BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

AUM Reksadana Campuran Januari 2020 Anjlok, Dana Kelolaan MI Ini Tetap Melesat

Bareksa13 Februari 2020
Tags:
AUM Reksadana Campuran Januari 2020 Anjlok, Dana Kelolaan MI Ini Tetap Melesat
Ilustrasi es campur untuk menggambarkan investasi reksadana campuran

Pertumbuhan AUM reksadana campuran YoY terbesar antara lain BNI AM dan Syailendra

Bareksa.com - Kinerja reksadana campuran pada Januari 2020 dari sisi pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) maupun penerbitan unit, mengalami koreksi atau penurunan pertumbuhan secara year to date (YTD).

Laporan Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Januari 2020 menyebutkan AUM reksadana campuran pada Januari 2020 tercatat Rp29,3 triliun, minus 5,01 persen dibandingkan posisi Desember 2019 yang mencapai Rp30,9 triliun.

Illustration
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Januari 2020

Promo Terbaru di Bareksa

Meski begitu, jika dibandingkan posisi AUM reksadana campuran Desember 2018, yang tercatat baru Rp28,7 triliun, maka AUM pada Januari 2020 lebih besar.

Di sisi lain pertumbuhan reksadana campuran yang terkoreksi, jauh kebih kecil dari sisi penerbitan unit. Dibandingkan Desember 2019, pertumbuhan unit reksadana saham pada Januari 2020 minus 1,71 persen menjadi 25 juta unit dari sebelumnya 25,4 juta unit.

Tapi, pertumbuhan unit reksadana campuran pada Januari 2020, lebih besar dibandingkan pertumbuhan pada Desember 2018, yang kala itu masih 21,1 juta unit.

Illustration
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Januari 2020

MI Jawara AUM Reksadana Campuran

Pada Januari 2020 manajer investasi yang menjadi jawara dana kelolaan reksadana campuran ialah Insight (PT Insight Investment Management) di urutan pertama dan Schroders Indonesia (PT Schroder Investment Management Indonesia) di urutan kedua yang masing-masing menguasai 19 persen dan 18 persen pasar AUM reksadana campuran di industri. Pada bulan lalu, AUM reksadana campuran Insight dan Schroders Indonesia masing-masing Rp5,55 triliun dan Rp5,22 triliun.

Di posisi ketiga ada Capital AM (PT Capital Asset Management) yang menguasai pangsa pasar 6 persen dengan dana kelolaan reksadana campuran Rp18,98 triliun. Posisi keempat hingga 6 yakni Batavia AM (PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen), Syailendra (PT Syailendra Capital) dan Maybank AM (PT Maybank Asset Management), masing-masing menguasai market share AUM reksadana campuran 5 persen.

Nilai AUM reksadana campuran Capital, Batavia dan Syailendra pada Januari 2020 masing-masing Rp1,89 triliun, Rp1,52 triliun dan Rp1,42 triliun. Sedangkan Panin AM (PT Panin Asset Management) di posisi ke-7 dengan market share 4 persen dan AUM Rp1,07 triliun.

Di posisi 8-10 ada STAR (PT Surya Timur Alam Raya), Manulife AM (PT Manulife Aset Manajemen Indonesia), dan Pacific Capital (PT Pacific Capital Investment) yang masing-masing menguasai pangsa pasar AUM reksadana campuran 3 persen.

Illustration
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Januari 2020

MI Pertumbuhan AUM Reksadana Campuran Terbesar

Meskipun secara industri, dana kelolaan reksadana campuran menyusut sepanjang bulan lalu, namun ada beberapa MI yang tetap mencatatkan pertumbuhan. Menurunnya AUM reksadana campuran seiring lesunya pasar modal nasional akibat dihantam beragam sentimen eksternal mulai meluasnya wabah virus corona, hingga faktor internal beragam kasus seperti Jiwasraya dan beberapa MI yang disemprit Otoritas Jasa Keuangan karena transaksi gagal bayar.

Reksadana campuran ialah salah satu reksadana yang berbasis saham, wajar mengalami tekanan seiring tekanan di Indeks Harga Saham Gabungan sepanjang Januari 2020. IHSG yang menjadi tolok ukur bursa saham Tanah Air tercatat anjlok 5,71 persen sepanjang bulan Januari 2020, atau menjadi bulan Januari terburuk bagi pasar saham Tanah Air dalam sembilan tahun terakhir.

Meski begitu, beberapa perusahaan manajemen investasi yang tetap mencatatkan pertumbuhan AUM reksadana campuran pada Januari 2020 secara tahunan atau year to year (YOY) atau secara bulanan.

Tercatat pertumbuhan tertinggi dalam posisi 20 besar yakni BNI AM dengan lonjakan AUM reksadana campuran 251 persen secara tahunan dan 3 persen secara bulanan, disusul Syailendra melonjak 217 persen secara tahunan namun secara bulanan minus 2 persen, serta STAR melesat 176 persen secara tahunan dan 3 persen secara bulanan.

Pertumbuhan AUM reksadana campurn secara YOY selanjutnya, Insight (71 persen), Batavia PAM (56 persen), Sucorinvest (19 persen) dan Capital AM (3 persen).

Reksadana Campuran

Apa sebenarnya reksadana campuran? Reksadana campuran adalah investasi yang menanamkan dananya di berbagai macam efek, antara lain saham, obligasi, dan pasar uang (deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun). Artinya, kalau kita melakukan investasi di reksadana campuran, pemasukan kita akan terdiri atas hasil pengelolaan dana di berbagai macam instrumen itu.

Menurut aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi investasi di reksadana campuran harus terbagi-bagi ke saham, obligasi, dan pasar uang. Porsi masing-masing instrumen itu maksimal 79 persen dari nilai aktiva bersih atau nilai dana yang kita investasikan dalam portofolio reksadana campuran tersebut.

Reksadana campuran sering direkomendasikan untuk pemodal atau investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu menengah hingga panjang (3 hingga di atas 5 tahun). Jenis reksadana ini menjadi favorit, terutama bagi masyarakat yang baru mulai berinvestasi karena risikonya yang tidak terlalu besar, tetapi imbal hasilnya cukup menjanjikan.

Dengan melakukan investasi di reksadana campuran, artinya risiko investasi kita akan tersebar. Saat satu porsi instrumen aset menghasilkan kerugian, porsi instrumen aset lain bisa saja memberikan keuntungan yang besar. Hal itu juga berarti pemasukan dari jenis investasi ini tidak tetap, bergantung pada porsi instrumen yang dipilih manajer investasi.

Reksadana campuran merupakan pilihan cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat hingga tinggi, karena bisa memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka pendek hingga menengah dengan risiko sedang.

Perlu diingat kembali, untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda ya.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report January 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua