Perang Dagang AS - China Memanas dan B20 Terancam Mandek, Ini Prospek IHSG
Pada perdagangan Senin, IHSG ditutup melemah 1,27 persen berakhir di level 5.882
Pada perdagangan Senin, IHSG ditutup melemah 1,27 persen berakhir di level 5.882
Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan terakhir di bulan september 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pergerakan negatif dengan turun cukup dalam.
Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China yang kian memanas di bidang perdagangan membuat investor enggan untuk menyentuh instrumen berisiko seperti bursa saham di kawasan negara berkembang.
Kini China telah resmi membatalkan rencana dialog perdagangan dengan AS yang sebelumnya telah dijadwalkan. The Wall Street Journal melaporkan China menolak proposal dari AS untuk mengirimkan delegasinya ke Washington.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, kemarin Dewan Negara China merilis buku putih yang merangkum friksi dagang dengan AS. Dalam dokumen tersebut, Negeri Tirai Bambu sebenarnya ingin menyelesaikan perselisihan dengan Negeri Paman Sam, tetapi AS terus-menerus menantang. Hasilnya adalah friksi yang semakin memanas.
Bahkan China menuding AS melakukan penindasan dagang (trade bullyism). AS dinilai mengancam negara-negara lain dengan bea masuk untuk mendapatkan keinginannya.
Belum adanya titik terang untuk menyelesaikan perang dagang membuat investor khawatir. Kemarin adalah waktu resmi berlakunya penerapan bea masuk baru di AS untuk impor produk China senilai US$200 miliar. China pun juga menerapkan bea masuk baru untuk impor produk AS senilai US$60 miliar.
Di sisi lain, sentimen negatif juga datang dari dalam negeri. Pelaku pasar tampaknya merespons negatif mandeknya implementasi kebijakan bauran 20 persen minyak sawit di dalam bahan bakar solar, atau yang biasa dikenal B20.
Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meredam pelemahan rupiah dengan cara mengurangi impor bahan bakar minyak.
Jika implementasi B20 belum berjalan lancar, maka impor bahan bakar minyak akan sulit diredam sehingga defisit neraca berjalan kemungkinan akan membengkak.
Pada kuartal III 2018, sepertinya transaksi berjalan masih akan defisit cukup dalam karena defisit neraca perdagangan yang besar pada Juli dan Agustus.
Pada perdagangan Senin, 24 September 2018, IHSG ditutup melemah 1,27 persen berakhir di level 5.882,22.
Aktivitas perdagangan terpantau tidak begitu ramai. Tercatat 9,93 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi Rp6,67 triliun.
Sebanyak 112 sahammengalami kenaikan, sementara 268 saham mengalami penurunan, serta 122 saham tidak mengalami perubahan harga.
Namun di sisi lain, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) pada perdagangan kemarin senilai Rp587,30 miliar.
Secara sektoral, seluruhnya kompak berakhir di zona merah pada perdagangan kemarin. Tiga sektor yang mencatatkan penurunan terdalam yaitu konsumer (-1,59 persen), pertambangan (-1,56 persen), dan infrastruktur (-1,52 persen).
Saham - saham yang membebani IHSG pada perdagangan kemarin :
• PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) : -3,8 persen
• PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) : -3,5 persen
• PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) : -1,7 persen
• PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) : -3,6 persen
• PT Astra International Tbk (ASII) : -1,7 persen
Analisis Teknikal IHSG
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan IHSG bergerak negatif hingga hampir ditutup di level terendahnya.
Adapun secara intraday, pergerakan IHSG terlihat sudah berada di zona merah sejak awal perdagangan dan cenderung makin tertekan sepanjang perdagagan hingga hampir berakhir di level terendahnya. Minimnya katalis positif membuat IHSG tidak berdaya pada perdagangan kemarin.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai berbalik turun mengindikasikan IHSG kembali tertahan momentum kenaikannya. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini masih berpotensi mengalami tekanan.
Selain itu, kondisi Bursa Saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup cenderung melemah pada perdagangan kemarin diperkirakan bisa menjadi tekanan lain yang membuat IHSG dapat kembali masuk ke zona merah.
Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,68 persen, kemudian S&P500 turun 0,35 persen, sedangkan Nasdaq naik tipis 0,08 persen.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.314,36 | 0,41% | 3,60% | 0,02% | 5,91% | 19,01% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.764,83 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,22% | 17,48% | 42,87% |
STAR Stable Income Fund | 1.915,81 | 0,53% | 2,89% | 0,02% | 6,25% | 30,81% | 60,29% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.757 | - 0,19% | 3,05% | 0,01% | 4,62% | 19,15% | 47,74% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.038,38 | 0,12% | 2,03% | 0,02% | 2,94% | - 1,75% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.