Bareksa – Reksadana terproteksi cocok untuk investor konservatif hingga moderat. Berikut ulasan mengenai produk reksadana terproteksi dengan kelolaan terbesar.

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report October 2025 yang mengolah data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa Syailendra Capital Protected Fund 45 kembali menjadi reksadana terproteksi dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) terbesar, yakni mencapai Rp3,90 triliun per akhir Oktober 2025.

Posisi kedua kembali diisi oleh Manulife Proteksi Dana Utama III dengan dana kelolaan masing-masing sebesar Rp2,72 triliun dan Rp2,70 triliun. Sementara itu posisi ketiga jadi ditempati BNI AM Proteksi Rasamala yang berhasil naik dua peringkat dibandingkan bulan sebelumnya, dengan kelolaan Rp2,35 triliun.

Poin Penting Reksadana Terproteksi Terbesar Oktober 2025

- Syailendra Capital dan BNI Asset Management kembali dominan dengan berhasil kembali mengirimkan produknya masing-masing masuk dalam 10 besar, menandakan kekuatan manajemen aset mereka di segmen reksadana terproteksi.

- Sementara Manulife Aset Manajemen Indonesia kembali mengantarkan 2 produknya dalam 10 besar reksadana terproteksi.

- Secara tahun berjalan (YTD) beberapa produk mencatatkan pertumbuhan AUM tertinggi yakni Manulife USD Proteksi Brilian (3%) dan BRI Proteksi 85 serta BRI Proteksi 81 yang masing-masing naik 2%.

- Cocok untuk investor konservatif hingga moderat: reksadana terproteksi menawarkan perlindungan modal dan imbal hasil rutin, cocok untuk investor yang menghindari volatilitas pasar.

Top 10 Reksadana Terproteksi Dana Kelolaan Terbesar (per Oktober 2025)

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry – Monthly Report October 2025​

Artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2025. Untuk akses laporan penuh dan informasi lebih lanjut, hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

Beli Reksadana, Klik di Sini

(Reynaldi Gumay/MP/hm)

***

DISCLAIMER

Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan dalam berinvestasi reksadana.