BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

IDX30 Tumbuh di Bawah IHSG, Begini Prospek Reksadana Indeks hingga Akhir 2019

Bareksa09 September 2019
Tags:
IDX30 Tumbuh di Bawah IHSG, Begini Prospek Reksadana Indeks hingga Akhir 2019
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/8/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 41.36 poin atau 0,65 persen ke level 6,340.18. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Indeks IDX30 baru tumbuh 0,12 persen year to date di bawah IHSG yang mampu membukukan kenaikan 1,85 persen YtD

Bareksa.com - Sejak awal tahun hingga memasuki akhir kuartal ketiga tahun ini, kinerja indeks IDX30 belum memuaskan sehingga akhirnya turut memengaruhi industri reksadana yang mengacu pada indeks tersebut.

Sekadar mengingatkan, indeks IDX30 baru tumbuh 0,12 persen secara year to date (YtD) per Jumat (06/09/2019). Padahal, di saat yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu membukukan kenaikan 1,85 persen YtD.

Sebagai informasi, indeks IDX30 adalah indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Promo Terbaru di Bareksa

Meskipun kinerja indeks IDX30 masih tertinggal dari IHSG, secara jangka panjang reksadana berbasis indeks IDX30 masih terbilang cukup propektif.

Seperti sudah disebutkan di atas bahwa secara umum indeks IDX30 berisikan saham-saham paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar. Karena itu, saham-saham seperti ini sangat disukai investor yang ingin keluar-masuk pasar dengan cepat, termasuk investor asing.

Sepanjang tahun ini, asing kerap melakukan aksi jual dari pasar saham lantaran adanya ketidakpastian global seperti perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan risiko resesi ekonomi global.

Ketika hal tersebut terjadi, maka saham-saham yang berada dalam indeks IDX30 paling rentan mengalami penurunan harga. Sisi negatifnya, saham-saham tersebut biasanya menjadi bulan-bulanan investor asing.

Dampak Terhadap Kinerja Reksadana Indeks

Seperti diketahui, reksadana Indeks adalah reksadana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.

src=//media.bareksa.com/resources/image/2019/09/23113/id_15680160691.png
Sumber: Bareksa

Berdasarkan reksadana indeks yang dijual Bareksa, terdapat dua produk reksadana indeks IDX30 yang kompak mencatatkan kinerja di atas indeks acuannya, yakni CIMB-Principal Index IDX30 dengan return 0,56 persen YtD, dan Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 dengan return 0,72 persen YtD.

Padahal, keberhasilan suatu reksadana indeks ditentukan oleh selisih (tracking error) yang semakin kecil dari imbal hasil reksadana tersebut dengan indeks yang menjadi acuannya.

Maka dari itu, tak heran ketika performa indeks IDX30 melambat, kinerja reksadana berbasis indeks tersebut juga mengalami hal serupa.

Karena reksadana berbasis indeks dikelola secara pasif, maka penyesuaian bobot sektor saham kemungkinan hanya dilakukan pada saat indeks acuannya mengalami revisi komposisi anggota.

Adapun jika manajer investasi mengubah komposisi sahamnya, justru hal ini bisa memperbesar risiko reksadana indeks, apabila jika perubahannya tidak sesuai kondisi pasar ke depan.

Menurut analisis Bareksa, prospek reksadana indeks IDX30 masih cukup menarik dalam beberapa waktu ke depan.Terlebih, jumlah anggota IDX30 yang tergolong mini ditambah dengan likuiditas yang mumpuni serta kapitalisasi pasar yang besar, membuat indeks ini masih cukup populer di kalangan manajer investasi.

Kemudian dari sisi performa, secara jangka panjang indeks IDX30 biasanya mampu mencetak return yang lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG.

Adapun jelang akhir tahun nanti, kinerja indeks IDX30 diprediksi akan tumbuh lebih baik berkat adanya aksi window dressing di pasar saham domestik yang bertepatan dengan rilis laporan keuangan emiten.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua