Buyback Saham: Pengertian, Tujuan dan Manfaatnya
Pelajari apa itu buyback saham, alasan perusahaan melakukannya, serta dampaknya bagi investor

Pelajari apa itu buyback saham, alasan perusahaan melakukannya, serta dampaknya bagi investor
Bareksa - Buyback saham atau pembelian kembali saham oleh perusahaan menjadi salah satu aksi korporasi yang semakin sering ditemui di pasar modal Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak emiten menggunakan strategi buyback untuk menjaga stabilitas harga, mengoptimalkan struktur modal, hingga meningkatkan kepercayaan investor. Namun bagi investor ritel, memahami mekanisme dan dampaknya sangat penting sebelum menyimpulkan apakah buyback merupakan sinyal positif atau justru sebaliknya.
Apa Itu Buyback Saham?
Buyback saham adalah aksi korporasi ketika perusahaan membeli kembali saham yang beredar di pasar terbuka. Saham yang dibeli kembali ini biasanya disimpan sebagai treasury stock, yakni saham yang dimiliki perusahaan tetapi tidak diperhitungkan dalam dividen, voting, maupun perhitungan laba per saham (EPS).
Proses buyback dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti:
Promo Terbaru di Bareksa
Pembelian langsung di pasar terbuka
Tender offer, yaitu perusahaan menawarkan harga tertentu kepada pemegang saham
Pembelian melalui program jangka panjang, misalnya ESOP atau MSOP
Regulasi di Indonesia mengatur bahwa buyback harus melalui persetujuan pemegang saham atau mengikuti ketentuan OJK jika dilakukan dalam kondisi pasar bergejolak.
Alasan dan Tujuan Perusahaan Melakukan Buyback
Setiap buyback memiliki motivasi berbeda, tetapi secara umum perusahaan melakukan buyback untuk beberapa tujuan berikut.
1. Menjaga Harga Saham dari Tekanan Pasar
Saat pasar mengalami tekanan atau sentimen negatif, harga saham dapat turun tanpa mencerminkan kinerja fundamental perusahaan. Buyback menjadi cara perusahaan menunjukkan keyakinan bahwa harga sahamnya sedang undervalued.
2. Meningkatkan Nilai Pemegang Saham
Dengan mengurangi jumlah saham beredar, laba bersih perusahaan dibagi ke jumlah saham yang lebih sedikit. Ini dapat meningkatkan EPS dan berpotensi mendorong harga saham dalam jangka menengah.
3. Memanfaatkan Kelebihan Kas
Perusahaan dengan posisi kas kuat dapat memilih buyback sebagai alternatif penggunaan dana selain membayar dividen, ekspansi, atau akuisisi.
4. Meningkatkan Sentimen Pasar dan Kepercayaan Investor
Pengumuman buyback sering dianggap sebagai sinyal bahwa manajemen percaya prospek perusahaan baik. Hal ini dapat mengangkat minat investor dan meningkatkan likuiditas saham.
5. Mengurangi Dilusi dari Program Insentif Pegawai
Ketika perusahaan menyediakan ESOP/MSOP, jumlah saham baru yang beredar bisa meningkat. Buyback membantu menetralkan efek dilusi tersebut.
Pengaruh Buyback terhadap Investor
1. Potensi Kenaikan Harga Saham
Buyback sering menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham, terutama dalam jangka pendek. Permintaan yang meningkat dari aksi pembelian perusahaan dapat menahan koreksi atau bahkan mendorong harga naik.
2. Peningkatan EPS dan Rasio Keuangan
Dengan berkurangnya saham beredar, EPS naik secara otomatis. Investor yang fokus pada analisis fundamental biasanya melihat buyback sebagai langkah yang memperbaiki performa finansial.
3. Indikasi Manajemen tentang Prospek Perusahaan
Jika buyback dilakukan saat harga saham undervalued, ini dapat dilihat sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki keyakinan kuat terhadap kinerjanya. Namun jika buyback dilakukan hanya untuk memperbaiki rasio jangka pendek, investor perlu berhati-hati.
4. Dampak terhadap Dividen
Buyback dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Jika perusahaan lebih memilih buyback dibanding pembagian dividen, investor yang mengharapkan pendapatan pasif mungkin merasa kurang diuntungkan.
5. Tidak Selalu Menguntungkan Investor
Meski buyback terlihat positif, tidak semua buyback berakhir baik. Jika perusahaan mengambil utang untuk melakukan buyback atau valuasinya sedang mahal, langkah tersebut justru bisa memberikan risiko keuangan di masa depan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Investor Sebelum Menilai Buyback
Tujuan buyback: apakah untuk stabilisasi harga, efisiensi modal, atau sekadar memperbaiki EPS?
Kondisi fundamental perusahaan: pastikan laba, arus kas, dan utang tetap sehat.
Valuasi saat buyback diumumkan: buyback paling menguntungkan ketika dilakukan pada harga undervalued.
Rekam jejak manajemen: apakah buyback sebelumnya terbukti bermanfaat atau justru tidak berdampak?
Memahami konteks di balik buyback jauh lebih penting, daripada sekadar melihat pengumumannya.
Mulai Berinvestasi Saham dengan Lebih Cerdas di Bareksa
Ingin memonitor aksi korporasi seperti buyback dan memanfaatkannya untuk strategi investasi? Investasikan dana kamu melalui Super App Bareksa yang aman, terdaftar dan diawasi OJK.
(Tubagus Imam Satrio/AM)
*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.