BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Tips Investasi Orang Awam Ala Ryan Filbert

28 Januari 2016
Tags:
Tips Investasi Orang Awam Ala Ryan Filbert
Praktisi Pasar Modal, Inspirator Investasi Indonesia, dan Penulis Buku, Ryan Filbert, saat ditemui di Pesta Reksa Dana Bursa Efek Indonesia, Rabu 27 Januari 2016. (Bareksa/Alfin Tofler)

Jangan lakukan strategi lump sum bila anda tidak tahu pasar

Bareksa.com - Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa tersebut sesuai menggambarkan keadaan orang awam yang belum mengenal produk investasi, sehingga segan untuk menanamkan modalnya. Padahal, investasi sangat berguna untuk merencanakan keuangan di masa depan.

Ryan Filbert, praktisi dan inspirator investasi Indonesia, menjelaskan bahwa investasi perlu dilakukan untuk merencanakan dana yang akan dipakai di masa depan, contohnya untuk pendidikan, liburan, biaya menikah, hingga pensiun. Menurut dia, salah satu instrumen investasi di pasar modal yang paling aman bagi masyarakat awam adalah reksa dana.

"Untuk investasi di reksa dana, langkah seorang investor cukup mudah, hanya tinggal menyiapkan dana dan biarkan manajer investasi yang mengelolanya. Reksa dana adalah alat perencanaan uang di masa depan," ujarnya dalam talkshow berjudul Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksa Dana di Pesta Reksa Dana 2016 di Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Dia menjelaskan dana yang kita miliki sekarang belum tentu cukup untuk kebutuhan di masa depan. Apalagi kalau hanya ditabung di bank saja. Nilai uang bisa berkurang relatif terhadap harga barang karena ada inflasi. Oleh sebab itu, investasi wajib dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana di masa depan.

Ryan, yang sudah berpengalaman 12 tahun di dunia investasi ini, memiliki tips yang dapat diterapkan oleh para investor awam. Dia mengatakan kebanyakan investor tidak mengetahui hal mendasar dalam investasi sehingga tidak mendapatkan imbal hasil atau return maksimal.

"Rata-rata orang salah berinvestasi karena salah pilih instrumen, produk investasi yang dipilih tidak sesuai dengan rencana kebutuhan dan jangka investasinya," ujarnya.

Maka dari itu, kata Ryan, investor harus menetapkan tujuan berinvestasi misalnya untuk pensiun, pendidikan anak atau berlibur. Dari situ, investor bisa menetapkan jangka waktunya yang juga menentukan produk investasi yang dipilih.

Bila kebutuhan masih jangka panjang, sekitar 5 - 10 tahun lagi, investor bisa menggunakan reksa dana saham. Akan tetapi, bila ingin menggunakan dana itu dalam waktu dekat, misalnya satu hingga tiga tahun, investor disarankan membeli reksa dana pasar uang.

Selain itu, bila investor belum paham betul kondisi pasar modal, disarankan juga untuk masuk secara berkala untuk meminimalkan risiko. "Jangan masuk besar di depan atau strategi lump sum karena kita tidak tahu kondisi di masa depan," ujar Ryan.

Ryan, yang sudah menerbitkan sejumlah buku best seller, memberi ilustrasi kondisi saat pasar saham anjlok pada pertengahan 2008. Bila seorang investor secara berkala investasi di reksa dana saham sejak awal 2008 sebesar Rp1 juta per bulan, dua tahun kemudian nilai investasinya menjadi Rp36,48 juta atau mencatat return 49,9 persen.

Grafik: Simulasi Investasi Berkala Saat Krisis Strategi Dollar Cost Averaging

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Bandingkan hasil itu dengan investasi yang dilakukan secara lump sum sebesar Rp25 juta pada awal 2008. Hasilnya, pada dua tahun kemudian nilai investasinya hanya menjadi Rp25,022 juta atau bertumbuh 0,9 persen saja.

Grafik: Simulasi Investasi Lump Sum Saat Krisis Strategi Lump Sum

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Hal tersebut mungkin terjadi karena dengan strategi pertama ada kalanya investor membeli unit reksa dana dengan harga yang lebih murah. Strategi pertama ini disebut dengan dollar cost averaging. Intinya, risiko seorang investor menjadi lebih kecil dengan strategi ini karena nilai investasinya dirata-rata ada yang murah ada yang mahal.

Di samping itu, strategi yang juga disarankan adalah melakukan diversifikasi portofolio. Artinya, investor jangan menaruh semua dana di satu produk saja, tetapi di beberapa produk sehingga risikonya terbagi.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,56

Up0,41%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,99%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,19

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,19%
Up17,64%
Up43,00%

STAR Stable Income Fund

1.915,21

Up0,56%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,98%
Up60,12%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,06

Down- 0,06%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,28%
Up48,00%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.039,09

Up0,26%
Up2,10%
Up0,02%
Up3,01%
Down- 1,39%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua