Dua Jagoan Properti PWON & CTRA Siap Terbang hingga 14%, Didukung Dua Sentimen Ini
Saham PWON & CTRA diprediksi naik hingga 14%, ditopang tren bunga rendah & konsumsi naik. Mana yang layak masuk radar investasi kamu?

Saham PWON & CTRA diprediksi naik hingga 14%, ditopang tren bunga rendah & konsumsi naik. Mana yang layak masuk radar investasi kamu?
Bareksa - Investor dengan profil risiko agresif dapat mencermati saham properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA) & PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang punya prospek menarik, karena laba bersih positif secara tahunan, dan beban bunga terjaga di level rendah.
Tabel: Pertumbuhan Laba & Beban Bunga Semester I 2025, Target Harga Saham
Emiten | PWON | CTRA | SMRA | BSDE |
|---|---|---|---|---|
Pertumbuhan Laba Bersih (YoY) | 30% | 20% | -33,2% | -43,5% |
Pertumbuhan Beban Bunga (YoY) | -3,4% | 4,3% | 10,3% | 15,8% |
Target Price (Rp) | 422 | 1.050 | 476 | 1.150 |
% Potential Upside | 14% | 14% | 10% | 12% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, target harga jangka pendek (di bawah 1 tahun), last price intraday 1/10/2025
Menurut Tim Analis Barksa, PWON dan CTRA tidak hanya meraih pendapatan dari penjualan properti, namun juga punya recurring income (pendapatan berulang) yang berasal dari penyewaan mal, hotel, apartemen, hingga kantor yang bisa membantu menopang pendapatan, saat pasar properti melemah karena daya beli masyarakat turun.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, kedua emiten ini juga lebih efisien dalam alokasi biaya, serta margin pembiayaan yang tercermin dari rendahnya pertumbuhan beban bunga.
Sumber: Data emiten, Tim Analis Bareksa
Saat ini recurring income PWON tercatat yang terbesar mencapai 80%, disusul oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan CTRA masing-masing sekitar 20% dan 19,3%. Secara geografis, area pemasaran CTRA lebih terdiversifikasi ke berbagai daerah, sekitar 52% penjualan berasal dari Jakarta, 22% di Surabaya, bahkan ada di Sumatera 13% serta Sulawesi 5%.
Sementara untuk SMRA dominan sekitar 62% berasal dari Jakarta, disusul area Bekasi/Karawang 19%. Adapun PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) hanya 6,8% pendapatannya disumbang recurring income.
Secara keseluruhan, emiten properti sebetulnya saat ini mendapatkan dua sentimen positif, yakni tren era suku bunga rendah dan potensi meningkatnya aktivitas belanja masyarakat. Mengutip hasil survei Bank Indonesia, mayoritas pembelian properti oleh masyarakat menggunakan skema kredit pemilikan rumah (KPR) yang menyumbang hingga 70-75%. Artinya, jika bunga KPR lebih rendah, maka berpeluang menggenjot penjualan properti.
Selain itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2025 dapat mencapai 5,5% secara tahunan. Semua sektor berpotensi ikut menikmati pertumbuhan, karena belanja masyarakat diproyeksikan meningkat, imbas dari penyaluran dana kredit ke bank Himbara Rp200 triliun.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
***
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.199,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.180,11 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.150,79 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.033,05 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.