BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Mengenal Istilah Window Dressing dan January Effect, Bisakah Investor Untung?

Bareksa04 Januari 2019
Tags:
Mengenal Istilah Window Dressing dan January Effect, Bisakah Investor Untung?
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Banyak yang memandang Januari adalah bulan terbaik untuk memulai program investasi atau sebuah resolusi

Bareksa.com - Dalam dunia investasi saham, dikenal beberapa istilah fenomena anomali yang sering terjadi di dalamnya. Jika di akhir tahun (Desember) dikenal ada istilah window dressing, maka di awal tahun dikenal istilah January effect.

Window Dressing

Sebagai informasi, window dressing adalah strategi yang digunakan oleh manajer investasi (fund manager) di akhir tahun untuk memperbaiki penampilan kinerja suatu reksadana sebelum mempresentasikannya kepada klien atau pemegang saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam kegiatan window dressing, fund manager menjual saham dengan kerugian besar dan membeli saham dengan harga tinggi di dekat akhir kuartal. Efek ini kemudian dilaporkan sebagai bagian dari kepemilikan dana.

Laporan kinerja dan daftar kepemilikan dalam reksadana biasanya dikirim kepada klien setiap kuartal, dan klien menggunakan laporan ini untuk memantau hasil investasi dana tersebut.

Ketika kinerja telah tertinggal, fund manager bisa melakukan window dressing untuk menjual saham yang telah melaporkan kerugian substansial dan menggantinya dengan saham yang diharapkan menghasilkan keuntungan jangka pendek untuk memperbaiki keseluruhan kinerja dana untuk periode pelaporan.

Intinya, window dressing merupakan salah satu trik marketing yang biasanya dilakukan oleh para fund manager untuk memperbaiki kinerja portofolionya. Yang mereka lakukan adalah dengan membeli saham-saham yang kinerjanya sedang bagus (harganya sedang naik) menjelang pengumuman laporan keuangan pada akhir kuartal.

Para fund manager yang melakukan window dressing biasanya akan menjual saham-saham yang kinerjanya kurang memuaskan, kemudian membeli saham-saham yang kinerjanya sedang bagus sehingga portofolionya tampak lebih menjanjikan.

Oleh sebab itu, pelaku pasar yang masuk pada saham-saham pilihan saat musim window dressing sebaiknya tidak bertahan terlalu lama karena lonjakan harga tersebut biasanya hanya bersifat sementara.

January Effect

Sementara itu, January effect adalah pola keadaan pasar modal di mana harga-harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua minggu pertama di bulan Januari.

January effect ini sendiri, yang awalnya diteliti pada tahun 1942 oleh Sidney B. Wachtel seorang investment banker, merupakan fenomena kenaikan musiman harga saham selama bulan Januari.

Studi yang menganalisis data pasar saham dari 1904 sampai 1974 menyatakan bahwa rata-rata pengembalian saham selama bulan Januari lima kali lebih besar daripada bulan lainnya sepanjang tahun, terutama pada saham dengan kapitalisasi kecil.

Faktor yang menyebabkan terjadinya January effect menurut para analis umumnya terkait dengan kenaikan pembelian, yang diakibatkan oleh penurunan harga yang biasanya terjadi pada bulan Desember ketika investor merealisasikan sahamnya untuk kepentingan pajak. Selain itu, para investor juga sepertinya menggunakan bonus tunai akhir tahun untuk membeli aset investasi pada bulan berikutnya.

Pandangan beberapa investor lainnya adalah bahwa bulan Januari adalah bulan terbaik untuk memulai program investasi atau sebuah resolusi tahun baru untuk mulai berinvestasi di masa depan.

Apakah kita harus mengikuti January effect?

Jawabannya tentu saja harus dikembalikan kepada pribadi kita masing-masing. Perlu diingat bahwa perdagangan di bursa bukan merupakan ilmu pasti yang 100 persen berlaku sesuai teori, melainkan lebih seperti ilmu seni.

January effect adalah salah satu produk anomali perdagangan pasar tersebut, yang bisa muncul bisa juga tidak. Meski paparan berbagai teori dan strategi sudah banyak kita temui, tetap tidak ada jaminan akan tingkat pengembalian atau pun ramuan akan kebal terhadap potensi kerugian.

Maka akan jauh lebih aman untuk menyikapi January effect dengan bijaksana. Pengenalan tentang pasar beserta anomalinya, mumpuni dalam teori dan pengetahuan saham merupakan langkah awal yang baik.

Kemudian jika Anda dapat melihat rangkaian semuanya secara lebih mendalam dan cermat mengombinasikan satu dengan yang lainnya, maka bukan tidak mungkin bahwa anomali pasar seperti January effect pun bisa Anda berubah menjadi “jalan pintas” bagi Anda untuk meraih keuntungan dengan tingkat risiko yang terkendali. (KA01/hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua