BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kemenkeu akan Kurangi Frekuensi Penerbitan SBN Ritel Jadi 6-8 Kali pada 2020

16 Desember 2019
Tags:
Kemenkeu akan Kurangi Frekuensi Penerbitan SBN Ritel Jadi 6-8 Kali pada 2020
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Direktur Jenderal DJPPR Luky Alfirman, Direktur Surat Utang Negara Loto Ginting Srianita, Direktur Pembiayaan Syariah Dwi Irianti Hadiningdyah bersama jajaran pejabat Kemenkeu dalam Investor Gathering di Kemenkeu RI, 16/12/2019. (Bareksa/AM)

Sepanjang 2019 frekuensi penerbitan SBN ritel 10 kali

Bareksa.com - Kementerian Keuangan akan mengurangi frekuensi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel tahun depan. Pengurangan tersebut seiring dengan evaluasi atas realisasi penerbitan SBN ritel sepanjang tahun 2019.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan penerbitan SBN ritel hanya 6-8 kali pada 2020, atau lebih sedikit dibandingkan frekuensi penerbitan di 2019 yang mencapai 10 kali.

“Apakah yang Savings Bond Ritel atau Sukuk Tabungan, kita akan lihat. Biasanya 50-50, ada sukuk ada yang konvensional," ujarnya usai acara Investor Gathering 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Luky, ketika penerbitan SBN ritel yang hampir sebulan sekali pada 2019, dia menilai masyarakat investor tampaknya belum siap. Karena itulah, tahun depan penerbitan SBN ritel akan disesuaikan momentumnya sehingga bisa optimal penyerapannya.

"Misalnya, jelang bulan puasa atau masuk tahun ajaran baru, kebanyakan orang memakai dananya untuk kebutuhan Lebaran dan konsumsi,” katanya.

Luky memastikan komposisi penerbitan SBN ritel tahun depan masih akan tetap terdiri dari SBR, ST, Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) hingga sukuk ritel. Hingga kini, Kemenkeu masih mempertimbangkan apakah nilai pembelian minimal SBN ritel akan diturunkan atau tidak. Pada SBN ritel penerbitan 2019, nilai minimal pembelian Rp1 juta, atau mendapatkan 1 unit.

"Nanti pada Januari 2020 akan kami umumkan jadi atau tidaknya nilai minimal pembelian akan diturunkan," ungkapnya.

Luky mengatakan, penerbitan SBN ritel tahun depan ditargetkan sekitar Rp40 triliun hingga 60 triliun atau lebih kecil dari target yang dipatok pada tahun 2019 yaitu Rp60 triliun sampai Rp80 triliun. Sepanjang 2019, pemerintah hanya mampu mengumpulkan Rp49,89 triliun dari penerbitan SBN ritel.

Realisasi Penerbitan SBN Ritel 2019

Illustration
Sumber : Kemenkeu diolah Bareksa

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Surat Berharga Negara ritel hanya bisa dipesan selama masa penawaran. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN di seri berikutnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua