BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Ini Penopang Kelolaan Avrist AM Naik pada Februari di Tengah Tekanan Industri

Abdul Malik08 Maret 2021
Tags:
Ini Penopang Kelolaan Avrist AM Naik pada Februari di Tengah Tekanan Industri
Ilustrasi dana kelolaan reksadana. (Shutterstock)

Avrist AM membukukan dana kelolaan Februari 2021 mencapai Rp5,97 triliun, naik 6 persen dibandingkan Januari

Bareksa.com - PT Avrist Asset Management (AM) mencatat, dana kelolaan (asset under management/AUM) hingga Februari 2021 mencapai Rp5,97 triliun. Nilai ini meningkat sekitar 6 persen dibandingkan Januari 2021 yang mencapai Rp5,6 triliun.

Direktur Avrist AM Farash Farich menjelaskan, peningkatan dana kelolaan ini ditopang oleh dua jenis reksadana. "Ada peningkatan dana kelolaan di reksadana pasar uang dan sedikit di reksadana saham," ujar dia di Jakarta, Senin, (8/3).

Berbeda dengan Avrist Asset Management, industri reksadana justru mencatat penurunan AUM pada Februari 2021. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Februari 2021, kelolaan industri reksadana tercatat Rp571,75 triliun, turun tipis sekitar 0,08 persen dari posisi per Januari 2021 yang senilai Rp572,21 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Penurunan AUM yang terjadi pada bulan lalu juga diikuti oleh keluarnya sebagian pelaku pasar dengan melepas kepemilikan reksadananya. Hal tersebut terlihat dari penurunan unit penyertaan dari sebelumnya 441,03 miliar unit per Januari 2021, menjadi 434,77 miliar unit penyertaan per Februari 2021.

Berdasarkan data OJK, dari 9 tipe reksadana yang ada, 7 di antaranya mencatatkan kenaikan AUM, sementara hanya 2 tipe yang mampu mencatatkan penurunan AUM. Meski demikian, penurunan pada 2 tipe reksadana, yakni reksadana pasar uang dan terproteksi cukup besar dibandingkan 7 tipe reksadana lainnya.

Adapun reksadana pasar uang menjadi yang paling turun signifikan mencapai Rp7,68 triliun sepanjang bulan lalu. Penurunan jenis reksadana ini seiring dengan dipangkasnya suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate 0,25 persen ke level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 Februari.

Farash menjelaskan, penurunan reksadana pasar uang ini juga disebabkan oleh aksi investor yang mulai mengalihkan investasinya ke instrumen reksadana saham. Hal ini juga yang akan menyebabkan reksadana saham tetap akan berkembang ke depannya.

"Reksadana saham diperkirakan masih akan bertumbuh sampai Maret 2021 karena adanya optimisme pemulihan bisnis," kata dia.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,36

Up0,41%
Up3,60%
Up0,02%
Up5,91%
Up19,01%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,83

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,22%
Up17,48%
Up42,87%

STAR Stable Income Fund

1.915,81

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,25%
Up30,81%
Up60,29%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.757

Down- 0,19%
Up3,05%
Up0,01%
Up4,62%
Up19,15%
Up47,74%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,38

Up0,12%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,94%
Down- 1,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua