Dana Kelolaan Reksadana Offshore Cenderung Menurun, Apa Penyebabnya?
Jika dilihat sejak awal tahun, dana kelolaan reksadana offshore turun Rp2,6 triliun ke level Rp6,5 triliun per Mei 2019
Jika dilihat sejak awal tahun, dana kelolaan reksadana offshore turun Rp2,6 triliun ke level Rp6,5 triliun per Mei 2019
Bareksa.com - Faktor ketidakpastian global yang masih cukup tinggi membuat kinerja dan dana kelolaan reksadana yang memiliki efek luar negeri atau yang disebut dengan offshore mengalami kontraksi.
Berdasarkan catatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan reksadana offshore cenderung menurun. Jika dilihat sejak awal tahun, dana kelolaan reksadana offshore turun Rp2,6 triliun ke level Rp6,5 triliun per akhir Mei 2019. Sedangkan, secara bulanan dana kelolaan juga turun tercatat turun Rp54 miliar.
Menurut analisis Bareksa, dana kelolaan reksadana offshore turun dikarenakan terdampak oleh kondisi pasar yang juga sedang kurang kondusif dan menyebabkan penurunan harga unit.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi, pada Mei lalu bursa global mengalami gejolak dan koreksi yang dalam yang disebabkan oleh memanasnya isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Tercatat, indeks Dow Jones turun 6,7 persen sepanjang bulan Mei, kemudian indeks MSCI emerging market juga tak luput dari pelemahan dengan anjlok 7,5 persen. Sementara IHSG sendiri merosot 3,81 persen di periode yang sama.
Sentimen negatif dari global berupa perang dagang serta data ekonomi AS yang cenderung melambat, pada akhirnya membuat pelaku pasar cenderung menunggu alias wait and see dalam mengambil keputusan investasinya.
Di sisi lain, turunnya dana kelolaan juga bergerak beriringinan dengan turunnya kinerja reksadana offshore dalam periode yang sama. Sepanjang bulan Mei, mayoritas reksadana global mencatatkan imbal hasil negatif dalam kisaran level 4 persen hingga 7 persen.
Namun jika melihat sebulan kebelakang, kinerja reksadana offshore sebenarnya sudah menunjukkan pertumbuhan. Sentimen positif mulai dari keyakinan pasar akan penurunan suku bunga AS, serta pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 pada akhir bulan ini.
Kemudian memasuki bukan Juni, kinerja reksadana offshore sudah mulai membaik karena pasar global rebound dari koreksi dalam yang terjadi sepanjang bulan Mei. Hal tersebut dipengaruhi dari membaiknya perkembangan perang dagang AS dan China yang mulai sedikit melunak.
Adapun untuk saat ini, investor bisa tetap berinvestasi di reksadana secara perlahan atau dengan kata lain jangan masuk ke pasar dalam jumlah yang langsung besar. Meskipun terbukanya ekspektasi perbaikan pasar setelah suku bunga AS dipastikan akan segera turun, tetapi perang dagang masih belum usai dan berpotensi memberi ketegangan yang tidak disangka.
Saat ini, valuasi aset efek luar negeri berada di level yang cukup menarik, sehingga untuk jangka panjang reksadana offshore masih menjadi pilihan investasi yang menarik sambil mendapatkan peluang dari pertumbuhan ekonomi dunia dengan melakukan diversifikasi pada aset offshore.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,39 | 0,78% | 3,86% | 6,20% | 7,90% | 18,56% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.830,22 | 1,10% | 3,97% | 5,83% | 7,51% | 17,35% | 41,91% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.069,4 | 0,76% | 3,79% | 6,05% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.244,77 | 0,70% | 3,52% | 5,34% | 6,93% | 19,53% | 35,46% |
Reksa Dana Syariah Syailendra Tunai Likuid Syariah | 1.157,86 | 0,30% | 2,45% | 3,83% | 4,99% | 14,18% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.