BeritaArrow iconSahamArrow iconArtikel

MAMI: Sentimen Tarif AS Bayangi Pasar, Ini Prediksi Pasar Saham dan Obligasi di Semester II 2025

Abdul Malik11 Juli 2025
Tags:
MAMI: Sentimen Tarif AS Bayangi Pasar, Ini Prediksi Pasar Saham dan Obligasi di Semester II 2025
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta. (dok. MAMI)

Pasar saham dan obligasi di paruh kedua 2025 diprediksi akan tetap dinamis

Bareksa.com - Amerika Serikat memperpanjang tenggat waktu negosiasi tarif perdagangan dari 9 Juli ke 1 Agustus 2025. Dimas Ardhinugraha, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyatakan meski Indonesia masuk dalam daftar 14 negara yang akan dikenai tarif baru hingga 32%, reaksi pasar sejauh ini cenderung netral. Stabilitas indeks saham, imbal hasil obligasi, dan nilai tukar Rupiah menunjukkan pasar masih menunggu hasil final negosiasi.

“Masih ada harapan hingga tenggat 1 Agustus untuk pemerintah negosiasi lebih lanjut dengan AS. Ekspektasinya adalah setidaknya tarif dapat turun ke level yang kompetitif dengan negara tetangga, seperti Vietnam yang telah mencapai kesepakatan dengan AS untuk tarif 20%, supaya produk ekspor Indonesia tetap bisa bersaing,” ungkapnya dalam laporan Seeking Alpha Edisi Juli 2025 (10/7).

Dengan tarif di 32%, posisi Indonesia menjadi kalah unggul dengan Vietnam, walau di sisi lain posisi Indonesia lebih baik dibanding dengan negara eksportir lain seperti Bangladesh (tarif 35%) dan Kamboja (tarif 36%), di mana kedua negara tersebut juga salah satu eksportir garmen terbesar dunia.

Promo Terbaru di Bareksa

Beli Saham di Sini

Dampak Tarif Terhadap Kebijakan Suku Bunga The Fed

Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan tanpa adanya ketidakpastian tarif, Fed Funds Rate (FFR) bisa saja sudah diturunkan. Namun, dampak tarif terhadap inflasi masih sulit dihitung sehingga The Fed memilih bersikap hati-hati.

Sementara itu, ekonomi AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Di kuartal II, data menunjukkan konsumsi mulai menurun, ditandai dengan kenaikan pendapatan pribadi (+0,8%) yang tidak diikuti oleh konsumsi (+0,2%).

Jika tren ini berlanjut, risiko stagflasi akan meningkat, dan keputusan The Fed akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan tarif yang belum pasti.

Beli Reksadana di Sini

Prediksi Ekonomi Indonesia Kuartal II

Menurut Dimas, indikator ekonomi domestik menunjukkan tekanan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun ke 117,5, level terendah sejak 2022. Penjualan mobil hingga Mei anjlok 5% YoY, bahkan lebih rendah dari masa pandemi. PMI manufaktur masih di zona kontraksi dalam tiga bulan terakhir.

Pertumbuhan kredit melambat dan BI merevisi proyeksi kredit dari 11–13% menjadi 8–11%. Meskipun data ini menunjukkan lemahnya ekonomi, pasar telah memasukannya dalam harga (priced-in), sehingga dampaknya terhadap sentimen kemungkinan terbatas jika pertumbuhan PDB stagnan.

Kemudian pelemahan konsumsi sebagian besar dipicu oleh naiknya angka PHK yang tercatat mencapai 24 ribu per April, dibanding 18 ribu tahun lalu. Selain itu, proporsi pekerja informal meningkat menjadi 59,4% dari total angkatan kerja, jauh di atas rerata sebelum pandemi.

“Pendapatan yang tidak tetap menyebabkan konsumsi melambat. Ini yang perlu ditangani pemerintah adalah akar masalah: lemahnya daya saing industri domestik yang kalah bersaing dengan produk impor berkualitas dan berharga kompetitif, terutama di sektor padat karya,” dia menjelaskan.

Siap-siap Investasi SBN Ritel di Sini

Kebijakan BI dan Dukungan Fiskal

Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di 5,5% pada Juni lalu, namun memberi sinyal pelonggaran lebih lanjut. Konsensus pasar memperkirakan pemangkasan lanjutan 50 bps di semester II, menjadi 5,00–5,25%.

Di sisi lain, fiskal menjadi tumpuan penopang pertumbuhan. Belanja negara mulai akselerasi per Juni, dan diperkirakan berlanjut berkat realokasi APBN, stimulus Rp24,4 triliun, dan pembayaran gaji ke-13 ASN senilai Rp49,4 triliun. Kebijakan ini diharapkan bisa menjaga momentum belanja dan konsumsi domestik.

Prediksi Pasar Saham & Obligasi

Dimas memprediksi pasar saham dan obligasi di paruh kedua 2025 akan tetap dinamis. Obligasi berpotensi positif karena ekspektasi penurunan BI Rate, stabilnya rupiah, dan potensi reinvestasi dari jatuh tempo SRBI kuartal ketiga.

Sementara pasar saham, meski valuasinya masih rendah dan sentimen belum pulih sepenuhnya, menawarkan entry point menarik untuk investor jangka panjang. Di tengah ketidakpastian, diversifikasi menjadi strategi utama, yakni obligasi untuk stabilitas, saham untuk pertumbuhan jangka panjang.

“Di tengah dinamika pasar, salah satu solusi yang dapat kita lakukan sebagai investor adalah diversifikasi di kedua kelas aset, mengambil benefit dari masing-masing karakteristik kelas aset tersebut,” dia mengungkapkan.

Obligasi berperan sebagai penahan volatilitas portofolio sambil menantikan perkembangan negosiasi tarif kondisi geopolitik, dan di saat yang sama tetap menangkap potensi dari ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Namun momen harga saham yang rendah, kata dia, dapat dimanfaatkan untuk menangkap peluang investasi jangka panjang, dengan alokasi yang disesuaikan dengan profil risiko, tujuan dan horizon investasi investor.

Beli Saham di Sini

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua