Bareksa.com - Bingung bagaimana menyiapkan tabungan umroh atau di mana menyimpan tabungan umroh selama masa pandemi ini? Apalagi kini pemerintah Arab Saudi segera membuka umroh bagi jemaah dari luar negeri, paling cepat awal November atau setidaknya mulai Januari tahun depan, setelah sebelumnya ditutup selama 7 bulan akibat pandemi Covid-19.

Jika kamu punya niat kuat untuk menunaikan ibadah umroh, maka salah satu cara terbaik dalam menyiapkan tabungannya ialah dengan berinvestasi di reksadana pasar uang syariah, seperti yang tersedia dalam platform Bareksa Umroh. Selain minim risiko dan halal, karena berinvestasi di instrumen pasar uang syariah, juga aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Namun pandemi telah mengakibatkan pasar modal anjlok dalam sepanjang tahun ini, bagaimana kinerja reksadana pasar uang syariah di Bareksa Umroh?

Reksadana pasar uang syariah di platform Bareksa Umroh berhasil membukukan kinerja positif selama masa pandemi Covid-19. Sepanjang tahun ini (year to date) hingga 16 Oktober 2020, tiga reksadana pasar uang syariah yakni Syailendra Sharia Money Market Fund, Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dan Cipta Dana Kas Syariah membukukan kenaikan nilai aktiva bersih melampaui indeks acuannya.

Menurut catatan Bareksa, secara YtD Syailendra Sharia Money Market Fund membukukan imbal hasil 4,71 persen, Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra 3,77 persen dan Cipta Dana Kas Syariah 2,57 persen. Kenaikan NAB tersebut melampaui indeks acuannya, yakni indeks reksadana pasar uang syariah yang hanya tumbuh 1,35 persen YtD. Bahkan kinerja indeks reksadana pasar uang masih minus 0,78 persen YtD, maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga negatif 18,9 persen akibat tertekan sentimen pandemi Covid-19.

Sumber : Bareksa

Jika dilihat dari sisi kinerja ketiga reksadana tersebut, Syailendra Sharia Money Market Fund tampak lebih unggul baik untuk jangka waktu 1 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun. Menurut catatan Bareksa,setahun terakhir reksadana pasar uang syariah yang dikelola Syailendra Capital tersebut berhasil membukukan imbal hasil 5,98 persen, unggul dibandingkan Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra 4,95 persen dan Cipta Dana Kas Syariah 3,45 persen.

Dalam periode 6 bulan terakhir, Syailendra Sharia Money Market Fund meraih imbal hasil 2,89 persen, lebih tinggi dari Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dan Cipta Dana Kas Syariah yang masing-masing 2,22 persen dan 1,53 persen.

Sumber : Bareksa

Dengan melihat kinerja reksadana pasar uang syariah di Bareksa Umroh tersebut tampak cukup tahan banting, di saat pandemi Covid-19 telah menghantam turun kinerja pasar modal nasional.

Perlu diketahui, tiga reksadana pasar uang syariah yang tersedia di platform Bareksa Umroh tersebut sama-sama dikelola manajer investasi ternama dan berpengalaman. Selain Syailendra Capital yang mengelola Syailendra Sharia Money Market Fund, Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra dikelola Mandiri Manajemen Investasi serta Cipta Dana Kas Syariah dikelola Ciptadana Asset Management. Kepiawaian manajer investasi dalam mengelola tiga reksadana tersebut cukup terpercaya.

Tertarik Mencoba? PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), yang mengoperasikan marketplace investasi terintegrasi Bareksa.com, pada 10 Juli 2019 secara resmi telah meluncurkan Bareksa Umroh, platform yang menawarkan layanan rencana simpanan di reksa dana syariah untuk membiayai perjalanan ibadah umrah. Informasi selengkapnya mengenai Bareksa Umroh klik tautan ini.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana