10 Besar Reksa Dana Saham Return Tertinggi; Apa Isinya?

Bareksa.com - Sebulan terakhir IHSG bergerak fluktuatif dengan level tertinggi pada 5.514,79 dan terendah pada 5.413,15. Tekanan jual asing terjadi sehingga memberatkan laju peningkatan indeks dimana IHSG sebulan ini hanya naik 0,37 persen. Namun beberapa reksadana saham ternyata mampu memberikan return lebih dari itu.

Berdasarkan data Bareksa, berikut ini 10 reksa dana saham dengan return tertinggi sepanjang satu bulan terakhir:

Tabel: 10 Besar Return Tertinggi Reksa Dana Saham

sumber:bareksa.com

Setelah ditelusuri dari fund factsheet, beberapa reksa dana diatas mengalokasikan portofolionya lebih besar pada sektor saham perdagangan dan jasa. Berikut ini alokasi aset beberapa reksadana yang tertera dalam fund factsheet:

Milenuim Equity Growth Fund mengalokasikan 25,27 persen portofolio saham di saham sektor perdagangan dan jasa, 23,27 persen di sektor konstruksi, dan 17,50 persen di sektor keuangan.

Milenium Dynamic Equity Fund mengalokasikan 36,01 persen di sektor perdagangan dan jasa, 18,30 persen di sektor konstruksi, 17,72 persen di sektor keuangan, dan 15,37 persen di sektor perkebunan.

MNC Dana Ekuitas mengalokasikan 24,67 persen di sektor perdagangan dan jasa, 19,33 persen di sektor di sektor infrastruktur, 13,03 persen di sektor barang konsumsi, 11,65 persen di sektor konstruksi, dan 9,06 persen di sektor keuangan.

Kemampuan pertumbuhan reksa dana tersebut tidak terlepas dari kinerja sektor perdagangan yang sempat meningkat 13 persen dari awal tahun sampai awal Maret ini. Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo, mengatakan bahwa sektor perdagangan masih memiliki daya tarik karena tingginya konsumsi domestik Indonesia. Menurutnya, konsumsi domestik menyumbang lebih dari 50 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Selain dukungan dari konsumsi domestik, sektor perdagangan juga menarik karena pertumbuhan kelas menengah yang cukup signifikan di Indonesia. Analis sektor perdagangan BNI Sekuritas, Ankga Adiwirasta, mengatakan bahwa daya tarik sektor perdagangan adalah dari pertumbuhan kelas menengah yang cukup besar. "Kelas menengah kita jumlahnya besar, pertumbuhan sekitar 10 juta orang setiap tahun, apalagi kemarin harga BBM turun," katanya saat digubungi Bareksa.

Namun Ankga memproyeksikan pertumbuhan sektor perdagangan di masa mendatang tidak begitu besar. Hal tersebut dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan kekhawatiran peningkatan harga BBM di masa mendatang. Sehingga, dibandingkan sektor perdagangan, Ankga lebih memilih sektor infrastruktur dan konstruksi sebagai pilihan investasi. (qs)