BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Saham Bukalapak Turun, Begini Strategi Schroders Mengelola Reksadananya

Abdul Malik13 Agustus 2021
Tags:
Saham Bukalapak Turun, Begini Strategi Schroders Mengelola Reksadananya
President Director PT Schroder Investment Management Indonesia (''Schroders Indonesia''), Michael T. Tjoajadi, saat acara Seminar Economic Outlook 2020 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (10/12/2019). (Bareksa/A Malik)

Schroders Indonesia justru tidak khawatir dengan pergerakan harga saham BUKA belakangan ini

Bareksa.com - Setelah mengalami dua kali auto rejection atas (ARA) pada dua hari pertama sejak initial public offering (IPO), saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) justru mengalami auto rejection bawah (ARB) dalam dua hari terakhir. Teranyar, pada perdagangan Kamis (12/8), saham BUKA ambles 6,76 persen ke Rp965 per saham. Kapitalisasi pasar BUKA pun kini sudah turun di bawah Rp100 triliun, tepatnya Rp99,45 triliun.

Meski begitu, investor institusi seperti PT Schroder Investment Management Indonesia justru tidak khawatir dengan pergerakan harga saham BUKA belakangan ini. Schroders Indonesia merupakan salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar Tanah Air yang membeli saham BUKA saat perhelatan IPO.

“Kami masuk ke saham ini karena memang ingin berinvestasi untuk jangka panjang, bukan masuk untuk beli kemudian jual dalam jangka pendek,” tutur Presiden Direktur Schroder Michael Tjandra Tjoajadi dilansir Kontan (12/8).

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut dia, sektor e-commerce tidak lagi sekadar adaptif dalam kondisi pandemi, tapi justru malah berkembang. Karena itu, pihaknya masih berinvestasi pada sektor ini seiring potensi bisnis mereka sebagai new economy.

Di balik volatilitas harga BUKA sejak IPO, Michael justru melihat hal ini membuat BUKA harus membuktikan kepada pasar dan investor bahwa ke depannya kinerja mereka justru akan tumbuh. Dia menilai, Bukalapak.com harus memperlihatkan mereka sebagai perusahaan yang masih akan terus eksis pada bisnisnya.

“Kami terbuka terhadap saham-saham sektor teknologi maupun bank digital, karena ke depannya memang arahnya ke sana. Tapi, tentu kami akan selektif dalam melakukan financial assessment, tidak hanya sebatas business plan, tapi juga bagaimana mereka menjalankan rencana tersebut,” tutup Michael.

Reksadana Schroders dengan Portofolio BUKA

Berdasarkan daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, terdapat dua reksadana yang memiliki saham BUKA salam portofolionya berdasarkan fund fact sheet per Juli 2021. Dua reksadana itu ialah Schroder Dana Istimewa dan Schroder 90 Plus Equity Fund. Dalam setahun terakhir (per 6 Agustus 2021), Schroder Dana Istimewa membukukan imbal hasil 22,62 persen dan Schroder 90 Plus Equity Fund dengan imbalan 9,28 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Schroder Dana Istimewa bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan minimal penjualan kembali Rp100.000. Reksadana ini memiliki kebijakan investasi mInimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas serta maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Top portofolio investasi dari reksadana ini per Juli 2021 di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bukalapak (BUKA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Senada Schroder 90 Plus Equity Fund juga bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan minimal penjualan kembali Rp100.000. Kebijakan investasi reksadana ini minimum 90 persen dan maksimum 100 persen ada efek bersifat ekuitas yang ditawarkan melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek. Serta minimum 0 persen dan maksimum 10 persen pada instrumen pasar uang termasuk kas.

Top portofolio reksadana ini per Juli 2021 yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bukalapak (BUKA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua