Tekanan Pelemahan Rupiah Mulai Berkurang; Data Ekonomi AS Ke
Buruknya data ekonomi AS berpeluang semakin menggerus sentimen penguatan dolar
Buruknya data ekonomi AS berpeluang semakin menggerus sentimen penguatan dolar
Bareksa.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah dengan tekanan yang lebih berkurang dibandingkan sebelumnya, walaupun sentimen penguatan dolar masih tersisa di pasar Asia, menurut Rangga Cipta, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Buruknya data ekonomi AS yang diumumkan tadi malam dibandingkan periode sebelumnya berpeluang semakin menggerus sentimen penguatan dolar.
Sejumlah data yang dirilis, seperti penjualan existing-home atau rumah yang sebelumnya telah dimiliki di AS pada Agustus turun 1,8 persen pada Agustus, setelah empat bulan berturut-turut meningkat. Demikian juga dengan data Chicago Fed National Activity Index AS serta CB Leading Index AS yang melambat.
Promo Terbaru di Bareksa
"Walaupun data Zona Euro juga memburuk, dollar index justru turun dengan euro yang menguat tipis," kata Rangga.
Kemarin pukul 18.30, pasangan EUR/USD menguat 0,09 persen dibanding hari sebelumnya menjadi 1,2841.
Rangga mengatakan pelaku pasar menanti data Manufacturing PMI China yang akan diumumkan hari ini. Data tersebut diperkirakan stabil di 50.2.
Selain itu, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menguat setelah subsidi BBM disepakati lebih rendah dari proposal awal juga akan dicermati oleh pasar. Dimana, subsidi BBM dalam rancangan anggaran dan pendapatan belanja negara (RAPBN) 2015 disepakati Rp 276 triliun, atau lebih rendah dari rancangan awal dalam nota keuangan yang sebesar Rp 291,1 triliun.
"Serta munculnya alokasi cadangan perlindungan sosial untuk 2015 sebesar Rp 5 triliun dalam RAPBN 2015 jika pemerintahan baru menaikkan harga BBM subsidi," tutur dia.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin bergerak konsolidasi terhadap dolar AS. Di spot, pasangan USD/IDR melemah 0,5 persen dari Jumat (19/9) sebelumnya menjadi Rp 11.975 per dolar Amerika. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,11 persen dari hari sebelumnya menjadi Rp 11.972 per dolar Amerika.
"Rupiah yang sempat menguat akhirnya ditutup melemah tipis hingga kemarin sore," kata Rangga.
Tadi pagi ini rupiah sempat dibuka melemah di Rp11.981 per dolar Amerika.
"Perdagangan rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 11.940 hingga Rp 12.026 per dolar AS, "kata Muhammad Alfatih, Senior Technical Analyst PT Samuel Sekuritas. (NP)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Capital Fixed Income Fund | 1.770,56 | 0,58% | 3,37% | 0,02% | 6,89% | 17,19% | 44,49% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.317,1 | 0,19% | 3,37% | 0,02% | 5,62% | 18,27% | - |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.749,49 | - 0,88% | 2,77% | 0,01% | 3,89% | 18,26% | 46,70% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,44 | - 0,02% | 2,04% | 0,02% | 2,98% | - 2,22% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.035,35 | 0,51% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.