 sebesar Rp3,4 triliun atau bertumbuh 13,33 persen dari target tahun lalu sebesar Rp3 triliun. Adapun target prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,4 triliun yang mencerminkan pertumbuhan 40 persen dibanding realisasi tahun lalu sebesar Rp1 triliun.

Selain marketing sales, perusahaan juga mengandalkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang ditargetkan sebesar Rp2 triliun tahun ini. Recurring income didapatkan perseroan dari lini bisnis pembangkit listrik, dry port, dan jasa pemeliharaan.

PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)

Holcim pada 2015 mencatatkan kinerja kurang memuaskan. Perusahaan semen ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,2 triliun atau turun 2,6 persen dari 2014. Adapun laba perseroan tahun lalu tercatat Rp175 miliar, turun drastis dari laba periode 2014 sebesar Rp660 miliar.

Manajemen Holcim mengungkapkan bahwa penurunan kinerja disebabkan karena lesunya penjualan sepanjang 2015, ditambah dengan melonjaknya biaya-biaya dari penyelesaian proyek baru di Tuban, Jawa Timur. Selai itu, peningkatan tarif dasar listrik, dan biaya restrukturisasi sebelum dilakukannya integrasi dengan PT Lafarge Cement Indonesia ikut membebani keuangan perseroan.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)

PTBA menargetkan pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 4.200 megawatt pada 2025 mendatang. Milawarma, Direktur Utama Bukit Asam mengatakan investasi pembangkit listrik merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi.

Perseroan berharap dapat segera memulai konstruksi pembangkit listrik 2x620 megawatt di Bangko, Sumatera Selatan pada kuartal III 2016. Menurut Milawarma, total investasi yang dikeluarkan untuk PLTU Bangko sebesar US$1,6 miliar, sedangkan pendanaan proyek dari pihak ketiga mencapai US$1,2 miliar atau 75 persen dari nilai proyek.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua