Ini Strategi Manulife AM Kelola Reksadana Pendapatan Tetap
Perseroan menjaga portofolio obligasi dalam denominasi rupiah pada durasi tactical overweight

Perseroan menjaga portofolio obligasi dalam denominasi rupiah pada durasi tactical overweight
Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021, menyebutkan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap, tumbuh 1,11 persen sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (YtD) pada bulan lalu.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Februari 2021 tercatat Rp142,52 triliun. Sebelumnya, pada Januari 2021 dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tercatat Rp139,6 triliun. Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada bulan lalu, tumbuh 2 persen secara bulanan/MoM dan naik 16 persen secara tahunan/YoY.
Kenaikan dana kelolaan itu seiring dengan pertumbuhan unit penyertaan reksadana pendapatan tetap yang tercatat tumbuh 5,02 persen (YtD), menjadi 87,4 miliar unit. Pertumbuhan unit penyertaan yang lebih besar dibandingkan dana kelolaan, menandakan minat investor untuk membeli reksadana pendapatan tetap terus meningkat.
Promo Terbaru di Bareksa
Pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Fabruari 2021, juga ditopang oleh kinerja manajer investasi (MI) yang mayoritas tumbuh positif pada bulan lalu.
Manulife Aset Manajemen Indonesia merupakan perusahaan manajemen investasi juara pertama dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Februari 2021. Pada bulan lalu, AUM reksadana pendapatan tetap Manulife AM tercatat Rp21,42 triliun, dengan market share 15 persen.
Manulife mencetak kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 6 persen secara YtD dan 5 persen MoM, serta secara tahunan (YoY) meroket 94 persen. Perseroan merupakan juara bertahan di kelolaan reksadana pendapatan tetap ini.
Strategi Manulife AM
Namun seiring melonjaknya imbal hasil US Treasury sepanjang Februari 2021 yang naik di atas 1,6 persen, membuat Manulife AM harus menyiapkan strategi dalam mengelola reksadana pendapatan tetap agar tetap membukukan kinerja optimal.
Menurut Ezra Nazula – Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, lonjakan imbalan US Treasury utamanya akibat ekspektasi normalisasi aktivitas, pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi AS yang lebih tinggi dan lebih cepat dari perkiraan semula.
"Peningkatan ekspektasi inflasi otomatis tentu diikuti juga dengan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, yang pada akhirnya memicu lonjakan kenaikan imbal hasil US Treasury di bulan Februari," ungkap Ezra akhir pekan lalu.
Apa strategi Manulife AM dalam mengelola reksadana pendapatan tetap? Ezra menilai imbal hasil obligasi pemerintah denominasi rupiah tenor 10 tahun yang berada di atas level 6,5 persen sebagai entry level yang menarik, mengingat inflasi rendah, suku bunga riil salah satu tertinggi di dunia, likuiditas domestik yang melimpah, serta potensi meningkatnya arus dana asing mengingat kepemilikannya yang sudah rendah.
"Portofolio obligasi dalam denominasi rupiah kami jaga pada durasi tactical overweight, baik bagi portofolio dengan durasi pendek ataupun menengah memanfaatkan kebijakan akomodatif Bank Indonesia dan potensi meningkatnya arus asing mengingat kepemilikan yang sudah rendah," dia menjelaskan.
Ezra menyatakan portofolio obligasi dalam denominasi dolar dijaga pada durasi tactical overweight memanfaatkan kebijakan The Fed yang masih akomodatif dan yield US Treasury yang sudah mencapai target akhir tahun 2021.
"Duration management dan yield enhancement diharapkan untuk menjadi penopang kinerja portofolio di tahun ini. Selain itu kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi akan memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali," ungkap Ezra.
Dalam daftar reksadana pendapatan tetap Manulife AM yang tersedia di Bareksa, terdapat 5 produk yang seluruhnya memang mencatatkan kinerja negatif sebulan terakhir (per 16 Maret 2021).
Namun dalam 3 tahun terakhir, lima produk tersebut membukukan imbalan positif antara 7,12 persen hingga 21,16 persen. Imbalan tertinggi dibukukan oleh Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A dengan imbal hasil 21,16 persen, kemudian disusul Manulife Obligasi Unggulan Kelas dengan imbalan 16,53 persen.
Kemudian Manulife Pendapatan Bulanan II dengan imbalan 3,25 persen dan Manulife Syariah Sukuk Indonesia dengan imbalan 4,19 persen.
Kinerja Produk Reksadana Pendapatan Manulife AM (per 16 Maret 2021)
Sumber : Bareksa
(Abdul Malik/Tim Data)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.