BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Kenaikan Emas Lebih Tinggi Dari Reksa Dana, Kok Bisa?

Bareksa17 Februari 2015
Tags:
Kenaikan Emas Lebih Tinggi Dari Reksa Dana, Kok Bisa?
Seorang pegawai Pegadaian menunjukan sekeping emas PT Antam di Kota Pekanbaru, Riau, (8/1/2015) (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Investasi emas dapat menghasilkan return hingga 173 persen dalam kurun waktu kurang dari delapan bulan

Bareksa.com - Masyarakat di Indonesia sangat meminati produk investasi emas karena diyakini harganya yang meningkat stabil dan cenderung meningkat, sehingga ragu untuk beralih ke produk investasi lain seperti reksa dana

Misalnya saja seorang ibu rumah tangga bernama Warginingsih kepada Bareksa.com mengatakan harga emas yang pernah dia beli hampir sembilan tahun yang lalu telah meningkat hingga 173 persen. "Memang reksa dana bisa kasih untung saya berapa?".

Dia membeli 25 gram emas pada tanggal 5 April 2007 dengan harga sekitar Rp200 ribu per gramnya. Sehingga Warginingsih harus mengeluarkan kocek sekitar Rp4,8 juta untuk membeli emas tersebut. Saat ini harga emas berada pada harga sekitar Rp500 ribu per gramnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Dari data Bareksa.com, pada akhir April 2007, indeks reksa dana saham berada pada posisi 2.558,33 -- indeks mewakili rata-rata harga reksa dana saham di Indonesia --. Per 16 Februari 2015, indeks berada pada angka 5.802,19. Artinya rata-rata reksa dana saham di Indonesia hanya naik 126,79 persen. Loh kok naiknya malah lebih kecil?

Grafik Harga Emas Periode Akhir Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Jika kita lihat dari grafik diatas memang harga emas terlihat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan kenaikan rata-rata 13 persen per tahunnya. Namun jika kita menghitung pergerakan harga emas dari tahun 2013 hingga sekarang, justru harga emas stagnan dan cenderung turun -- kenaikannya rata-rata negatif 1 persen --.

Kenaikan emas dalam tiga tahun terakhir itu juga lebih ditopang oleh pelemahan rupiah, bukan kenaikan harga emasnya sendiri. Untuk membuktiknya mari kita lihat grafik berikut ini:

Grafik Perbedaan Harga Emas Internasional Dengan Harga Emas di Indonesia

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Grafik Nilai Tukar Rupiah

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Grafik pertama menunjukan perbedaan harga emas internasional dan harga emas di Indonesia sedangkan grafik kedua menunjukan pergerakan nilai tukar rupiah -- pada grafik nilai tukar, jika garisnya meningkat menunjukan rupiah melemah --.

Terlihat harga emas di Indonesia naik melebihi harga emas internasional pada saat kondisi rupiah loyo yakni pada tahun 2008 dan periode tahun 2013 sampai saat ini.

Tahun 2013, harga emas internasional seharusnya turun 28 persen, namun akibat pelemahan rupiah harga emas di Indonesia hanya turun 9 persen. Harga emas anjlok akibat China dan India melakukan pembatasan pembelian emas.

Saat itu Cina sedang mengalami perlambatan akibat krisis kredit sehingga membatasi pembelian emas. Sementara di India, pemerintah India menaikkan pajak pembelian emas untuk mengurangi impor emas dan mengurangi defisit neraca perdagangan India.

Lalu bagaimana dengan reksa dana saham ? Perhatikan grafik berikut ini:

Grafik Indeks Reksa Dana Saham

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Indeks reksa dana saham dari tahun 2013 hingga sekarang justru mengalami kenaikan 7 persen per tahunnya. Bahkan kalau kita pilih produk reksa dana yang kinerjanya baik justru bisa memperoleh kenaikan hingga lebih dari 30 persen, atau 15 persen per tahunnya.

Grafik Kinerja Produk Reksa Dana Saham Dengan Kenaikan Tertinggi Dalam 2 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Hal ini disebabkan kondisi ekonomi di Indonesia yang terus mengalami perbaikan. Lihat saja jumlah masyarakat kelas menengah kita yang meningkat. Tingkat kemacetan yang tinggi di kota-kota besar di Indonesia menunjukan kekayaan masyarakat yang meningkat.

Ketika kekayaan masyarakat meningkat, maka bisnis menjadi tumbuh. Di dalam reksa dana saham sendiri terdiri saham-saham atas perusahaan di Indonesia. Jika bisnis perusahaan semakin bagus, labanya naik maka akan menambah keuntungan pemegang reksa dana yang memiliki saham perusahaan itu.

Sementara emas lebih dikenal sebagai instrumen safe haven -- tempat singgah yang aman --. Investor akan membeli emas jika kondisi ekonomi sedang tidak stabil seperti pada saat rupiah melemah.

Artinya kedepan jikapun permintaan emas meningkat dan menyebabkan harga emas internasional meningkat, belum tentu kita akan merasakan kenaikan harga emas yang sama. Kenapa? karena di masa mendatang rupiah juga akan menguat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Kita juga tentunya tidak ingin bukan nilai tukar rupiah per dolar Amerika melemah hingga lebih dari Rp13.000 per dolar. Karena itu artinya Indonesia mengalami krisis.

Semoga hal ini bisa dipahami para pembaca. Jika ada pertanyaan terkait mengenai investasi di Indonesia Bareksa kini membuka "Fund Academy" tanpa dipungut biaya apapun atau GRATIS. Atau anda selalu bisa berinteraksi dengan kami melalui email [email protected], twitter @bareksacom serta facebook Bareksa. (np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,47

Up0,44%
Up5,47%
Up9,71%
Up9,85%
Up18,69%
Up8,66%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,49

Up0,46%
Up5,00%
Up8,81%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,86

Up0,42%
Up4,45%
Up9,61%
Up9,90%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,26

Up1,03%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua