BeritaArrow iconSBNArrow iconArtikel

OJK : Sebulan Terakhir IHSG Naik 4,53 Persen, Aliran Dana Asing ke SBN Rp171 T

Bareksa27 Desember 2019
Tags:
OJK : Sebulan Terakhir IHSG Naik 4,53 Persen, Aliran Dana Asing ke SBN Rp171 T
Konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Issa Almawadi/Bareksa)

Stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga

Bareksa.com – Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan menilai stabilitas sektor jasa keuangan dalam kondisi terjaga dengan intermediasi sektor jasa keuangan membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan manageable.

Sentimen positif yang berasal dari kesepakatan perang dagang AS-Tiongkok dan kemenangan PM Boris dalam Pemilu Inggris mewarnai dinamika perekonomian global pada akhir 2019. Selain itu, berlanjutnya kebijakan dovish oleh beberapa bank sentral negara maju terus menjaga likuiditas global dan penguatan pasar keuangan global.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo, memaparkan, sampai dengan 20 Desember 2019, pasar SBN mengalami penguatan dengan yield turun 94,2 bps ytd disertai dengan aliran investor nonresiden ke pasar SBN tercatat Rp171 triliun. Sementara itu, pasar saham menguat 4,53 persen mtd atau 1,45 persen ytd menjadi 6.284,4.

Promo Terbaru di Bareksa

“Penguatan ini ditopang oleh aliran masuk investor nonresiden. Secara ytd investor nonresiden mencatatkan net buy di pasar modal Rp47,8 triliun,” tutur Anto dalam keterangan tertulis (27/12/2019).

Anto menjelaskan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan November 2019 sejalan dengan perkembangan yang terjadi di perekonomian domestik. Kredit perbankan mencatat pertumbuhan positif 7,05 persen yoy, ditopang oleh kredit investasi yang tetap tumbuh double digit di level 13,71 persen yoy. Piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan meningkat 4,5 persen yoy.

Di tengah pertumbuhan intermediasi lembaga jasa keuangan, profil risiko masih terkendali dengan rasio NPL gross 2,77 persen (NPL net: 1,2 persen) dan Rasio NPF 2,5 persen.

Sementara, dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,72 persen yoy, lebih tinggi dari capaian tahun lalu. Selain itu, sepanjang Januari s/d November 2019, industri asuransi berhasil menghimpun premi Rp261,7 triliun tumbuh 6,1 persen yoy.

Di sisi lain, sampai dengan 23 Desember 2019, penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp166 triliun. Adapun jumlah emiten baru pada periode tersebut sebanyak 54 perusahaan dengan pipeline penawaran sebanyak 55 emiten dengan total indikasi penawaran Rp15,6 triliun.

Sampai dengan 20 Desember 2019 ytd, pertambahan kepemilikan SBN oleh perbankan tercatat Rp193,2 triliun. Sementara itu, pertambahan kepemilikan SBN oleh dana pensiun Rp43,9 triliun dan asuransi Rp13,6 triliun ytd. Jumlah ini mencerminkan positifnya peran lembaga jasa keuangan dalam mendukung pembiayaan perekonomian nasional dimana dana yang berhasil dikumpulkan dari sektor jasa keuangan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk pendanaan pembangunan.

Risiko nilai tukar perbankan berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) 2,13 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan 20 persen. Sementara itu, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing 201,7 persen dan 99,63 persen, jauh di atas threshold masing-masing 100 persen dan 50 persen.

Permodalan lembaga jasa keuangan terjaga stabil pada level yang tinggi. Capital adequacy ratio (CAR) perbankan 23,81 persen. Sejalan dengan itu, risk-based capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing 725 persen dan 329 persen, jauh di atas ambang batas ketentuan 120 persen.

“OJK senantiasa memantau dinamika perkembangan ekonomi global dan berupaya memitigasi potensi risiko yang ada terhadap kinerja sektor jasa keuangan. OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan,” imbuh Anto.

(AM)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Surat Berharga Negara ritel hanya bisa dipesan selama masa penawaran. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN di seri berikutnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua